"Dek,"
"Dek"
"Hei,itu yang dibarisan kedua dari kanan."
"Dek"
"WOY DEK!"
Adelia terlonjak kaget saat kakak panitia MPLS membentaknya dengan Toa.
"Hah, eh SIAP LAKSANAKAN kak." Adelia sontak berteriak nyaring antara refleks dan kaget.
"APA YG MAU KAMU LAKSANAKAN HAH?" Bentak Alia, kakak panitia yang meneriakinya tadi.
Adelia menunduk,
Huh,
Ia merasa bersalah karena tidak fokus dan jengkel juga gondok karena dibentak.
"Kalian itu masih Baru, jangan pada belagu. Gak usah ngehalu deh kalian semua kalau masih mau sertifikas MPLS kalian nyampek ditangan."Alia membentak tanpa toa.
Bentakan tanpa toanya saja sudah mampu membuat semua siswa angkatan baru menunduk dalam-dalam.
Adelia memberengut jengkel, Kenapa kakak kelasnya yang satu ini seperti memiliki dendam pribadi dengan siswa angkatannya. Memang nya apa yang salah sedikit tak fokus saat baris berbaris. Apalagi mereka sudah dibawah sinar matahari sejak pukul sepuluh. Dimana sedang panas-panasnya. Menegur sih boleh, tapi jangan membentak-bentak juga kan?
Huh,
Astaga Adelia. Itu kakak kelas.
Adelia membantin, yang secara refleks tangannya yang berada pada posisi siap pun terangkat untuk mengelus dadanya mencoba sabar.
"Heh, Itu kamu yang pake pita hitam, kemari"Alia menunjuk jengkel.
"HAH"semua siswi MPLS bingung, pasalnya mereka semua menggunakan pita hitam sebagai pelengkap kostum hari ini. Alhasil beberapa siswi kurang fokus pun maju kedepan.
"KENAPA KALIAN SEMUA MAJU HAH??KEMBALI KETEMPAT!!" Alia berseru keras.
Adelia mendengus, ia hendak berbalik.Tapi dengan cepat Alia menarik kardus papan namanya.
"Adelinna" Alia membacanya.
"I-iya kkak"
"Berdiri dipinggir lapangan sana, angkat satu kaki mu dan pegang silang telingamu,"
"hah" Adelia menahan napas.
"CEPAT"
"SIAP LAKSANAKAN" Adelia langsung berlari kearah yang dimaksud sang kakak kelas dan melaksanakan apa yang di perintahkan Alia dengan patuh.
Rasanya satu detik itu berlalu dengan sangat lambat. Matahari mulai naik keatas sedangkan tubuh Adelia yang berbalut seragam dan rok pendek berwarna hitam itu mulai basah diguyur keringat, Adelia memejam kan matanya yang ntah kenapa dengan tak tau tempatnya terasa sangat mengantuk.
Panas yang menyengat kulit putih nya membuat Adelia menggigit bibir bawahnya, ia gerah.
Astaga bagaimana caranya agar ia lepas dari kendali para panitia MPLS yang masih memantau nya dari jauh.
Adelia menunduk mencoba menghalau cahaya matahari yang mengenai wajahnya langsung, kaki nya mulai gemetar karena pegal berdiri dengan satu kaki.
Dan tiba-tiba sesuatu mengenai kakinya,
Bola.
Adela kontan mendongak mencari siapa yang menggelindingkan bola oranye itu kearahnya. Dan dapat Adelia lihat Seoarang laki-laki bertubuh jenjang berlari kearahnya.
"Sorry, eh, Lo siswi--"
Ucapan anak laki-laki itu terhenti kala salah satu panitia MPLS meneriakinya untuk menjauh,
KAMU SEDANG MEMBACA
Just look at me (END)
Teen FictionAdelia tau Awan itu tidak bisa digenggam,tapi Adelia sangat berharap Awan yg ia kenal dapat ia genggam. adelia tau awan itu mengandung kadar air,tapi adelia justru berharap Awan yg ia harapkan mengandung sepercik,cukup sepercik cinta untuknya. *** D...