Chapter 1 [sudah revisi]

28.9K 912 62
                                    

Olin melangkahkan kakinya ke dalam rumah, ia hanya tinggal bersama sang Mamah dan Abangnya.

"Assalamualaikum, Mah." seorang wanita paruh baya datang dan menghampirinya, "waalaikumsalam, tumben pulangnya sore banget."

"Nungguin bus nggak dateng-dateng, makanya aku jadi pulang sore." Mamah Julia-mamah Olin hanya mengangguk.

Olin berjalan menuju kamarnya yang bernuansa putih biru, dipenuhi kartun kucing berwarna biru putih itu. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Ia sangat lelah sekali hari ini.

Gadis itu beranjak dari kasur dan membersihkan tubuhnya, lalu turun ke bawah untuk makan malam bersama mamahnya.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Mamah Julia.

"Baik, Mah," jawabnya sambil melahap masakan Mamah Julia ke dalam mulutnya, "alhamdulillah."

Usai makan malam selesai, ia kembali ke kamarnya untuk membaca novel. Menurutnya membaca novel adalah hal yang paling menarik. Terkadang ia suka berkhayal memiliki cerita hidupnya seperti di novel-novel.

Haduh Olin, kerjamu menghalu terus.

Setelah merasa ngantuk mulai menyerangnya, ia menutup novelnya dan menaruhnya di rak buku. Lalu ia merangkak ke atas kasur dan memejamkan matanya.

***

Pagi harinya gadis itu sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Olin berjalan sambil bersenandung kecil. Sampai akhirnya sebuah bus berhenti di hadapannya. Lalu ia masuk ke dalam.

Saat ia sedang mencari kursi, ia terkejut melihat keberadaan David yang sedang duduk sambil menyumpalkan kedua telinganya dengan earphone. "Da-david, kamu ngapain di sini?"

"Kenapa? Apa gue nggak boleh, kan ini umum," kata David.

Olin duduk di belakang David, namun tiba-tiba David pindah tempat menjadi di sampingnya. Olin merasa risih karna David selalu muncul di hadapannya, seperti makhluk halus saja.

"Kamu ngapain pindah di sini?" tanya Olin sambil menatap risih ke arah David, "suka-suka gue, kan gue bayar naik bus."

Olin menggertakan giginya dengan kesal, lalu memalingkan wajah keluar jendela. Daripada harus berdebat dengan cowok nggak jelas kayak David. David yang melihat wajah kesal Olin tersenyum senang. Sepertinya Olin menjadi candu barunya, dan membuat Olin kesal akan menjadi rutinitasnya.

Saat tiba di sekolah, mereka jalan beriringan. Olin mempercepat langkahnya namun David menyamakan langkahnya. Moodnya menjadi rusak karna cowok itu.

"David, kamu bisa nggak sih. Nggak ganggu aku?" tanya Olin dengan kesal.

"Sayangnya gue nggak bisa, gue suka liat lo kesel. Soalnya lucu." seketika mulut gadis itu bungkam dan ia merasakan getaran aneh, dengan cepat ia segera masuk ke dalam kelasnya.

David pun ikut masuk ke dalam kelas, sontak Olin menggeram kesal. "Kamu nggak bosen apa? Dari tadi ikutin aku terus?"

"Ih geer, lo amnesia apa gimana? Ini kelas gue, ya wajar gue ngikutin lo masuk kelas ini." seketika rona merah timbul di wajahnya, ia sangat malu sekali.

Thank You Olline [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang