Adelia menggigit bibir bawahnya, ntah kenapa, semangat hidupnya luruh begitu saja bersamaan dengan kepergian Bayu dan sicerewet-Alia- yang meninggalkannya seorang diri dikoridor yang mulai sepi ini.
Adelia tidak tau, rasanya berjuang tanpa dihargai itu bisa sesakit dan semengecewakan ini.
Adelia menunduk kan kepalanya sesaat sebelum akhirnya ia mengangkatnya dengan penuh kepercayaan diri.
Itu hanya awal, yah, hanya awal. Adelia tidak akan menyerah. Walaupun, itu berarti ia harus merelakan kematiannya pada sicerewet, Alia.
Tidak akan menyerah, yah,tidak akan.Adelia menyemangati dewi batinnya.
"Woy,"
Adelia sedikit terlonjak karena tepukan dibahunya. Cewek bertubuh agak tinggi itu membalikkan badan siap memaki-siapapun-yang sudah berani mengagetkan nya disaat ia sedang patah hati seperti sekarang.
"Santai do..ng,.." Emosi Adelia yg sudah sampai ubun-ubun pun langsung meredup, saat ia mendapati cowok bola ganteng--Bintang-- berdiri dibelakannya dengan sebelah alis dinaikkan,
Tampang emosi milik Adelia yang siap membeludakpun berubah menjadi ringisan menyesal dan dengan tampang sedikit cari perhatian.
"Lo dong yang santai,. harusnya sih," Bintang terkekeh.
Adelia meringis, "Maaf kak, kirain tadi temen usil." Adelia menunduk sambil menggerak-gerakkan kakinya.
"Kayaknya, Mustahil deh, ada temen lo yang berani berkeliaran di bangunan kelas 12."Bintang mengernyit,"Dikoridor kelas Ipa lagi." Lanjutnya.
Adelia mendongak, lalu menunduk lagi. Memangnya kenapa?apa bangunan kelas 12 sesakral itu ya?, pantas saja, tadi banyak kakak kelas yang memperhatikannya. Adelia pikir, itu karena Adelia datang sambil teriak-teriak memanggil nama yang cukup asing bagi mereka. Ternyata oh ternyata, itu semua karena Adelia yang notabenya adik kelas paling bungsu sudah berani memasuki kawasan terlarang di sekolah ini.
"Galak-galak tau anak Ipa, Lo juga ngapain dah, bengong disini. Mau kemasukan atau cari perhatian nih."
"eh--"
Adelia menggaruk rambutnya sekilas, sejujurnya ia agak bingung saat berbicara dengan kakak kelas yang Adelia baru tau bernama-Bintang-- itu.
Selain bingung untuk menanggapi kalimat apa yang cocok untuk pernyataan kakak kelasnya itu, Adelia juga sedikit rikuh karena kakak kelasnya itu menggunakan kata 'Lo-gue' untuk berbicara, yang jelas-jelas sangat tak lazim untuk dipergunakan didaerah mereka tinggal.
"Santai aja kali, gak usah gugup juga."Bintang terkekeh pelan, "Gue ganteng kok, gak bakal gigit terus mutilasi lo kayak difilm-film."
Adelia kembali memasang ringisan bingung untuk menanggapi celotehan kakak kelasnya itu.
"Lo lucu banget sih." Bersamaan dengan kalimat pujian itu terlontar, Adelia merasakan beban diatas kepalanya.
Adelia menahan napasnya saat ia tau beban yg ia rasakan itu adalah tangan Bintang yg mengacak-acak rambutnya. Adelia beringsut mundur.
Bintang yg menyadari Adelia tak nyaman dengan perlakuannya bukannya tersinggung, cowok itu justru tersenyum geli.
"Sorry gak sengaja, lo gemesin banget sih.."
Adelia tersenyum canggung, Koridor kelas 12 mulai sepi.
Bahkan Dari tempat nya berdiri, Adelia bisa melihat kalau hampir isi sekolah sudah hampir menyepi.
"Eh, Bay the way, kenalin gue Bintang. " Bintang menjulurkan tangannya.
Adelia menyambut jabatan tangan Bintang sambil tersenyum--mencoba-- tulus.
"Bintang, Bintang Ashaka. Bukan bintang kejora, bukan juga bintang Sirius. Bukan bintang Venus dan bukan Bintang terang. Tapi bintang Ashaka, si bintang paling ganteng di galaksi Bima sakti dan alam semesta." Ujar Bintang menggoyangkan sedikit jabatan tangannya yang menggenggam tangan milik Adelia.
Mau, tak mau, Adelia tertawa juga dengan kepercayaan diri kakak kelasnya itu.
"Hai kak Bintang, yang bukan bintang venus dan sirius tapi bintang paling ganteng dialam semesta...Katanya,"Adelia tertawa diujung kalimatnya.
Bintang melepaskan jabatan tangannya, Cowok itu mengernyit." kok katanya."
"Yah,,kan emang gitu kenyataannya" Adelia menyahut dengan senyum geli.
"Jahatnya,," Bintang menggeleng-geleng kepalanya dengan nelangsa." Tapi,eh Bay the Way,busway Nama lo siapa?"
"ah," Adelia menepuk keningnya sekilas."lupa deh,"
" Yaudah nggak papa, kita ulangi lagi."
Adelia mengerutkan keningnya tak paham, "Kenalin nama gue Bintang, Bintang Ashaka,bukan bintang kejora,bukan juga bintang sirius.Bukan bintang venus, bukan bintang terang.Tapi Bintang Ashaka si bintang paling ganteng di alam semesta, dan nama lo siapa?"
Adelia tertawa,"Hai kak Bintang, sibintang yang ngaku paling Ganteng. Aku Adelinna."
"Adelinna? Gitu doang? Pendek banget?"
"Iya Adelinna, singkat, padat, mudah diingat tapi sulit dilupakan."
Adelia tertawa lepas mendapati wajah cengo tak setuju milik Bintang.
Disela tawanya, Adelia ingin mengucapkan terimah kasih tersirat dari balik tawanya.
Ucapan terimah kasih karena sudah melupakan kekecewaan atas perjuangan untuk cinta pertamanya, yah, setidaknya..
Bintang sudah berhasil me-mending sakit hati Adelia untuk nanti sepulang sekolah saja. Yah, Bintang si tukang Pending. Terimah kasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Just look at me (END)
Teen FictionAdelia tau Awan itu tidak bisa digenggam,tapi Adelia sangat berharap Awan yg ia kenal dapat ia genggam. adelia tau awan itu mengandung kadar air,tapi adelia justru berharap Awan yg ia harapkan mengandung sepercik,cukup sepercik cinta untuknya. *** D...