Chapter 3 [sudah revisi]

19.8K 668 5
                                    

Usai lari pagi, David mampir sebentar ke rumah Olin.

"Sebentar, aku ambilin minum dulu." David mengangguk, ia mengelap rambutnya yang sudah basah akibat keringat.

Olin yang kembali dengan segelas air putih di tangannya pun terdiam, saat melihat pemandangan itu. David sangat tampan sekali dengan rambut yang basah dan acak-acakkan.

David yang menyadari ada seseorang yang memperhatikannya, langsung menoleh. Ternyata Olin dengan berdiri dengan wajah polosnya. "Lo ngapain di situ?"

Olin gelagapan dan langsung menyodorkan gelas itu kepada David. "i-ini, minumnya."

"Makasih," kata David sambil menahan senyum.

Olin mengambil duduk di sebelah David, lalu seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka berdua. "Olin, temennya ajak masuk."

David menyalimi Mamah Julia, yang membawa sekantong sayuran. "Makasih Tante, saya di luar aja."

"Pasti capek banget ya? Udah ayuk, masuk!" Olin menghela nafas, dan mengangguk pertanda ia mengajak David untuk masuk ke dalam rumahnya.

Rumah Olin memang sederhana, karna ia hanya tinggal berdua bersama sang Mamah. Rumahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Cukuplah untuk ditinggali mereka berdua.

David tidak merasa jijik dan risih, justru ia nyaman. David mengedarkan pandangannya untuk menyapu seluruh rumah ini. Mamah Julia angkat bicara. "Maaf ya, rumah Olin nggak mewah."

"Enggak kok, Tante. David justru seneng bisa ke sini. Rumahnya sejuk dan asri." Mamah Julia tersenyum hangat ke arah David sambil menyiapkan sarapan.

"Kamu tinggal di mana?" tanya Mamah Julia sambil menyendoki nasi untuk David, "di perumahan lavender, Tan."

"Wahh!! Itu kan perumahan mewah." David hanya bisa tersenyum.

David memanglah berasal dari keluarga terpandang, papahnya seorang pengusaha emas dan tambang. Lalu mamahnya adalah designer terkenal.

Mereka bertiga sarapan bersama, diam-diam David mencuri pandangan ke Olin. Gadis itu makan dengan sangat lahap.

Usai sarapan, David mengajak Olin ke rumahnya.

🍁🍁🍁

David membukakan pintu mobil untuk Olin, gadis itu merasa takut sekali.

"Ayuk turun!" ujar David sambil menggandeng tangan Olin.

"Aku takut," cicitnya sambil menundukkan kepalanya.

"Takut kenapa? Bunda aku nggak gigit kok." David tertawa karna kepolosan yang dimiliki Olin.

Olin akhirnya turun dari mobil, ia menggenggam erat tangan David. David merasakan itu.

"Assalamualaikum, Bun." salam David, lalu terdengar deru langkah dari arah tangga, "waalaikumsalam."

Bunda Reni-mamah David, tersenyum senang karna melihat putranya membawa perempuan ke rumah.

"David, kamu bawa siapa? Cantik banget." Olin tersipu malu, lalu ia menyalimi Bunda Reni.

"Saya Olin, Tan. Temen sekolah David." Olin memperkenalkan diri dengan senyum canggungnya, lalu David membisikkan sesuatu kepada Bunda Reni.

Thank You Olline [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang