Chapter 13

2.8K 410 32
                                    

Sudah lebih dari dua minggu sejak Kinan tidak lagi muncul di kehidupan Jae, begitu pun sebaliknya. Kinan sibuk dengan jadwal pemotretannya, sedangkan Jae lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri. Menghabiskan waktu untuk memulihkan hati dan pikirannya.

Tidak ada lagi vlog, tidak ada lagi siaran radio. Latihan band pun hanya saat weekend saja. Entah kenapa ia jadi lebih sering bangun terlalu pagi, mendahului adzan subuh.

Tidak ada yang ia lakukan selain mendengarkan lagu-lagu lawas tahun 70-an sambil menikmati kopi yang seharusnya tidak lagi ia minum.

Ia sempat hiking di Gunung Kidul untuk bisa mencapai pantai yang masih jarang dikunjungi. Orang gila memang, disaat cuaca panas terik seperti ini, Jae justru mengajak beberapa teman semasa kuliahnya yang masih di Jogja untuk bertransformasi menjadi "Si Bolang".

Sampai saat ini ia terlihat biasa saja memang, bisa tertawa dan terlihat semua baik-baik saja untuknya. Tapi pada kenyataannya, ia masih sering merindukan kehadiran Kinan di sampingnya.

Semua foto Kinan di galerinya masih tersimpan rapi, tidak ada keinginan untuk menghapusnya barang sedikitpun. Ia masih mengharapkan kesempatan kedua dari Kinan. Walau itu sulit.

"Bang, lo mau ikut gua sama Dowoon sarapan gak?"

Suara siapa lagi itu jika bukan Wonpil. Teman satu kontrakan dan satu bandnya itu sudah berdiri di ambang pintu kamar. Jae hendak berdiri tapi tiba-tiba ia mengaduh kesakitan. Ia memegangi perutnya yang sakit.

"Lo gak ngopi lagi kan, Bang?"

Jae diam saja, tidak menanggapi pertanyaan Wonpil. Ia terduduk di pinggir kasur sambil membungkukkan badannya, berusaha menahan sakit.

"Lo minum obat dulu deh sekarang, nanti tak beliin bubur ayam tanpa kuah sama sambel"

Wonpil masuk ke dalam kamar Jae untuk mencari tas kecil yang berisi obat-obatan. Dari obat obat flu, batuk, alergi, sampai obat mual untuk asam lambung ada di tas itu, dan pasti akan dibawanya kemanapun ia pergi.

"Nih, minum sekarang. Kalo sejam lagi kami belum balik, lo makan brownies yang ada di kulkas dulu"

Wonpil membawakan botol air dan dua butir obat yang diceknya terlebih dahulu, memastikan yang diambilnya itu benar obat untuk asam lambung.

Temannya itu segera pergi mencari makan setelah memastikan Jae meminum obat. Ponselnya kembali berada di tangan, berharap ada nama Kinan yang muncul di kolom pemberitahuan.

Sudah berkali-kali Jae menelepon Kinan untuk bisa berbicara lagi dengan gadis itu, tapi tidak ada satupun panggilannya yang dijawab. Seperti saat ini.

Ia masih menunggu Kinan untuk mau bicara dengannya. At least, mendapat maaf dari Kinan. Ia akan melakukan apa saja demi gadis itu.

Nomor Jamie ia block dari kontaknya. Sejak keributan di mall waktu itu, Jamie semakin sering menghubungi Jae dan mengajaknya untuk ditemani ke suatu tempat. Tapi selalu ditolak oleh Jae.

Kecewa rasanya hubungan yang sudah susah payah ia bangun dengan Kinan, dihancurkan begitu saja oleh teman dekatnya sendiri.

Memang itu kesalahannya, kecerobohannya hingga bisa-bisanya "tidur" dengan Jamie. Tapi itu sengaja dilakukan oleh Jamie??!

Jae sudah lelah seperti ini, ia harus bertemu Kinan. Tidak peduli jika gadis itu nanti akan menyuruhnya pergi, setidaknya ia harus mencoba dulu.

_____

Jalanan Jogja selalu ramai, tidak kenal waktu. Apalagi kendaraan yang Jae gunakan adalah mobil, lumayan membuat jalanan sepanjang selokan mataram jadi lebih sempit.

DAY6 JAE | Me, My Boyfriend, and His "Best Friend"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang