🍭5

17K 2.5K 151
                                    

Iya, benar. Jungkook memang percaya pada Lisa. Namun agaknya ia lupa bahwa dirinya harus tetap berhati-hati pada Taehyung.

Pada detik itu, kedua mata Jungkook sukses membola tatkala melihat bagaimana Taehyung yang akan memeluk pinggang Lisa tanpa ragu-ragu.

Jungkook bangkit dan berjalan cepat menghampiri mereka. Raut wajahnya terlihat sedatar lantai marmer, tampak mengeras dan begitu dingin.

Mingyu sendiri sudah dapat menduga sebelumnya, mengingat ia sempat beberapa kali bergaul dengan Taehyung dan juga seniornya yang lain. Dari pengalaman itu dapat ia simpulkan bahwa Taehyung memiliki sifat keras kepala yang hampir menyerupai Jungkook. Lelaki pemilik senyum kotak itu akan berjuang keras untuk mendapatkan gadis incarannya, apapun resikonya.

"Jauhkan tanganmu dari gadisku!" Jungkook datang dan menghempaskan tangan Taehyung yang hampir saja mendarat pada pinggang ramping Lisa.

"Jung.. Apa yang kau lakukan?" Lisa tampak terkejut tatkala melihat keberadaan Jungkook yang datang secara tiba-tiba, apalagi dengan raut wajah yang seperti ini.

"Taehyung mencoba untuk memelukmu."

Lisa menoleh pada Taehyung, dimana lelaki itu hanya mengedikkan kedua bahunya.

"Apa aku terlihat seperti akan memeluk Lisa? Padahal aku hanya berniat untuk memasangkan pita yang hampir terlepas dipinggangnya." kata Taehyung.

Jungkook mendecih. Drama macam apa ini? Ia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Taehyung menyeringai ke arahnya sebelum akhirnya melajukan tangan menuju pinggang Lisa. "Kau terlalu banyak beralibi, Kim Taehyung. Lisa, ayo pulang.."

Tapi Lisa malah menahan pergerakan Jungkook yang hampir menarik tangannya dan menyeretnya pergi dari tempat ini. "Bersikap baiklah pada Taehyung-sunbaenim. Cepat minta maaf!"

Jungkook menatap, tak habis pikir. Mereka bahkan mulai menjadi pusat perhatian disana. "Lisa.. Ayo pulang." katanya dengan penuh penekanan. Ia masih mencoba untuk bersabar dan tak ingin membuat keributan disini.

Namun Lisa tetap teguh pada pendiriannya. "Tidak, Jeon Jungkook! Kau harus minta maaf dulu. Taehyung-sunbaenim tak bersalah. Pita dipinggangku memang hampir terlepas. Lihatlah!"

"Dan kau mengizinkan lelaki ini untuk menyentuhmu, begitu?"

Lisa terkesiap ditempatnya. Menurutnya, Jungkook sudah sangat keterlaluan. Teramat possessive. Ia malu diperlakukan seperti ini didepan umum, apalagi yang menjadi korban kali ini adalah Kim Taehyung, senior mereka.

"Jungkook.. Bukan begitu maksudku. Apa salahnya jika--"

"Ya. Baiklah kalau begitu." Jungkook mengangguk. Kekecewaan tampak jelas diwajahnya.

Apa Lisa lebih mempercayai Taehyung daripada dirinya? Selama ini, ia bahkan berusaha untuk tidak memberikan Lisa sentuhan yang lebih intim, tak lebih dari sekedar berciuman maupun sebuah pelukan. Namun itu hal yang wajar, bukan? Mereka adalah sepasang kekasih. Tapi apa Lisa akan tetap mengizinkan Taehyung untuk memeluknya?

Jungkook hanya berusaha untuk melindungi Lisa.

"Maaf karena aku terlalu possessive dan maaf karena aku telah membuatmu malu." dengan itu, Jungkook lantas berbalik dan berjalan pergi.

Lisa hanya bisa membeku ditempatnya, sementara bola matanya mulai melembab. Ia nyaris menangis disana.

Mina menghembuskan napas pelan. Ia meremat pundak Lisa dan berujar, "Lice, sebaiknya kau kejar Jungkook. Selesaikan masalah kalian dan bicarakan baik-baik. Dia sangat mencintaimu."

Lisa menuruti ucapan Mina. Ia melepas high heels-nya dan mulai berlari mengejar Jungkook. Tapi sepertinya ia terlambat. Motor Jungkook bahkan sudah tidak ada lagi di area parkir.

Air mata sudah tak dapat dibendung lagi. Lisa melangkah pelan, keluar dari kawasan rumah Mina sembari menenteng sepatunya. Hatinya mendadak terluka dan menyesal.

Apa ia sudah berbicara terlalu kasar pada Jungkook dan membuat pemuda itu merasakan kekecewaan yang begitu dalam? Sumpah demi apapun, Lisa sangat mencintai Jungkook. Ia hanya tak suka jika Jungkook bersikap tak sopan seperti tadi, apalagi pada senior mereka hanya karena masalah sepele.

Kedua kaki Lisa mulai terasa pegal. Ia lantas mendudukkan diri disebuah kursi kayu yang berada ditaman. Hanya ada sekitar empat orang dikawasan itu. Mungkin karena sudah larut malam.

Gadis itu memeluk dirinya sendiri. Dingin. Disini dingin sekali. Apa Jungkook benar-benar kecewa dan marah? Air mata itu kembali mengalir. Ah, mengapa semuanya jadi begini?

Lisa terisak disana. Ia benar-benar menyesal. Seharusnya ia mendengarkan Jungkook lebih dulu dan membicarakan hal ini baik-baik.

Bagaimana kalau Jungkook tak mau memaafkannya?

Bagaimana kalau Jungkook lelah dan memilih untuk mengakhiri hubungan mereka?

Semua itu membuat hati Lisa menjerit pedih. Tidak. Ia sangat mencintai Jungkook. Ia tak ingin Jungkook pergi.

Namun tatkala dinginnya malam semakin menusuk, seseorang tiba-tiba menyampirkan jaket pada kedua bahunya yang terbuka. Lisa lantas mendongak, menemukan presensi Jungkook yang berdiri tegak dihadapannya.

Pemuda itu kini menunduk dan meremat kedua bahu Lisa. Ia menatap gadisnya dengan pandangan khawatir. "Aku mencarimu kemana-mana. Mengapa duduk disini? Sudah berapa lama? Apa kau kedinginan? Nanti kalau sakit bagai--"

Lisa menyergah kalimat Jungkook dengan memeluk pemuda itu erat-erat. Tangisnya semakin pecah disana. "Mengapa kau meninggalkan aku? Hiks! Jangan pergi. Jangan pergi lagi.."

Jungkook menahan napasnya sejenak. Ia tidak suka melihat Lisa menangis seperti ini. Hatinya juga ikut terluka. "Iya, maaf. Semuanya salahku. Maaf, maaf, maaf.. Maafkan aku.." ucapnya sembari mengusap punggung Lisa. Ia menyesal karena telah meninggalkan gadis itu. Padahal nyatanya, ia hanya berkendara sampai area depan perumahan, dan kembali memutar arah. Saat sampai dirumah Mina, Lisa sudah tidak ada disana.

Namun bukan hanya Jungkook, tapi Lisa juga turut bersalah disini. Bukankah seharusnya ia tak berteriak dan menyecar kekasihnya untuk segera meminta maaf pada Taehyung didepan umum seperti tadi? Jungkook pasti merasa tersudutkan dan mungkin berpikir bahwa Lisa sudah tidak mencintainya lagi.

Padahal mereka berdua hanya salah paham saja.

Pelukan itu terlepas. Jungkook membantu untuk menyeka air mata Lisa dengan ibu jarinya.

"M-maaf telah berkata kasar padamu.." kata Lisa.

Jungkook tersenyum lembut. "Aku juga minta maaf. Seharusnya aku tak perlu bersikap seperti tadi. Mungkin dengan sedikit menurunkan egoku dan meminta maaf pada Taehyung kemudian membawamu pulang adalah cara terbaik. Seharusnya kita bisa membicarakannya dirumah."

Lisa tersenyum haru. Benar, seharusnya mereka bisa membicarakan apapun secara baik-baik. Kata maaf sudah saling terucap, pengertian sudah didapatkan, dan senyuman sudah terlempar manis.

Lisa menangkup kedua pipi Jungkook dan memajukan wajahnya, memagut bibir pemuda itu pada detik berikutnya.

Jungkook tersenyum disela-sela penyatuan bibir mereka. Ia menarik tengkuk Lisa untuk memperdalam ciuman itu.

Ah, Kim Taehyung. Sepertinya kau harus menyerah.

Hubungan Lisa dan Jungkook ternyata beribu kali lipat lebih kuat dari yang pernah kau bayangkan.

Hubungan Lisa dan Jungkook ternyata beribu kali lipat lebih kuat dari yang pernah kau bayangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boyfriend Material✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang