Aku Lelah Menunggu

14 1 0
                                    

Sudah genap satu bulan sejak terakhir kali kita bersua. Berada dalam satu lingkup namun tak barang sedetikpun aku bisa melihat wajahmu itu. Sekedar memberi kabar pun kamu enggan. Sibuk, katamu. Padahal setiap bertemu, kamu lebih sering menggenggam ponselmu dibanding tanganku.

Kini aku lebih sering memikirkan momen-momen yang sudah berlalu. Padahal biasanya aku sibuk memikirkan hal-hal yang dapat kita lakukan bersama jika bertemu nanti. Mungkin kita memang sudah berubah. Tidak, mungkin memang kamu sudah berubah. Waktu yang kejam ini yang membuatmu berubah, atau memang kau memilih untuk berubah?

Dari sekian banyaknya hari dalam satu minggu, tidak bisakah kamu menyisakan satu diantaranya hanya untukku? Barang sehari saja. Aku tidak meminta banyak, setidaknya jika dibandingkan dengan seberapa lama aku harus menunggu.

Tapi mungkin ku cukupkan saja. Aku tidak ingin memberimu beban. Aku tahu, hidupmu sudah cukup membuatmu tertekan, dan aku tidak ingin menjadi salah satu diantara penyebabnya.

Bilang padaku jika kamu bosan, sayang. Bilang padaku jika kamu memang ingin berhenti. Kata-kata itu lebih baik dibanding jika kamu hanya mendiamkan. Karena waktuku tidak akan berputar jika kamu tidak memberi kepastian. Dan mungkin tak selamanya aku bisa menunggu.

Sejuntai KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang