Chapter 5 [sudah revisi]

18.7K 601 8
                                    

Mau tidak mau ia melewati segerombolan murid, "misi-misi, cogan mau lewat!"

Seketika mereka yang sedang berkumpul langsung memberi jalan untuk David. Cogan mah bebas. David mulai mencari namanya dan saat ia melihat kelompoknya, David mendesah kecewa. Ia tidak sekelompok dengan Olin.

Olin yang melihat raut sedih David langsung melirik kertas tersebut dan mencari namanya, ternyata dia sekelompok dengan Calli. Refleks Olin memekik senang, David yang melihat Olin memekik senang seperti itu hanya bisa mengerucutkan bibirnya. Olin yang sedang memekik senang langsung terdiam saat melihat ekspresi David. "David, kamu kenapa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Olin, David melesat pergi. Ia pergi ke rooftop. Di sana ada Gibran, Galang dan Dion. David menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang sudah sedikit rusak. Lalu melempar batu ke sembarang arah, namun sialnya batu itu mengenai kepala Gibran. "Sakit ogeb!"

"Lo kenapa, sih Dav?" tanya Galang sambil menepuk pelan bahu David, "gue bete. Gue nggak sekelompok sama Olin."

"Ya terus, kenapa harus bete?" tanya Dion yang ikut menghampiri David dan Galang yang sedang duduk bersama Gibran.

"Lo suka ya, sama dia?" David menoleh, ia sendiri tidak tahu. Apa kah dia mencintai gadis itu, atau sekedar rasa kagum.

"Sotoi lo, kayak dukun," tukas David lalu melirik sinis bak elang kepada Gibran dan Dion. Gibran yang melihatnya bergidik ngeri lalu ia bersembunyi di balik tubuh Dion. "Beb, aku takut."

Keanu geli, dengan nada dan bahasa Gibran. Lalu Keanu mendorong Gibran untuk menjauh dari tubuhnya. "Gila lo ya?"

"Bro, lo sekelompok sama siapa?"

"Sama lo bertiga," jawab David dengan malas, lalu bersandar di sofa dengan kedua tangannya yang menjadi tumpuan.

"Pulang sekolah kita belanja!" seru Galang sambil mengangkat dan menurunkan alisnya berkali-kali.

"Terserah lo." pasrah David lalu ia beranjak dari sofa dan berjalan menuju kelasnya dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku.

Saat ia masuk ke dalam kelas, di sana sudah ada Olin yang sibuk membaca novel. David berjalan lalu duduk di sampingnya, tetapi gadis itu masih tidak menyadari keberadaannya. David gemas dan langsung menarik novel tersebut dan menyembunyikannya, membuat sang empu terkejut. "David, balikin novelnya."

"Apa gue harus jadi novel? Biar lo hanya fokus ke gue, bukan ke yang lain?" Olin diam, ia tidak mengerti maksud dari perkataan David.

"Kamu ngomong apa sih, aku nggak ngerti. Udah sini, balikin novelnya!" desak Olin sambil berusaha mengambil novel itu dari tangan David.

David berdiri, dan itu semakin membuatnya susah untuk mengambil novel itu kembali ke tangannya. Karna tubuh Olin jauh lebih pendek dari David yang tinggi. David menjulurkan lidahnya yang semakin membuatnya kesal. Ia sampai meloncat-loncat untuk mengambil novelnya. Namun tetap saja hasilnya nihil. Sebuah ide cemerlang terlintas di otaknya. Olin menginjak kaki David dengan sedikit kencang, hingga membuat David meringis sakit dan ia langsung merebut novel itu kembali. "Makanya, jangan macem-macem sama aku."

Olin kembali duduk, dan melanjutkan membaca novel yang sempat tertunda karna David. David sedang meringis karna kakinya sangat sakit sekali.

Thank You Olline [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang