Sebenarnya Aku kecewa pada diriku. Tak semestinya Aku merepotkan orang lain seperti ini. Lihatlah Lila sudah sangat kecewa. Dan Aku tak tahu harus melakukan apa lagi. Hanya meminta maaf dan meyakinkannya. Tetapi kepercayaannya tidak mau menggubris kata kataku. Yasudahlah buat apa lagi Aku memohon dan mengharapakan Lila seperti dulu.
Pulang dari sekolah pun kuhampiri lagi Lila. Dengan muka melas kumeminta maaf padanya di depan siswa lain. Tetapi dia benar benar tak menghiraukanku. Aku menganggap Lila teman baikku yang spesial. Walau kami bedah kelas tetapi kami sering bersama maupun di sekolah atau di lingkungan desa. Dia tidak seperti ini biasanya kepadaku. Dia selalu tersenyum dan dia prempuan yang sangat ramah. Ini sekarang malah kebalikannya. Ya pastinya karena kado pemberiannya ditolak.
Sampai Aku datang ke rumahnya,Aku tidak menjumpainya malah di usir bapaknya. Apa yang harus kulakukan lagi. Aku merasa seperti kehilangan teman baikku.
~2 hari kemudian...
Sudah 2 hari Aku tak melihat Lila,di sekolah maupun di sawah. Benarkah dia tak ingin menampakkan dirinya. Padahal menurutku Aku hanya menolak hadiahnya itu bukan menolak hubungan pertemanan kami,atau memutuskannya. Tetapi rasa dia kami sudah putus hubungan interaksi dan komunikasi seperti biasanya. Aku merasa rindu padanya.Memang benar Aku menyukainya,tetapi kami hanyalah sebatas teman saja. Tetapi rasa sayangku sudah ada padanya. Takut kehilangannya dan ada juga rasa cemas. Kucoba berpikir positif saja,mungkin inilah jalan yang terbaik yang telah digariskan Tuhan. Aku tak lagi bergaul atau berteman dengannya karena bapaknya sangat melarang. Dan ku tak bisa menyangkalnya.
Keesokan hari...
Keesokan harinya Aku berjumpa Lila di sekolah. Dia pun tetap cuek kepadaku. Aku sih rasa masih sedih. Tetapi itu pilihan Lila,dia ingin menjauhiku dan begitu pula Aku.Mario dkk tahu berita bahwa Lila memberikanku sebuah kado kepadaku. Berita ini sudah menyebar di kelas lainnya. Yang kutahu Mario juga menyukai Lila. Bukan cuma Aku saja yang menyukainya. Lalu Mario seperti mulai mendekati Lila dan sering mengantarnya pulang menggunakan mobilnya. Rasa cemburu pasti,tetapi kalau jodoh kan tidak mungkin di ambil orang,dan tak mungkin tertukar. Biala kelak Lila sesungguhnya milik orang lain,itu lah yang terbaik buatnya.
Di kantin...
Sangat jarang Aku mampir ke kantin buat jajan. Ini adalah ide Aldi buat memata matai dan memastikan Lila baik baik saja saat bergaul denga Mario. Dan faktanya mereka bahagia,mungkin mereka telah jadian. Aku tak perlu ikut campur kalau sudah begitu. Intinya pendam saja perasaanku dalam dalam. Karena Aku bahagia melihatnya bahagia.Hari ini juga Aku menjajahkan kerupuk di sekolah. Ku jajahkan ke kelas kelas. Kerupuk buatan ibuku banyak peminatnya disini. Karena digoreng menggunakan pasir alhasil teksturnya renyah dan padat.
"Alhamdullillah kerupuknya tinggal tersisa 2 bungkus lagi"(ketusku)Lalu Aku balik ke kelasku karena sebentar lagi akan bel masuk jam pelajaran. Sampai di kelas Aku menghitung uang yang kudapatkan dari hasil menjual kerupuk bawang buatan ibu.
"Woi Tara ada yang manggil lu itu" (salah satu teman sekelasku memanggilku)
"Siapa" (tanyaku)
"Lu lihat aja sendiri,katanya mau beli kerupuk lu"
"Oo iya iya"
(Langsung Aku berdiri dari atas kursi dan membawa kerupukku yang tinggal tersisa 2 bungkus)

KAMU SEDANG MEMBACA
Realis (Kuhantam kejamnya takdir)
RomanceCerita seseorang pemuda dari keluarga yang tidak mampu. Dan pada akhirnya berasil bangkit membangganggakan ibu dalam kepahitan selama ini yang telah dirasakannya. Dan pula seseorang pria yang mencintai seorang gadis. Gadis itu bernama Lila. Hingga...