🍭1

26.9K 3K 363
                                    

Kalau kau bertanya mengapa pada pukul setengah tujuh pagi ini Jeon Jungkook sudah berada dikediaman Lalisa Kim, jawabannya adalah karena pemuda itu tengah berusaha untuk membangunkan kekasihnya tersebut dengan susah payah.

Setengah jam lagi bel sekolah mereka akan berbunyi dan sampai detik ini gadis bermarga Kim tersebut masih saja betah bergelung didalam selimut.

"Lisa.." Jungkook menepuk pipi si gadis menggunakan jemarinya dengan lembut. Tak ingin berteriak meski waktu terus berdetik, takut membuat kekasihnya terkejut. "Bangun.."

Namun Lisa hanya melenguh pelan sembari berucap dengan suara serak, "Lima meniiiiittttt saja.. Izinkan aku tidur lima menit lagi, Jungkook." katanya dengan nada memohon. Matanya masih tertutup rapat. Ia baru bisa memejamkan mata pukul tiga dini hari karena menonton k-drama kesayangannya. Ah, dasar wanita.

Tak kehabisan cara, Jungkook lantas mengecupi wajah Lisa, menarik-narik pipinya dengan gemas sembari terus berucap lembut, "Bangun, sayang.. Jam pertama adalah Mr. Na.."

Mendengar nama itu disebutkan membuat Lisa membuka matanya dalam sekejap. Ini gawat! Benar-benar gawat! Kalau para murid sampai datang terlambat pada mata pelajaran Mr. Na, maka pria setengah baya itu akan melemparkan tatapan mengerikan sembari berucap, 'Pergi dan bersihkan area lapangan basket!' sementara semua orang tahu bahwa lapangan basket tidak sekecil yang terlihat.

Kalau kau menyapu dengan sapu lidi, ditambah lagi dengan dedaunan kering yang berguguran, debu yang berterbangan dan disirami dengan sorot matahari pagi, maka kurasa kau akan berpikir berulang kali untuk datang terlambat pada jam pelajaran Mr. Na.

Lisa segera melompat dari tempat tidurnya dan berlari masuk menuju kamar mandi.

Jungkook sendiri bergerak untuk menyiapkan seragam sekolah Lisa, lengkap dengan tas dan juga sepatunya.

Tak lama berselang, Lisa keluar dari kamar mandi dengan berbalutkan bathrobe. "E-eh, kau mau kemana?" tanya Lisa saat Jungkook hendak keluar kamarnya.

"Kau akan berpakaian, bukan? Ya sudah, aku akan menunggu diluar saja." jawab Jungkook.

"Mengapa harus menunggu diluar? Memangnya tidak mau lihat?" tanya Lisa dengan senyum jahilnya. Oh, astaga. Mereka hampir saja terlambat dan Lisa masih sempat-sempatnya menggoda Jungkook.

Semula, Jeon Jungkook hanyalah seorang tetangga baru disebelah rumah Lisa dan telah menempati bangunan tersebut selama dua tahun belakangan. Hubungan mereka juga baru terhitung berjalan selama satu tahun. Dan, ya. Jungkook belum pernah menggiring Lisa ke atas ranjang untuk melakukan aktifitas orang dewasa.

Toh, mereka juga baru berusia delapan belas tahun. Masih harus menunggu dua tahun lagi untuk mencapai usia legal. Lagipula, selama ini Jungkook menahan diri bukan hanya karena usia, melainkan karena ia tak ingin membuat Lisa menderita. Kalau sampai suatu hal buruk terjadi dan Lisa positif mengandung diusia muda, bukankah hal itu akan menghancurkan hidup Lisa?

Jungkook tak ingin itu terjadi. Ia sangat menyayangi Lisa dan akan melindungi gadis itu setengah mati.

"Jangan bercanda." Jungkook memutar bola matanya disana. "Cepat kenakan pakaianmu."

Lisa terkikik geli. Setelah Jungkook menghilang dibalik pintu, ia segera mengenakan pakaiannya dengan cepat.

Tak memerlukan waktu lama bagi Lisa untuk segera bersiap-siap. Setelahnya, ia segera menaiki motor sport milik Jungkook dan melaju menuju sekolah mereka.

Beruntung, keduanya tiba dua menit sebelum bel masuk berbunyi.

Tapi sayang sekali. Agaknya Lisa memang ditakdirkan untuk tidak seberuntung itu pagi hari ini tatkala kedua matanya membola sementara tangannya merogoh tasnya sendiri sembari berbisik panik, "Buku tugasku tertinggal!"

Terlambat. Benar-benar terlambat.

Apalagi saat Mr. Na memberikan perintah untuk mengumpulkan buku keramat tersebut diatas meja dan mulai memeriksanya satu-persatu.

Lisa hanya mengerut ditempatnya, diam-diam mencuri pandang pada Mr. Na yang tengah mengerutkan dahi dan dalam beberapa detik setelahnya, "Lalisa Kim! Jeon Jungkook! Keluar dan bersihkan lapangan basket sekarang!"

Lisa terkesiap. Namun bukan karena hukuman yang harus ia jalani, melainkan karena nama Jungkook turut disebutkan bersama namanya.

Tapi Jungkook hanya menyengir sembari menatap Lisa dari kursinya. Keduanya lantas keluar dari ruangan tersebut dan melangkah menuju lemari perkakas.

"Kau tidak membawa buku tugasmu juga?" tanya Lisa.

"Aku membawanya."

"Lalu?"

"Tidak apa-apa. Hanya merasa tidak tega saja melihat pacarku menderita sendirian dipagi hari begini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boyfriend Material✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang