Pengakuan sepihak

17 1 10
                                    

Bintang bernapas ngos-ngosan saat tiba digedung serba guna sekolah yang sepi.

Mata pemuda Bali itu bergerlya mencari dimana kiranya Adelia berada.

Istirahat pertama baru saja berakhir beberapa menit yang lalu dan Bintang belum juga menemui adik kelas nya itu.

Perasaan ragu mulai menyergapnya, apa ia dibohongi? Pikirnya saat melihat pintu gedung serba guna itu terkunci rapat.

Bintang memajukan langkahnya perlahan saat mendengar suara percakapan dibalik tembok  gedung. Suara seperti percakapan beberapa orang.

Karena penasaran, Bintang pun mengendap-endapkan langkahnya agar tak terdengar orang-orang disana.

" jadi, sebenernya maksud kamu tuh apa sih Del? Kamu itu sadar nggak sih kalau kamu itu dibenci hampir semua orang disekolah?"

Bintang menajamkan pendengarannya, cowok itu mencoba mendengar semuanya tanpa ada yang terlewat.

"Ini yah aku kasih tau, dari awal waktu aku ngemos kamu itu, kamu itu udah bikin masalah. Sok nggak mau diatur, sok berkuasa, ngelawan sama kakak kelas, sok jagoan lagi, terus.. Waktu itu kamu deketin si Bintang, sok-sok an cari perhatian dia lagi kan? Uda ketara banget tau akal busuk kamu. Nggak usah ngelak kamu. "

Bintang mengetatkan kepalan buku tangannya saat mulai memahami kemana arah pembicaran empat orang anak IPA yang kini mengelingi Adelia yang tampak ketakutan.

"Sok pamer bawa-bawa kamera kesekolah lagi, biar apa lah itu? Biar dikenal, biar ngetop gitu kan, sampah banget sih otak kamu."

Bintang mulai mengatur emosinya saat mendengar Adelia mulai menangis. Tapi, ia masih enggan keluar dari persembunyiannya karena ide cemerlang muncul diotak pintarnya, Bintang mengeluarkan handphonenya. Ia memvidio aksi keempat siswa dari kelas unggulan itu dengan senyum miring dibibirnya.

"Bintang belum cukup, sekarang kamu malah ngedeketin Bayu. Mau apa kamu dari temen kami itu. Mau numpang tenar. Iya!" Salah satu siswi IPA itu menendang kaki Adelia.

Adelia terisak-isak disana.

"Murahan banget sih jadi cewek, udah gitu nggak tau diri lagi. Kamu tau kan kalau Alia sama Bayu itu pacaran. Dan kamu malah rebut dia dari Alia. Ck, sekolah itu buat belajar bukan jadi cewek murahan tau kamu."

"Nggak usah nangis- ngerebut dua cowok terkenal disekolah aja berani, tapi baru diginiin udah nangis. Mana nyali orang ketiga kamu itu!"

"Manja banget," Salah seorang siswi lainnya menarik-narik rambut pendek Adelia.

Gadis itu terisak.

"Alia sedih, asal kamu tau yah. Dia hampir bunuh diri semalem gara-gara kamu. Dasar cewek nggak punya otak." Siswi lainnya yang bertubuh agak gempal mendorong-dorong kepala Adelia, membuat gadis berambut pendek itu terantuk-antuk kuat.

"Kamu itu ngelonjak banget ya jadi orang. Apa sih yang pengen kamu dapet? Ketenaran iya! Udah jangan nangis bodoh- mana sifat memberontak kamu itu selama ini" siswi itu menyepak kaki Adelia lagi.

Adelia tersedak tangisnya, gadis itu memeluk lututnya takut.

Ia tak menyangka kakak kelasnya bisa sebringas ini.

"Oh, jangan-jangan gosip yang kamu pacaran sama Bintang itu cuma akal-akalan kamu ya, secara kamu kan jago tuh masalah foto memfoto, bisa ajakan dulu kamu foto dirikamu sendiri waktu sama Bintang biar terken-

Belum selesai ocehan siswi IPA itu, Bintang yang sudah emosipun keluar dari persembunyiannya.

"Dia emang pacar gue, ngapa emangnya ha!" bentak Bintang tiba-tiba yang membuat lima gadis, teemasuk Adelia itu tersentak kaget.

Just look at me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang