Chapter 18 - Flashback (1)

867 116 13
                                    

Jangan lupa vomant!

***

Seharusnya detik itu adalah detik dimana semua dunianya terasa gelap. Ya, tepat pada saat Chanyeol mengarahkan benda tajam tersebut ke arah Kai yang beberapa detik menatapnya tak percaya.

Namun, sebelum benda tajam itu menempatkan sasaran pada subjeknya. Kenzo terlebih dahulu melindungi Kai dengan pelukan yang erat, ia pun menepis dengan cepat benda tersebut sehingga jatuh dibawah rerumputan yang luas.

" Jangan sampai kau sentuh sedikitpun Papa-ku! Kau berurusan dengan diriku bedebah! "

Wajah Chanyeol tampak merah padam, melambangkan jika dirinya memiliki sebuah emosi yang besar sekarang. Ia mengambil benda tajam itu kembali, lalu ia melangkahkan kakinya dengan perlahan. Lelaki tampan itu juga memasang smirk menakutkan di wajahnya kemudian, ia memainkan benda tajam tersebut dan mengisyaratkan bila benda tersebut bisa menembus tajam daging mereka hingga mengalirkan darah segar ditubuh masing-masing.

" Sayang sekali anak baik sepertimu harus kubunuh? Bagaimana jika aku jual dirimu? Ah benar! Jika seperti itu aku bisa mendapatkan uang yang bany--"

Lontaran tidak menyenangkan itu berhenti dalam sekejab digantikan dengan rintihan kesakitan olehnya. Kedua tangannya telah diikat dengan erat, ia bisa merasakan bahwa pergelangan nya akan memerah nanti.

Disisi lain kedua korban telah selamat, tentu saja Kai dan Kenzo. Keduanya menatap dengan binar pada sang pahlawan.

" Daddy! Kau yang terbaik! " Pekik Kenzo.

Kai melangkahkan kakinya dengan perlahan seperti membawa secerah harapan yang begitu dalam. Ia membawa dirinya dalam dekapan sang pujaan, tidak lupa dengan Kenzo yang berada diantara mereka.

" T-terimakasih Sehun.. "

Kai terisak didalam dekapanya, Sehun segera menenangkan seseorang dicintainya itu dengan kecupan di pucuk rambutnya.

" Jangan menangis Pa, disini sudah ada Daddy yang menjaga kita. " Kenzo mengulurkan tangan kecilnya yang dengan lembut mengusap wajah Papanya.

" Kenzo benar sayang, aku ada disini untuk kalian karena itulah tugasku. Menjaga kalian selayaknya sebuah keluarga. "

Deg.

Sebuah perasaan kecewa, sedih dan bahagia menjalar direlung hatinya. Kai terdiam, pikirannya mulai melayang kemasa suram dalam hidupnya. Dimana ia benar-benar sengsara dan kehilangan seorang bayi yang ia kandung.

Flashback

Kim Kai
14 y. o

Hidup seorang remaja pada umumnya seharusnya sungguh menyenangkan karena disitulah kenangan-kenangan indah yang tertoreh didalam hidupmu. Tapi, tidak untuk Kim Kai, ia mengalami masa sulit yang luar biasa pada masa itu.

Dimalam tersebut, dimana ia melakukan hal yang sangat tidak lazim untuk dilakukan oleh remaja sepertinya. Sebuah pengalaman sex yang ia lakukan dengan seseorang. Ya, seseorang, karena semua kejadian tersebut adalah paksaan semata atau bisa disebut pemerkosaan.

Pada saat melakukannya ia tak tau siapa yang melakukan hal menjijikan itu, orang tersebut menutup kedua matanya dengan sehelai kain kusam dan mengikat tangan serta kakinya.

Lelaki itu pun mengutarakan pernyataan yang tidak logis, pernyataan cinta yang ia pikir hanya sekedar omong kosong semata untuk memuji tubuh miliknya. Namun, saat kembali ia dengarkan dengan seksama, ia mendengar perasaan tulus yang sangat dalam.

Setelah malam kejadian itu, Hari-hari nya semakin suram. Keadaan yang tidak memungkinkan untuk mendukung dirinya beraktivitas seperti biasa. Tubuhnya terasa lemas dan pucat, mual-mual pun akan terjadi saat pagi hari.

Tapi, hari-harinya akan kembali cerah ketika melihat senyuman indah milik ibunya. Senyuman yang selalu menenangkan hatinya dikala sedih  maupun senang.

Kembali disaat semua kebahagiaan akan berputar pada waktunya. Seperti saat ia tak bisa menutupi kebohongan dalam hidupnya, perutnya semakin membesar hingga ibunya mencurigai kejanggalan di dirinya.

Dibulan kedelapan, dimana pada hari itu adalah hari yang membahagiakan untuknya. Seharusnya ia dapat merayakan kebahagiaan ketika umurnya bertambah tapi tidak. Sang ibu menemukan beberapa test pack yang ia beli saat setelah beberapa minggu ia mengalami mual-mual yang hebat.

Hari itu terasa kacau, ibu yang ia cintai dengan sepenuh hati telah mengusir dan berkata bahwa ia sangat malu mempunyai anak seperti dirinya. Hatinya seperti ditikam beribu-ribu panah yang mengarah tepat pada sasaran utama.

Pada hari itu pun, ia kehilangan harapan satu-satunya. Kehidupan yang ia tuju sekarang telah lenyap disusul dengan keputusasaan yang melanda hidupnya.

Ia kehilangan bayinya, bayi yang ia rawat dengan sepenuh hati selama delapan bulan terakhir. Dan ia pergi, karena sebuah kelalaian dirinya.

Kecelakaan yang hebat pada malam itu.

***
mulaeee nii kebuka gmn crta kehidupan Kai🌚👌

oghee silahkeun ditunggu chapter berikutnya~

Never - KIMKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang