David segera membekap mulutnya, Olin yang sedang kesal langsung menggigit telapak tangan David. Membuatnya meringis sakit.
"Kasar banget sih lo, jadi cewek." David meniupi telapak tangannya yang memerah akibat gigitan maut dari gadis itu.
"Kamu ngapain sih? Ambil earphone aku," tanyanya sambil menatap garang ke arahnya.
"Gue juga pengen denger kali," jawabnya dengan wajah yang memelas.
Olin melepaskan earphone miliknya, lalu menyodorkannya kepada David. Membuat David menatap bingung ke arahnya. "Buat apa?"
"Kamu mau pake kan? Tuh, aku pinjemin," ujarnya, lalu kembali memejamkan matanya. Namun lagi-lagi David mengganggunya.
David mencoel-coel pipi chuby nya, hingga membuatnya risih. "David, diem deh! Atau aku pindah?"
David melirik ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang. Lalu kembali menoleh ke arahnya dengan senyum devilnya. "Pindah aja, emangnya ada bangku kosong?"
Olin mati kutu dibuatnya, ia hanya bisa diam sambil menunduk untuk menyembunyikan rona merah yang timbul di pipinya. David yang melihatnya gemas sendiri. "Malu mah, malu aja! Nggak usah di tutupin kayak gitu."
Tangan mungilnya mencubit lengan David, hingga membuatnya meringis sakit. "Awsh!"
Semua murid yang berada di situ menoleh ke arah mereka berdua, yang semakin membuat Olin merasa ingin pindah planet sekejap saja. Rasanya sangat malu sekali, dan itu semua karna ulah David! Si manusia abstrak.
"David, kamu kenapa?" tanya Buk Tyas.
"Saya nggak papa, Buk." Jawabannya tak cukup meyakinkan mereka semua, mereka semua masih menatap dirinya seperti tatapan lapar, David yang melihat itu hanya bisa meringis dalam hati.
"Kamu kayak kesakitan gitu?" tanya Buk Tyas lagi, David melirik gadis itu sekejap, lalu menoleh ke arah Buk Tyas kembali. "Saya cuma sakit, soalnya tadi tangan saya kayak dicubit kalajengking."
"Serius kamu? Masa sih? Di bus ada kalajengking," kata Buk Tyas yang tidak percaya dengan ucapan David.
Sebenarnya Olin sudah paham, yang dimaksud cubitan kalajengking adalah cubitan dirinya. Olin menggeram kesal, emosinya sudah tak tertahan lagi. Lalu ia menginjak kaki cowok itu hingga membuatnya menjerit lagi. "Aaaa!!"
Buk Tyas makin panik, lalu menghampiri mereka berdua. "David, kamu kenapa lagi?"
David diam, ini kesempatn untuknya. Akhirnya Olin angkat bicara. "Tadi saya nggak sengaja nginjak kakinya, Buk."
Buk Tyas mengangguk paham, "Lain kali hati-hati, Ya?"
Olin mengangguk, lalu melototi David yang sedang menatapnya datar. Ia tidak peduli dengan tatapan cowok abstrak itu.
"Awas lo, ya!" Olin menoleh dengan tatapan biasa saja dengan sebelah alis terangkat. "Bodo!"
Olin memutuskan untuk tidur, namun semakin dirinya terlelap, kepalanya terjatuh di bahu David. David yang menyadari hal itu tersenyum tipis. Ia bingung, kenapa orang-orang mengejek gadis secantik dan sepintar Olin? Toh, apa karna gadis itu miskin? David sangat pusing sekali memikirkan hal itu, kenapa orang-orang berteman memandang kasta? Tak bisa kah mereka berbaur tanpa memandang kasta seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Olline [HIATUS]
Teen Fiction[Part hapus acak] Carolline Anastasia, seorang gadis sederhana yang hidup berkecukupan itu tumbuh menjadi gadis yang periangan, dia hidup tanpa Ayah di sampingnya. Ayahnya pergi meninggalkan keluarga kecilnya, dan sekarang ia hanya tinggal berdua be...