Chapter 8 - Back Home

1.7K 233 4
                                    

Jangan lupa vomant!

Warning! Chap ini cukup tijel ya, jadi maklumin okeh (ಥ ͜ʖಥ)
.
.

Sinar matahari kembali menampakkan dirinya pada pagi hari ini. Terlihat dua lelaki yang berbeda usia itu saling memeluk satu sama lain dalam tidurnya. Kedua bola mata dari lelaki yang lebih manis tampak mulai mengerjapkan matanya.

Kemudian saat sepenuhnya sadar, lelaki manis yang bernama Kai itu melepaskan pelukan Sehun dipinggang rampingnya. Merasa terganggu akan tidurnya, Sehun mulai membuka matanya juga. Hingga pandangan mereka bertemu, tampak dalam dan nyaman.

" Kau lebih indah dari apapun Kai, pagi hari ini adalah pagi terindah untukku karena ditemani dengan bidadari cantik sepertimu. " Ucap Sehun hingga membuat diri Kai memerah malu.

Jemari Sehun mulai merambat kearah pipi milik Kai. Ia mengelusnya lembut, tanpa sepatah kata apapun yang keluar dari bibir tipisnya. Ia perlahan hanya memajukan dirinya dan menempelkan hidungnya dengan hidung pemuda manis didepannya.

Cup.

Satu kecupan datang dari sang dominan. Tidak ingin hanya sekali, ia memajukan bibirnya hingga mempertemukannya kembali.

Cup.

Kali ini tidak hanya kecupan tetapi juga lumatan. Sehun melumat bibir Kai dengan penuh perasaan. Kai hanya diam dan tidak melakukan apa-apa, apalagi membalas lumatan Sehun.

Sehun geram, ia tidak ingin Kai hanya diam dan menerima apa yang dilakukannya, tetapi juga membalas lumatan yang ia berikan.

" Balas aku Kai.. "

Suara berat Sehun menyapa telinga Kai saat ia mendekatkannya disana.

" Kalau tidak.."

" Shh.. "

Sehun mengigit keras bibir Kai hingga terasa darah segar keluar dari bibir penuhnya.

Akhirnya, mau tidak mau Kai mulai membalas lumatan Sehun dengan kaku. Ini pertama kalinya sungguh.

Kedua bibir itu tidak hentinya saling melumat, menghasilkan bunyi yang membuat kedua insan itu mengeluarkan aura gairah yang sangat dalam. Tanpa sadar tangan Kai sudah berada di surai milik Sehun, ia merematnya sambil mengalunkan desahan indahnya.

Sehun melepaskan ciuman mereka. Kai menatap Sehun dengan tatapan kecewa, entah mengapa ia menginginkan yang lebih, " Aku tidak ingin menyakitimu. "

Kai tertegun, ia tau bahwa Sehun menginginkannya. Terlihat jelas dari tatapan membaranya yang meletup.

" Baiklah. " Lirih Kai sambil mengigit bibir bawahnya yang masih terasa sakit.

Mata Sehun mengarahkan pandangannya ke bibir penuh Kai, ia menyuruh Kai untuk membuka mulutnya. Kemudian terlihat luka lecet yang cukup membuatnya menyesal.

" Maafkan aku, aku hanya tidak suka melihatmu menolakku. "

Lalu Sehun membawa Kai kedekapannya dan mengelus punggung sempit milik Kai dengan sayang.

" Lebih baik kau mandi dan bersiap-siap, kita akan pulang sekarang. Aku tau kau sudah merindukan anakmu. "

Kemudian Kai melompat dari tidurnya, ia sangat begitu semangat saat mendengar ucapan yang Sehun lontarkan. Sedangkan Sehun yang melihat hanya menggelengkan kepalanya, bagaiamana pemuda manis itu sungguh lucu? Rasanya ia ingin membawanya ke apartemen miliknya dan mengurungnya disana saja.

Sesudah bersiap-siap, Sehun menempati janjinya, kini mereka berdua sudah berada diperjalanan dengan Kai yang memandang keluar.

Suasana yang tercipta cukup canggung, Kai memang ingin terdiam dan memandang keluar sedangkan Sehun, ia tidak tau topik apa yang cocok mereka bahas.

Kemudian dehaman Sehun memecah suasana canggung tersebut. Kai menolehkan kepalanya dan melihat Sehun dengan tatapan bingung.

" Kau ingin kita sarapan terlebih dahulu atau aku langsung mengantarmu pulang? " Ucap Sehun tetap pada pandangan lurus.

Kai yang ingin buru-buru bertemu anaknya untuk melepas rindu menggelengkan kepalanya dan berkata, " Tidak, aku sangat merindukannya. Aku sarapan dirumah saja. "

Sehun menaikkan satu alisnya dan bertanya, " Kau tidak memikirkanku? "

Kai semakin bingung, maksud dari pertanyaan lelaki tampan di sampingnya ini apa?

" Maksudmu? "

" Tidak, tidak apa. "

Kai kembali memandang keluar dan mengabaikan Sehun yang sudah memasang raut kesal.

Tunggu, mengapa ia seperti perempuan yang merajuk karena lelakinya tidak peka?

Setengah jam kemudian mereka telah sampai di kediaman Kai yang tampak tidak layak. Sehun berpikir, lebih baik Kai dan anaknya tinggal bersama di apartemen miliknya.

" Tunggu, aku akan pergi kesana sebentar. "

Rumah Kakek Nam hanya berselisih satu rumah saja. Jadi saat ini Kai berlari kecil dan memandang lurus sehingga tanpa sadar dirinya tersandung batu kecil.

" Akh!! "

Lututnya tampak mengeluarkan darah.

" Kai! "

Sehun berteriak dan berlari kearah Kai yang terlihat menahan kesaktiannya, " Kenapa kau begitu ceroboh, huh? "

Kakek Nam yang mendengar keributan di depan rumahnya langsung keluar dari dalam dan memandang Kai yang bersama lelaki asing yang belum pernah ia lihat sekalipun.

Tanpa basa-basi, Kakek Nam  berjalan kearah mereka berdua dan menatap Kai terkejut. Lutut Kai terlihat berdarah, luka cukup dalam walaupun hanya sedikit.

" Kai! Bagaiamana bisa? Ayo bawa dia kedalam! "

Sehun menggendong Kai kerumah kecil Kakek Nam dan mendudukinya ke sofa lapuk milik Kakek Nam. Hingga teriakan kecil terdengar dari ujung pintu.

" Papa!! Kenzo rindu Pap--"

"-- a-apa ini?! Apa yang paman lakukan pada Papa sehingga Papa terluka! "

Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah..

Kenzo memukul Sehun dengan cukup keras sehingga membuat beberapa sisi tubuhnya kesakitan.

***

Never - KIMKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang