Abstrak

6 1 5
                                    

Tak terasa hari minggu sudah tiba, Adelia menunggu harap-harap cemas kedatangan Bayu. Katanya kakak kelasnya itu akan menjemputnya dijam delapan pagi. Tapi dipukul 7.50 menit pun belum ada tanda-tanda kakak kelasnya itu datang.

Adelia mendesah pendek, apa Bayu hanya bercanda waktu itu?

Tapi-

"Kak Adel, ada bang Bayu!" teriakan Miko itu membuatnya tersentak.

Eh, Bayu benar-benar datang.

"Kak Adel."

"Iya, sebentar." Adelia melompat dari ranjangnya, menarik tas punggung yang berisi power bank, handphone, headseat, polaroid dan dompet terakhir, Adelia mengalungkan kamera DSLR bermerk Soni kelehernya. Hari ini, ia tak membawa Mirrorless nya karena Adelia menganggap hari ini adalah hari terbaiknya, maka ia akan bermaksimal untuk memotret nanti walaupun kamera DSLR nya itu lebih besar dan berbobot dibanding polaroid ataupun mirrorless milik nya.

"Hai" Sapa Bayu saat melihat Adelia keluar dari rumahnya.

Adelia tersenyum kikuk, "Hai kak!"

"Yuk." ajak Bayu menyodorkan helm kearah Adelia.

Adelia menerimanya, ia lalu berpamitan pada Bunda dan Miko yang memperhatikan keduanya sejak tadi yang diikuti oleh Bayu.

"Ayah kamu kemana?" Tanya Bayu saat matic nya sudah melaju keluar dari perkarangan rumah nya.

Adelia memajukan duduknya, ia tak mendengar pertanyaan Bayu karena terhalang helm dan desiran angin yang menabrak mereka.

"Ayah kamu?" ulang Bayu lebih keras.

"Oh, ayah. Ayah, ada perkumpulan gitu tadi dirumah pak RT, kayaknya gotong royong deh."

Bayu menanggapi nya dengan gumamam o yang panjang, setelahnya keheningan lah yang menemani keduanya sampai 20 menit kemudian.

Adelia bersemu saat ia baru menyadari posisi duduknya yang hampir tak berjarak dengan Bayu, gadis itu memundurkan tubuhnya sedikit yang dibalas Bayu dengan lirikan dari balik helm yang ia lihat dari pantulan spion.

Tanpa mereka sadari, dibelakang mereka cowok bertubuh tinggi dengan motor sport membuntuti mereka sejak awal mereka keluar dari perkarangan rumah. Dia, Bintang.

*
"Woahh.. Ini rumah siapa kak?" Adelia tak bisa menyimpan tanyanya saat motor matic Bayu berhenti diperkarangan rumah yang tampak sederhana namun Asri.

"Turun" ujar Bayu mengabaikan tanya Adelia.

"Iya, eh kak, aku serius ini tanya. Ini rumah siapa?" Adelia membuka helmnya yang lalu ia berikan pada Bayu.

"Nanti kamu juga tau,"

"Ish, jadi kita ngapain disini?" Tanya Adelia lagi sambil membuntuti Bayu yang mulai memasuki area rumah.

"Katanya kamu mau motret." ujar Bayu membalikkan badannya, cowok jangkung namun agak bungkuk jika diperhatikan dengan seksama itu tampak jengah dengan sgala pertanyaan adik kelasnya.

"Iya, tapikan, katanya kita mau kepameran seni. Lah, ini. Eh kak-tungguin." Adelia langsung lari dan berusaha menyejajarkan langkah kecilnya dengan langkah lebar Bayu yang menuju rumah itu.

"Kak, aku seriusan ini, kita mau ngapain- wahhh." Adelia menghentikan ocehannya saat beberapa lukisan didinding menyambut pemandangannya.

"Waw, kak ini-" Adelia tak bisa melanjutkan ucapannya sangking kagumnya.

"Kak Bay-"

"Sttt" Bayu meletakkan jari telunjuknya dibibir yang langsung membuat Adelia kicep.

Adelia sudah akan membuka mulutnya saat Bayu melanjutkan kalimatnya.

Just look at me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang