"Buat apa kesekolah bawa kamera Del?" Pertanyaan -Aji- Ayah Adelia, membuat gadis berseragam SMU itu terlonjak.
"Ah.. Nggak papa kok yah. Adel suka aja, lagian seru.." Adelia mengalungkan mirrorless nya dileher.
"Ada acara atau gimana?" Tanya Aji masih heran dengan tingkah Adelia.
"Nggak ada kok, "
"Kok bawain kamera, emang disekolah nggak papa. Nanti disita atau ada razia gimana? Kamera itu kan, kamera baru hadiah abang kamu kan."
"Iya. Ini hadiahnya bang Neo. Nggak kok yah, kayaknya nggak ada larangan bawak-bawak alat-alat elektronik atau sejenisnya kok disekolah."
"Yakin, Abang kamu nanti marah kamera hadiahnya disita." Indah, Bunda Adelia yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan Adelia dan suaminya pun ikut nimbrung.
"Nggak kok bun, sekolah Adelkan uda pake kurikulum 2013. Jadi nggak ada larangan bawa hp atau alat-alat elektronik lainnya asal nggak ganggu pelajaran aja."
"Bawa kulkas berarti nggak papa ya kan kak." Miko, adik Adelia menopang dagu.
"Yah nggak gitu juga maksudnya kali Mik." Adelia mendesah malas.
Aji tersemyum geli" Oia yah, Kalian sekarang uda pake k-13. Belajarnya lebih diforsir dong ya Del."
Adelia mengangguk membenar kan ucapan Aji. " Tapi, kadang-kadang Adel kesel juga yah. Temen-temen bawa hp jadi jarang kumpul."
"Biasa itu, namanya juga masih baru. Kalian kan dari pre-school uda biasa sama kekangan nggak boleh bawa ini-itu."
"Tapi kamu nggak bohong kan Del, bunda liat Kasih sama Bella itu nggak ada yang berani bawa ini-itu, palingan juga laptop."
Adelia mengerucutkan bibirnya, " Nggak kok bun, orang pemakaian Ponsel atau apapun itu masih sering dibatasi, kecuali laptop yang buat belajar sama komputer di lab."
"Dibatasi gimana?" Aji memotong.
"Yah gitu lah yah, kayak masih dilarang-larang make ponsel didalem kelas dan lain sebagainya, nggak boleh pake wifi sekolah juga kalau nggak ada guru pembimbingnya."
"Yah bagus dong," Aji mengangguk-anggukkan kepalanya.
"SMU kakak seru ya." Miko, Adik Adelia berkomentar.
"Seru banget, nggak ada yang lebih seru dari sekolah yang bolehin kakak bawak kamera sama handphone."
Miko memicingkan matanya, "Wih, Miko jadi nggak sabar biar cepet-cepet SMU."
"Belajar yang bener dulu, baru mikirin SMU." Indah meletakkan segelas susu didepan Adelia dan Miko, juga segelas Teh untuk Aji.
"Nggak papa bun, Miko bosen di SD, gitu-gitu aja. Masak bawa Ps aja nggak boleh" Miko meminum susunya.
"Siapa yang bilang nggak boleh.?"
"Guru nya,"
"Emang kalau boleh, kamu mau ngotong-ngotong PS mu kesekolah."
"Yah nggak lah kak." Miko berseru.
"Tadi katanya mau bawa PS kalau dibolehin." Ledek Adelia.
"Ish, bunda.." Miko merengek.
" kalian itu, sekolah dijenjang apa sih. Yang bagi kalian nggak ngebosenin."
"Sekolah PS bun"
"Sekolah fotografi bun"
Indah menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari kedua anaknya.
****
Diawali dengan pagi yang ceria, Adelia menggumankan beberapa lirik lagu yang ia hapal untuk membuat harinya indah, seperti yang dikatakan Miss Riana, bukan karena hari ini indah maka kamu bahagia, tapi karena kamu bahagialah maka hari-hari mu pun jadi indah.Ah, tapi keceriaan Adelia tampaknya tak akan bertahan lama saat ia mendapati banyak teman-teman sekelasnya yang menodongnya didepan pintu kelas.
"Del, kamu beneran jadian sama kak Bintang ya.."
"Katanya kamu kemarin sukanya sama kak Bayu, kok jadiannya sama kak Bintang."
"Apa-an sih, siapa coba yang jadian sama kak Bintang." Adelia mendorong teman-temanya agar masuk tidak menghalangi pintu.
"Tapi serius Del, kamu kan semalem berduaan di bangunan kelas 12 sama kak Bintang."
"Iya del, hayoo ngaku."
"Kami nggak minta pajak kok, yakan ya."
"Iya del, cerita dong,cerita.."
Adelia yang awalnya sibuk mendorongi teman-temannya dari pintu pun, langsung menghentikan aksi nya. Ia menoleh kearah Ria dan teman- teman yang lainnya.
"Kalian kok tau,?" Adelia menunjuk kelima teman-temannya.
"Tau lah, jadi.. Beneran kamu pacaran sama Kak Bintang ini." Sesa bertanya semangat.
"Nggak, eh ish, kalian tau dari mana semalem aku berduan sama kak Bintang dikelas 12."
"Dari...." Nida menggantung kalimatnya.
"Darimana?"
"Dari siniii..." Nida menaikkan Handphonenya.
"Hah?"
"Kok"
"Kayak nya ada yang fotoin kalian semalem, liat itu ada banyak foto kalian." Fina menjelaskan.
"Ah, masak.." Adelia merebut handphone milik Nida,
Matanya membelalak saat mendapati fotonya digrup whatsApp kelasnya.
"Yekan, emang kamu nggak tau Del, ini si Tia loh yang kirim digrup" beri tau Mia.
Adelia menggeleng panik, "Nggak, aku nggak tau, paket internet ku habis. Jadi nggak bisa buka grup. Tapi Tia dapet dari mana yah?" Adelia menatap satu persatu teman-temannya yang dibals dengan gelengan.
"Nggak tau, tapi katanya dia dapet dari temennya yang kelas 12 sih." ujar Sesa tak yakin.
"Hah?"
Adelia menggigit bibir bawahnya, Astaga.. Ini bahkan baru minggu ke tiganya menjadi siswi SMU, tapi ia sudah mendapat scandal.
Ini semua gara-gara kamera handphone sialan itu. Pantas saja, dikota-kota banyak sering terjadi pembulian.
Sebab utamanya adalah handphone. Ishhh... Kalau nggak ada handphone kan pasti yang ngeliat dirinya dengan Bintang, cuma bisa ngegosip doang. Decak bathin Adelia.
Dan, sepertinya Adelia lebih suka dengan opsi kedua sebagai bahan gosipan daripada pusat perhatian seperti ini.
Adelia kira menyebarnya gosip scandalnya itu adalah hal mengerikan untuk masa SMU nya,
Tapi saat Adelia tak sengaja mengedarkan pandangannya dan netra nya bertubrukan dengan netra berwarna gelap disebrang bangunan kelasnya, saat itulah Adelia merasa.. Kalau hal itu lebih mengerikan dari semua gosip nya yg ada..Netra Adelia seakan hanya berfungsi untuk menatap sipemilik netra gelap disebrang sana,...
Adelia tersentak saat ia sipemilik netra memalingkan wajahnya.
Dan saat itulah Adelia merasakan hatinya panas,..
Apa bayu sudah tau...
Kisaran, 210919
KAMU SEDANG MEMBACA
Just look at me (END)
Ficțiune adolescențiAdelia tau Awan itu tidak bisa digenggam,tapi Adelia sangat berharap Awan yg ia kenal dapat ia genggam. adelia tau awan itu mengandung kadar air,tapi adelia justru berharap Awan yg ia harapkan mengandung sepercik,cukup sepercik cinta untuknya. *** D...