Hai! Terimakasih yang udah membaca. Aku ngga nuntut vote kok, kalau suka aja boleh vote. Tapi jangan lupa spam comment ya! Aku suka baca comment dari kalian. Bikin aku semangat nulis terus hihi
•••••
Jena Lenora terbang dengan kendaraan yang beroprasi di udara, dan menginjakkan kakinya di Bandara Incheon pada tahun 2008 pada usia berumur 17 tahun setelah ia lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA).
Jena mendapat beasiswa di Hanyang University. Sebenarnya dia tidak berniat sedikitpun melanjutkan pendidikan di luar negeri. Bahkan luar kota saja dia tidak kepikiran. Tapi karena desakan sahabat nya yang menggilai boyband TVXQ pada masa itu, Jena dengan sangat amat terpaksa mengikuti test bersama sahabatnya agar mendapat beasiswa dan kuliah di Korea. Oh tidak, lebih tepatnya sahabatnya itu menyuruh Jena mengikuti test agar ada teman belajar dan pusing bersama. Tapi entah Jena menganggap itu keberuntungan dan kesialan secara bersaamaan, Jena lolos dan mendapat beasiswa sedangkan sahabatnya gagal. Dan berakhir Jena harus menenangkan sahabatnya yang mendekam dikamar menangis selama tiga hari dua malam.
"Yaudah gue batalin aja kali ya? Biar kuliah sama lo disini aja" ucap Jena yang sudah pasrah menghadapi sahabatnya.
"Gila ya lo!" bentak sahabat Jena. "Gak! Lo tetep lanjut disana. Gue kalo kesana biar dapet penginapan gratis" lanjutnya.
"Satan" dengus Jena.
Dan lagi, Jena sebenarnya tidak mahir bahasa Korea. Membaca huruf yang menurut Jena berbentuk kotak-kotak itu saja Jena buta. Disaat sahabatnya heboh mengagumi TVXQ, Jena tidak ada niat sedikitpun untuk ikut-ikut. Karena menurut Jena, itu sangat gila! Bayangkan saja sahabatnya selalu mengucapkan "Selamat pagi, sayang. Aku sekolah dulu ya" pada foto yang diselipkan didalam dompetnya. Pulang sekolah rela ke warnet demi melihat para suami-suami khayalannya tersebut.
Halu parah anjir!, pikir Jena.
Sekarang, Jena seakan mendapat karma dan dia justru menuntut ilmu sampai mengais rezeki di negeri para oppa, sedangkan sahabatnya itu sudah menikah dan punya anak serta bahagia dengan keluarga kecilnya di Indonesia. Kan Jena juga ingin menikah muda!
***
"Buset produksi teroosss" gumam Jena sambil mengetikkan beberapa pesan pada layar ponselnya.
Lelaki yang berada didepan Jena mengangkat satu alisnya heran, "Ada apa?" tanya lelaki itu menggunakan bahasa Indonesia dengan logat bicara orang Korea. Lucu, sebenarnya. Dan entah kenapa, mendengar itu adalah sebuah kecanduan bagi Jena.
"Sahabatku hamidun" jawab Jena tanpa memalingkan muka dari layar ponselnya.
"Huh?"
Jena mengangkat kepalanya dan menatap lelaki itu, "내 친구가 또 아이를 생겼어" temanku akan memiliki anak lagi.
"Oh, ya.." lelaki itu mengangguk. "Temanmu yang berada di Indonesia?"
"응 맞아 (Eung maja)" Ya benar, Jena mengangguk.
"Jeno" panggil Jena pada lelaki yang duduk di depan dia sekarang. Oh, jika kalian berfikir mereka kembar, tidak. Mereka beda ibu, ayah, nenek, kakek, saudara, nenek moyang, golongan darah, DNA- intinya mereka orang asing yang ditakdirkan untuk berteman.
"뭐? (Mwo?)" Apa?
"Kamu.. ingin nikah, nggak?"
Jeno terdiam sejenak kemudian mengangguk perlahan, "Tentu aku ingin menikah. Kenapa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/193615784-288-k543907.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAZE | LEE JENO✔️
FanfictionBagiku, Jeno adalah rumah. Namun, dalam beberapa hal dan keadaan, laki-laki yang ku cinta hampir dua tahun tak bisa lagi ku sebut rumah. Jeno tidak memilihku. "Aku tak pernah mengira akan meninggalkanmu, Jena." ujar Jeno kala itu ditengah hujan yang...