🍭8

18.4K 2.3K 234
                                    

Padahal hari masih terbilang pagi. Tapi begitu Lisa menginjakkan kaki di lantai kelasnya, Park Chaeyoung segera menarik pergelangan tangan gadis itu dan membawanya ke sudut ruang.

Jihyo, Mina, Yuju dan Eunha lantas menyusul, mengerubungi gadis bermata bulat itu. Ini urusan para gadis. Sangat rahasia.

"Kau sudah berbaikan dengan Jungkook?" tanya Mina.

Lisa mengangguk sebagai jawaban.

"Ah, mereka itu sama-sama bucin. Pertengkaran mereka takkan berlangsung lama." kata Yuju.

Lisa mendelik seraya membentuk segaris senyum lurus. Rasanya ingin sekali menguncir mulut sahabatnya tersebut dengan karet gelang. "Kami bukan bucin, tapi saling mencintai, sama-sama saling mengerti dan tak ingin kehilangan. Itu saja."

Memang, terkadang hubungan Lisa dan Jungkook ini kerap membuat teman-temannya merasa iri. Bagaimana tidak? Setiap hari mereka selalu disuguhkan oleh pemandangan manis, seperti Jungkook yang selalu memberikan kecupan pada dahi Lisa sebelum berpisah menuju kursi masing-masing, ataupun Lisa yang kerap kali membuat sarapan untuk Jungkook.

Ah, apalagi ketika mereka menceritakan bagaimana manisnya hubungan itu berjalan, seolah dunia hanya milik berdua saja. Jadi diharapkan untuk kaum jomblo agar menutup mata dan telinga kalian masing-masing, sebab hal itu dapat menyebabkan rasa iri dan dengki yang meledak-ledak.

"Ya, baiklah.." sahut Eunha, seraya memutar bola mata malas. Sirik juga, sih. Sebab Mingyu tidak seromantis itu. Seakan teringat akan sesuatu, gadis itu lantas bertanya setengah penasaran. "Dan, eh, apa kalian sudah melakukan itu?"

Pipi Lisa mendadak bersemu merah disana. Gadis itu tersenyum malu seraya mengangguk pelan, membuat para sahabatnya tertawa gemas bukan main.

Jihyo kemudian bertanya, "Bagaimana rasanya?"

"Mmm.. Enak!" jawab Lisa dengan bersemangat. Ekspresinya polos sekali, sementara gummy smile-nya terlukis manis.

Disisi kelas yang lain, Jeon Jungkook menepuk dahinya, tak habis pikir. Sedikit-banyak ia telah mendengarkan apa yang gadis-gadis itu bicarakan.

Pemuda tersebut lantas bergumam pasrah dalam hati, 'Oh, ya ampun, sayang. Itu rahasia ranjang kita..'








°°








Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu. Sebagian besar murid sudah kembali kerumah masing-masing, sementara sisanya masih berada digedung ini--terjebak hujan deras yang tiba-tiba datang setelah awan mendung menampakkan diri.

Tapi coba tebak siapa yang tengah merasakan hawa panas pada tubuh kendati udara diluar sana begitu dingin?

Lisa dan Jungkook.

Didalam gudang penyimpanan itu si pemuda berdiri, memegangi pinggul kekasihnya sembari menghujam bagian bawahnya dengan tak beraturan.

Merek tak bisa dengan bebas menggaungkan erangan nikmat. Oh, tentu saja. Mereka masih disekolah. Biar kutekankan sekali lagi ; se-ko-lah.

Kaki kanan Lisa mulai bergetar, sementara kaki kirinya dilingkarkan pada pinggang Jungkook. Ia benar-benar kewalahan. Bibirnya yang sudah basah dan sedikit membengkak itu terbuka, menahan desahannya sebisa mungkin ketika Jungkook benar-benar menyentuh titik sensitifnya.

Pencahayaan disana begitu remang. Namun kendati begitu, Jungkook tetap dapat mengagumi pahatan indah wajah sang kekasih yang selalu ia dambakan.

"Bagaimana, sayang? Enak? Iya, enak?" ucap Jungkook, lengkap dengan senyum asimetrisnya.

Lisa tak bisa menjawab selain memberikan sebuah anggukan. Terlalu sulit untuk merangkai kata disaat-saat seperti ini.

Sebelah tangan Jungkook memegangi kaki Lisa yang melingkari pinggangnya, sementara yang satunya ia gunakan untuk menangkup rahang si gadis.

"Hh~ Hei, baby.. Dengarkan aku, hm?" Jungkook terengah ketika berbicara, masih menggerakkan pinggulnya disana.

Lagi-lagi Lisa hanya memberikan anggukan sebagai jawaban.

Jungkook mengecup bibir Lisa dan kemudian berujar, "Aku.. Hh~ aku sangat mencintaimu.. Kau harus percaya itu.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boyfriend Material✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang