Chapter 4 - Begin

2K 263 0
                                    

Jangan lupa vomant!

***

Disuatu tempat seorang lelaki tampan sedang menggeram marah, lelaki itu melampiaskan seluruh emosinya dengan benda-benda disekitarnya. Sedangkan seorang wanita diseberang sana mencoba untuk terlihat baik-baik saja, walaupun sebenarnya dirinya sangat ketakutan dengan kemarahan lelaki didepannya ini.

" Aku sudah bilang berkali-kali, kau hanya perlu menunggu beberapa tahun lagi untuk merawatnya, bitch!"

Mata lelaki itu memanas, ia menatap tajam wanita yang menatapnya datar seolah ia sedang tidak bersalah sedikit pun, " Aku muak untuk melihatnya, apalagi merawatnya."

Lelaki itu semakin emosi ketika wanita itu malah membalas perkataannya dengan lantang.

" Kau selalu membuatku emosi, aku tidak tahan lagi saat kau melewati batas ini Krystal Jung."

♡♡♡

" Papa! Kenzo akan buktikan bahwa Kenzo anak yang pemberani. Kenzo akan meluncur dalam hitungan satu sampai tiga." Kenzo berteriak kencang dan mulai menghitung.

" Satu.."

" Dua.."

"Ti..ga.."

"... AAA"

Brak

" P-papa, sakit.. kaki Kenzo sakit hiks.."

Kai menatap anak kecil didepannya ini dengan khawatir. Bagaimana tidak, kaki Kenzo terlihat berdarah dan bagian tubuh lainnya juga lecet.

" Mengapa kau tidak berhati-hati Kenzo?" Kai menaikan suaranya beberapa oktaf, membuat tangisan Kenzo semakin membesar dan juga membuat tubuhnya semakin bergetar.

" K-kenzo sudah berhati-hati, t-tetapi hiks.. Kenzo tidak bisa memberhentikan tubuh Kenzo, akhirnya Kenzo terjungkal.. sakit! Kaki Kenzo sakit Papa hiks.."

Kai merasa bersalah, ia tidak maksud untuk membentak anaknya itu. Ia hanya khawatir tentang keadaan Kenzo hingga ia hilang kendali.

" Maafkan Papa, Papa tidak bermaksud membentakmu sayang. Papa hanya khwatir. Sekarang kita harus membersihkan lukamu dulu." Kai mengusap punggung sempit Kenzo dan mengecup puncuk kepalanya. Ia mencoba menenangkan tangisan Kenzo yang mulai mereda hingga berubah menjadi isakan kecil.

" Tetapi.. Kenzo mau digendong Papa." Raut wajah Kenzo membuat Kai gemas, anak itu memberi tatapan memelas dan dengan sengaja ia mengerucutkan bibirnya yang merah.

" Kau mencoba untuk merayuku anak nakal?" Ia berkata lalu terkekeh dengan tatapan anaknya yang menggemaskan.

" Ayo Papa! Kenzo sudah tidak tahan."

" Baiklah."

Kai kemudian mengangkat tubuh Kenzo kegendongannya. Ia mengulurkan tangannya untuk meraih tas yang ia letakan dikursi taman, kemudian ia berjalan keluar dari taman itu dengan Kenzo yang sudah menenggelamkan wajahnya dileher Kai.

♡♡♡

Untung saja jarak taman bermain dengan rumahnya cukup dekat. Sehingga ia bisa mengobati luka Kenzo sebelum terkena infeksi.

" Maafkan Kenzo."

Kai mengalihkan pandangannnya kearah Kenzo, ia menggelengkan kepalanya cepat lalu Kai mengecup pipi tembam Kenzo, " Papa yang seharusnya minta maaf Kenzo. Papa yang sudah lalai menjagamu."

Ia mengubah posisinya yang semula memeluk Kenzo dari belakang menjadi memangku Kenzo.

Kai melayangkan pikirannya dan meneteskan air mata begitu saja. Ia mengingat kembali pekerjaannya, mau kemana lagi ia bekerja? Sedangkan dirinya saja hanya lulusan SMP. Kemarin ia bisa bekerja disana karena ia memohon-mohon kepada bossnya dulu. Itu pun sampai berhari-hari untuk meyakinkan bossnya.

Kai menghela nafas, besok ia harus mencari pekerjaan barunya. Dia tidak perduli apa pekerjaannya nanti, yang terpenting ia bisa menghidupi dirinya dan Kenzo.

Matanya melirik kearah jam dinding yang berada diatas pintu masuk rumahnya. Jarum jam sudah menunjuk kearah 12 siang. Biasanya ia tidak makan siang, namun Kai kembali memikirkan anak yang berada dipangkuannya ini. Ia tidak bisa membiarkan anaknya kelaparan.

" Apa Kenzo lapar?"

Kai merasa anggukan didadanya yang menandakan bahwa anak itu sudah cukup lapar.

" Baiklah.. kalau begitu Papa akan memasak terlebih dahulu."

Kenzo mengangguk patuh, ia perlahan turun dari pangkuan Papanya dan berbaring ditempat tidur yang berukuran single. Kenzo hanya memeluk boneka beruang Papanya dan memandang Papanya yang sedang membuka kulkas.

" Aish! Aku lupa kalau bahan-bahan makanan sudah habis." Kai mendesis dan menghentakan kakinya, tingkah Kai membuat Kenzo terkikik geli. Pikir Kenzo, Papanya lebih kekanak-an dibanding dirinya.

" Kenzo mau ikut Papa untuk membeli bahan-bahan atau disini saja?"

Kenzo tampak memikir, ia tidak mau Papanya kesusahan untuk mengendong dia yang terluka sambil membawa bahan-bahan makanan. Tetapi, dilain sisi ia juga mau menjaga Papanya walaupun supermarket yang biasanya Kai kunjungi tidak terlalu jauh.

" Kenzo bingung.."

Anak itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu menatap Papanya dengan memelas, " Kenzo bingung karena tidak mau Papa kelelahan mengendongmu dan membawa bahan-bahan makanan saat pulang nanti, bukan?"

Kenzo mengangguk.

" Tenang saja, Papa pasti kuat untuk mengondongmu sambil membawa bahan-bahan makanan itu Kenzo."

Kenzo tidak tau ia benar-benar tidak merepotkan Papanya atau tidak. Tetapi, tanpa memikir lebih lama lagi ia mengganguk dan merentangkan tangannya kearah Kai.

♡♡♡

" Cepat kirimkan data-data pemuda bernama Kim Kai."

Dari bola matanya terlihat bahwa lelaki itu sedang menggebu. Ia tersenyum menyeringai.

" Ada apa sayang? Mengapa kau terlihat antusias? Apa ada permainan yang kau buat lagi?" Lelaki mungil itu memeluk lelaki tampan didepannya dengan manja. Sedangkan lelaki tampan itu tidak menjawab karena pikirannya tertuju pada pemuda bernama Kim Kai.

" Kau sangat jahat.. kau pasti memikirkan lelaki itu! Dia siapa Sehun?! Apa ia jalang yang kau temukan disebuah Club?" Lelaki mungil itu berteriak marah, lelaki didepannya ini adalah tunangannya tetapi sayangnya lelaki tampan ini tidak pernah terfokus padanya.

" Jaga ucapanmu. Aku tidak mau membuat keributan diperusahaanku. Lebih baik kau pulang kerumah dan merawat dirimu agar aku sedikit tertarik padamu." Lelaki tampan itu mendorong pelan tunangannya yang sedang dipangkuannya itu. Lalu ia berjalan kearah keluar dan mengabaikan teriakan tunangannya itu.

" Tuan, maaf menggangu aktivitas anda, ada sesuatu hal yang perlu saya katakan." Sekertaris Lee menunduk sopan. Dan melanjutkan perkataanya saat Bossnya mengangguk meng-iyakan.

" Karyawan kita bernama Kim Jongdae mengundurkan dirinya dari perusahaan dan hanya memberi surat ini untuk anda."

Sekertaris Lee menyodorkan surat itu. Ia menunggu tanggapan dari Bossnya, tetapi hanyalah ekspresi datar yang ia dapatkan, " Apa posisinya penting?"

Sekertaris Lee mengangguk, " Kalau begitu carikan penggantinya."

♡♡♡

Hari ini sangatlah cerah. Matahari memperlihatkan dirinya tanpa malu. Begitupun lelaki berkulit tan yang sedang merentangkan tangannya, ia membuka tirai yang menghalangkan cahaya matahari masuk dengan nyaman.

" Ah! Hari ini pasti akan menjadi hari yang melelahkan."

" Papa! Tadi Kenzo bermimpi monster seram." Wajah Kenzo menunjukkan bahwa anak itu sungguh takut sekarang.

" Itu hanya mimpi Kenzo, lupakan saja." Setelah berkata Kai mencium bibir mungil Kenzo.

" Ingat! Selalu ada Papa yang menjagamu."

♡♡♡

Udah mulai bermunculan tokoh-tokoh yang lain. Btw, aku minta maaf karena updatenya selalu lama dan Daddy Kai belum muncul-muncul. Tapi sebentar lagi bakal muncul kok^^

Terimakasih atas vomant kalian~ (\>.</)

Never - KIMKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang