One Child Two Treasures: The Billionaire Chief's Good Wife

Bab 561-570

Bab 561: Mungkinkah Aku?

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Karena hal ini, hatinya juga sangat sakit.

Gadis ini benar-benar bodoh tanpa harapan. Dia benar-benar telah mereduksi dirinya menjadi keadaan yang menyedihkan.

Selama ini, dia berpikir bahwa dia juga telah berbalik ke arah sini. Meskipun matanya tidak pernah menatapnya, dia masih begitu peduli padanya.

Dia benar-benar kehilangan dia.

Dia juga menjadi bodoh tanpa harapan.

Dia mengangkat pandangannya. Gedoran musik heavy metal di bar menusuk telinga kirinya dan isak tangis memilukan dari kecantikan rapuh ini sebelum dia memenuhi telinga kanannya.

Untuk alasan yang tidak diketahui, rasa ketidakberdayaan menjalari tubuhnya.

Dia tiba-tiba tidak tahan lagi, jadi dia memeluk wajahnya dan menatapnya.

"Mungkinkah itu aku?"

Dia mengajukan pertanyaan itu dengan suara pengap dan magnetis, sementara dia menatap wajahnya dengan alis rajutan.

"Haruskah itu dia? Mungkinkah itu saya, bukan? "Dia mengulangi secara emosional.

Dia kaget dan sedikit bingung dengan pertanyaan mendadaknya.

"Aku bisa melakukan apa pun yang bisa dilakukan Mu Yazhe dan bisa memberimu apa pun yang bisa dia sediakan. Apa pun yang tidak bisa ia berikan atau janjikan, aku juga bisa menawarkannya kepadamu. "Setelah mengutarakan semuanya dengan hampir satu pernafasan, ia kemudian memonitor dengan cermat perubahan dalam ekspresi wajahnya.

"Izinkan saya bertanya lagi; bukankah itu aku? "

Matanya melotot sejenak karena heran. Kelembaban dapat ditemukan manik-manik di bulu matanya.

Saat dia memahami kata-katanya, ekspresinya membeku sepenuhnya karena terkejut.

Wajahnya yang tampan tertutup pada miliknya. Detik berikutnya, dia menyentuh bibir tipisnya di sudut matanya dan mengeringkannya dengan lembut dengan ciuman.

Wajahnya semakin mengeras karena ciuman yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tapi dia tidak berhenti di situ. Ciumannya yang lebat mendarat dengan sukses di bulu matanya dan mengisap kelembaban dari sana. Bibirnya yang penuh kasih kemudian tiba di ujung hidungnya dan terus menggosoknya seperti seekor capung yang menyusuri permukaan air.

Namun, sebelum bibirnya bisa mencapai bibirnya, dia kembali ke akal sehatnya, dan dia mendorongnya pergi dalam kebingungan setelahnya.

"Jangan lakukan ini ..." Dengan nafas yang tertahan, dia memalingkan wajahnya darinya. Dia hampir tidak bisa menangani tindakan mendadaknya. "Aku hanya ... menganggapmu sebagai senior di industri ini. Saya tidak menyimpan pemikiran lain. "

Menanggapi kata-kata mengejutkannya, dia hanya menunjukkan senyum sebelum dia berkata, "Mhm ... aku sadar."

Dia tahu.

Tetap saja, dia ingin berjuang untuknya.

Tiba-tiba rasa kesepian menimpanya. Dia meliriknya, merasa tidak enak dan sedikit bersalah.

Dia bisa merasakan perasaannya untuknya, tetapi dia tidak bisa membalasnya.

Dia tidak melakukan apa pun selain kekaguman dan rasa hormat padanya.

Karena dia tidak punya perasaan padanya, dia tidak boleh dekat dengannya atau memberinya harapan palsu, jangan sampai dia membawa kekecewaan pahit padanya.