Benar sudah dua minggu Lila mendiam kan ku,sebabnya hanya karena kutolak hadiah darinya. Lalu dengan gampangnya dia berpikir negatif. Dulu dia pernah berjanji bahwa kita akan menjadi sahabat terbaik selamanya. Tetapi ini malah kebalikannya.
Aku dan Kirana sekarang malah penasaran dengan isi dari notepad Lila. Kirana teman sebangku Lila. Mungkin mencari tahu tentang Lila itu lebih gampang. Tetapi tidaklah segampang dahulu sebelum Kirana mengenalku. Karena sekarang Lila merasa waspada kepada Kirana. Entah apa,tidak mengerti apa maksudnya Lila. Semoga saja dia sadar bahwa Aku adalah teman baikknya.
~Hari kedua dari minggu kedua...
Sudah habis les pelajaran ke-4 waktunya istirahat.. Hari ini Aku tak menjajahkan kerupuk seperti biasanya. Karena ibuku sudah kehabisan stok. Esok ia akan membuat kerupunya lagi. Ini hari selasa,hari kedua dari minggu kedua. Tepatnya ini adalah hari akhir permusuhan kami,Aku dan Lila. Tak semestinya suasana menjadi kacau begini. Hingga konsentrasi belajarku menurun karena memikirkannya. Entah gimana cara menghilangkan perasaan gunda tersebut. Selalu kuusir tetapi kunjung datang. Satu satunya cara menghilangi kegalauan padaku ya harus baikkan padanya.Kali ini Aku tak ingin meminta maaf apalagi mengunjungi kelasnya lalu memelas meminta maaf. Aku lelah menjadi pengemis seperti ini. Yah sebenarnya ini bukan masalah yang berat. Karena kupikir pikir diriku menolaknya juga tidak salah. Ini demi kedepannya. Aku hanya duduk di depan kelas sendiri dan membaca novel.
Tak lama kemudian Lila dan temannya lewat di depanku sehabis dari kantin dengan membawa sebungkus roti. Aku yang tak seperti biasanya menyapanya walau tak terbalasnya. Sekarang diriku yang menggapnya tidak ada. Biarlah dia lewat tanpa ada kata. Kuliriknya sekali,dia malah melihatku terus terusan. Lalu saat Lila melihatku Aku pergi ke kelasku tanpa memperdulikannya. Ya sekarang Aku cuek. Aku ingin melihat reaksinya. Jika dia sadar bahwa sekarang di posisiku itu sangat tersiksa. Biarlah dia mengendalikan egonya sendiri...
~Pulang sekolah...
Bel pun berbunyi menandakan waktunya telah usai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Waktunya kembali ke rumah masing masing.
Ada seorang yang memanggilku dari belakang saat Aku menuruni anak tangga sekolah.
"Tara.." (teriaknya)
"Iya..." (jawabku menoleh ke belakang)
"Hemm.. Kamu kenapa?" (tanyanya)
Yah dia ternyata dia Lila. Dengan tergesa gesa dia menghampiriku dengan membopong tas punggungnya.
"Aku ngga apa apa kok.." (jawabku)
"Lalu kenapa cuek?" (tanyanya)
"Itu kan yang kamu mau?"
"Bukan begitu.. Aku cuma kecewa"
"Lalu,maumu apa?"
"Mauku kamu ngerti"
"Ngerti apa?"
"Mengertilah.. Sesuatu"
"Sesuatu apa?"
"Ha cukuplah..." (jawabnya singkat)
"Lalu kamu maunya apa sekarang?" (tanyaku kembali)
"Yasudah deh kita sahabatan seperti biasa"
"Haa gitu dong kan enak dengarnya" (wajahku semringah)
"Oke kita sahabatan seperti biasanya ya" (sambil mengacungkan jari kelingkingnya)
"Oke.." (lalu ku balas jarinya dengan kelingkingku)

KAMU SEDANG MEMBACA
Realis (Kuhantam kejamnya takdir)
RomanceCerita seseorang pemuda dari keluarga yang tidak mampu. Dan pada akhirnya berasil bangkit membangganggakan ibu dalam kepahitan selama ini yang telah dirasakannya. Dan pula seseorang pria yang mencintai seorang gadis. Gadis itu bernama Lila. Hingga...