Chapter 6 - Beautiful Day

1.9K 228 3
                                    

Jangan lupa vomant!

***

Kai mengerjapkan matanya dengan lucu, ia melihat ke kanan dan ke kiri dengan bingung. Ia lupa tentang laki-laki ini semenjak ia melamun dan memikirkan nama-nya. Sungguh, entah mengapa nama itu langsung membuatnya seperti ini. Ia hanya bisa terdiam dan mengulangi nama itu dibenaknya, seperti ada hal yang sangat penting dengan nama itu.

" Sehun.. Kau akan membawaku kemana?'

Sehun terlihat tidak menjawab pertanyaan Kai, ia hanya fokus pada perjalanannya tanpa memperdulikan Kai yang sudah mencebikkan bibir penuhnya. Kai sangat kesal, ia paling tidak suka bila diabaikan.

Sekarang ia sudah berpikiran macam-macam tentang Sehun. Dalam pikirannya, Sehun akan menjualnya. Tetapi, ia urungkan pikiran itu. Ia juga ingin bertemu anaknya Kenzo, apakah anaknya baik-baik saja?

" A-aku hanya ingin pulang."

Terdengar helaan nafas dari seorang disebelahnya. Sehun memberhentikan mobilnya ditepi jalan yang menghadap ke pegungungan, " Aku tidak akan melukaimu. Kau ingin bertemu dengan anakmu bukan?"

Kai terkejut dengan ucapan Sehun yang terkahir. Bagaimana lelaki ini tau bahwa ia memiliki anak?

" Kau? Darimana kau tau bahwa aku memiliki seorang anak?" Kai menatap penasaran Sehun, tetapi jawabannya hanya sebuah senyum tipis yang membuat hatinya seketika hangat.

" Kau akan tau nanti."

Berikutnya, Sehun melanjutkan perjalanannya kembali. Ia membelah jalanan dengan kecepatan yang sangat membuat jantung Kai hampir copot. Untung saja, jalanan sepi.

Setelah berada diperjalanan selama satu jam lebih. Akhirnya mereka tiba ditujuan. Pertama kali Kai melihat pemandangan yang begitu indah, seketika rasa khawatir terhadap Kenzo hilang. Ia berlari kecil kearah tepi pantai yang terlihat sangat jernih.

Kai menatap pemandangan didepannya berbinar. Mungkin, kalian akan terkejut. Tapi, memang benar bahwa Kai tidak pernah sama sekali melihat lautan seperti ini. Selama ia hidup, ia hanya bisa melihat dari telivisi.

" Apa kau suka?"

Suara berat yang membuat Kai tersadar dari keindahan alam didepannya. Ia tersenyum lebar dan mengangguk dengan cepat, " Tentu! Aku sangat suka. Selama ini aku hanya bisa melihat pemandangan ini dari telivisi."

Kai mengecilkan suaranya saat berada dikalimat akhir. Wajahnya murung seketika tetapi, ia kembali tersenyum dan menatap Sehun berbinar.

" Tetapi, terimakasih sudah membawaku kesini."

Sehun ikut tersenyum tipis saat pemuda didepannya tersenyum dengan ceria. Ya, apapun untuknya Sehun akan melakukannya. Untuk membuat lelaki-nya bahagia.

" Sehun.. aku mengkhawatirkan anakku. Apakah ia baik-baik saja?" Kai mengigit bibirnya, rasa khawatir yang sebelumnya sempat sirna, seketika kembali lagi.

" Aku sangat memastikan kalau anakmu sungguh baik-baik saja Kai. " Sehun mencoba untuk menenangkan Kai, lalu ia mengelus helaian rambut Kai yang begitu halus.

" B-baiklah." Kai menundukkan wajahnya, sekarang wajahnya sangat merah. Ah! Ia sangat malu, bisa-bisanya ia terlihat seperti perempuan yang digoda oleh kekasihnya.

" Apa kau ingin sesuatu?" Sehun mengangkat wajah Kai yang sebelumnya tertunduk.

" Aku tidak ingin apapun." Tetapi kemudian suara yang berasal dari Kai berbunyi dengan keras.

' Dasar perut memalukan!'

Sehun tertawa, ia mengenggam tangan Kai dan mulai bediri, " Ayo! Kita mencari makanan."

Kai mencoba menahan rasa malunya, sebaiknya lain kali. Ia akan jujur.

Kai pun berdiri dari duduknya. Sehun tidak sedetik pun melepas genggamannya pada Kai.

Sebenarnya tempat mereka tidak ada yang membuka sebuah restoran atau cafe. Hanya ada beberapa perumahan dan sebuah vila yang terlihat megah.

" Kita sampai." Sehun mengambil satu buah kunci dan membuka pintu besar didepannya. Kening Kai mengkerut, apa ia sungguh bodoh? Vila yang ia kagum-kagumi dari jauh ternyata milik lelaki tampan disampingnya.

" Woah.. aku tidak menyangka ini vilamu." Kai menatap interior ruangan dengan berbinar. Vila ini sungguh besar dan tertata dengan rapih, apalagi didominasi dengan warna putih, warna kesukaannya.

" Kau sangat lucu Kai."

Sehun terkekeh. Lalu ia berjalan kearah ruangan yang Kai yakini adalah dapur. Sehun membuka sebuah kulkas yang berisikan bahan-bahan makanan yang sangat lengkap. Ia mengambil beberapa bahan dan mulai mengolahnya dengan lihai. Sedangkan Kai, tadinya ia ingin membantu Sehun memasak tetapi, lelaki tampan itu menolak tawarannya.

Beberapa menit kemudian hidangan makanan tersedia dimeja, tampak dari raut wajah Kai yang sangat tergoda dengan makanan didepannya. Ia tidak menyangka ternyata Sehun bisa memasak.

" Selamat makan Sehun!"

" Selamat makan."

Akhirnya mereka melahap makanan tersebut hingga habis tidak tersisa," Ugh.. kenyang sekali."

Sehun tampak memikir suatu, " Bagaimana kalau kita berjalan-jalan disekitar sini? Aku yakin kau sangat menyukainya."

Kai tentu saja tidak menolaknya, jika ia menolak, ia tidak enak hati bila menolaknya. Lagi pula, ia yakin Sehun seseorang yang baik.

Mereka berdua kembali keluar dari vila dan mulai berkeliling. Mereka menyusuri bebatuan yang sedikit licin yang membuat Kai terpeleset dan terjatuh.

" Akh! Aw.. sakit."

Kai meringis, telapak kakinya terlihat berdarah. Sehun segera membantu Kai dan merobek kemeja yang ia pakai dan melilitnya diluka Kai, " Kau sebaiknya jangan berjalan Kai."

" Lalu bagaimana aku kem--"

" Aku akan menggendongmu." Tanpa persetujuan Sehun menggendong Kai dipunggugnya. Kai menenggelamkan wajahnya dipundak kokoh lelaki tampan ini.

Kenapa ini? Kenapa jantungnya berdetak dengan kencang? Apa karena, ia baru pertama kali merasakan diperhatikan seseorang dalam hidupnya?

Ia harap, rasa ini bukan rasa yang dinamakan jatuh cinta.




♡♡♡

Maaf baru update setelah satu bulan.

Chapter ini isinya moment manis mereka dua semua. Chapter selanjutnya masih moment manis mereka kok~ konfliknya nanti-nanti ajaa ehehe :>

Never - KIMKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang