One Child Two Treasures: The Billionaire Chief's Good Wife

Bab 821-830

Bab 821

Telepon itu masuk, tetapi meski berdering selama beberapa waktu, itu tidak dijawab.

Saat ini, telepon yang bergetar dan berdering tanpa henti berada di kursi di dalam Porsche-nya, yang diparkir di tempat parkir.

"Tidak ada yang menjawab panggilan itu," asistennya menjelaskan, "dan ini adalah telepon kantor Xingze.  Dia mengesampingkannya begitu pekerjaannya berakhir. "

"Bisakah kamu coba lagi?" Mu Xi menggenggam kedua telapak tangannya dengan gerakan memohon.

"Baiklah," Ruo Bing menyetujui.

Dia membuat beberapa panggilan, yang semuanya tidak dijawab.

Melihat betapa kecewanya dia, dia menghibur sambil tersenyum, “Jangan khawatir;  Yun Shishi adalah orang dewasa dan bukan anak-anak.  Anda tidak dapat disalahkan karena kehilangan dia, bukan?  Anda tidak perlu cemas. "

Asisten yang lebih muda mengerutkan alisnya dengan gelisah.

“Ketika saya pertama kali menjadi asisten, saya sama seperti Anda.  Saya mencoba menarik erat di belakang Xingze seperti dia anak saya, tetapi dalam kenyataannya, peran kami sebagai asisten tidak berarti bahwa kami mengambil alih segalanya.  Para seniman juga membutuhkan ruang pribadi mereka. ”

Lin Fengtian berpikir sejenak dan memberi tahu Mu Xi dengan cemberut, "Kamu kembali dulu.  Saya akan mengirim seseorang untuk mencarinya. "

"Baiklah.  Terima kasih, Direktur Lin. ”Asisten itu hanya bisa mendengarkan sarannya.

...

Di dalam lift saat ini.

Yun Shishi mundur ke sudut dengan selimut melilit tubuhnya yang basah.  Sayangnya, ini tidak bisa menghentikan serangan angin dingin yang lembab dan deras.

Ventilator di dalam lift terus-menerus meniupkan angin dingin.

Dia mulai merasa kedinginan dengan pakaiannya yang basah menempel di tubuhnya.  Setelah basah kuyup lama di bawah hujan buatan manusia sebelumnya, ditambah dengan udara dingin yang terus bertiup, dia basah dan dingin sekarang.

Dia tidak tahu berapa lama sejak mereka terjebak dalam lift ini.  Yang dia tahu adalah bahwa waktu tampaknya telah berhenti.  Perlahan-lahan, dia mulai merasa ringan hati.

Dia merosot di sudut dengan banyak kelesuan.

Gu Xingze terus menekan bel alarm untuk bantuan sampai baterainya habis.  Tidak ada alarm berbunyi setelah itu.

"D * mn!"

Sambil menggumamkan kutukan, dia berbalik dan melihat wanita itu menggigil dan menggali ke dalam selimut.

Hatinya menegang menjadi simpul, dan dia buru-buru mendekatinya.  Sambil berjongkok, dia meletakkan tangannya dengan hati-hati di bahu wanita itu dan merasakan dingin dan basahnya kulit wanita itu dengan ujung jarinya.

Jantungnya sakit saat dia menepuk pundaknya dengan ringan.

"Shishi, apa yang terjadi padamu?"

"Eh ..."

Dia mulai mengantuk pada detik.  Matanya, tanpa fokus, mengintip dari balik selimut.

"Dingin…"

"Dingin?"

"Sangat dingin…"

Dia mendongak untuk melihat kabut udara dingin dari ventilator yang berteriak langsung ke arahnya.

Tidak heran dia kedinginan!

Dia benar-benar akan masuk angin jika udara dingin terus bertiup saat tubuhnya basah kuyup.