Rabu, 22 Mei 2019.
Aliya Maharani, seorang gadis yang tengah duduk termenung didepan jendela kamarnya entah memikirkan siapa, tapi yang pasti Aliya hanya diam melamun, namun dering ponsel tiba-tiba membuyarkan lamunannya.
Kriiinggg!!!! Kriiinggg!!!
Rasanya sulit untuk mengangkat telepon itu, bukan sulit, tapi Aliya bingung, ia heran, aneh kenapa Reyhand tiba-tiba menelepon, ditambah ini juga pertama kalinya Reyhand menelepon setelah beberapa bulan yang lalu terakhir kali Reyhand mengirim chat, itupun hanya karena ia menanyakan tanggal reunian. Sebenarnya Aliya senang jika Reyhand menelepon, ya secara Aliya menyukai Reyhand sejak SMP sampai saat ini ia lulus SMA, namun karena malu untuk mengungkapkan perasaannya, akhirnya Reyhand menjadi kekasih sahabat Aliya sendiri, Lyssa.
Setelah berpikir panjang, akhirnya Aliya memutuskan untuk mengangkat telepon itu, namun sayangnya telepon itu terputus. Kesal sekali rasanya, Aliya merasa dirinya bodoh, ia telah melewatkan kesempatan itu. Terlalu banyak berpikir! Padahal kapan lagi Reyhand menghubunginya...
"Shit!! Bego gue! Telmi banget sih gue?! Keseeeeelllll!!!! Mimpi apa gue semalem, dapet telpon dari Reyhand...."gerutu Aliya, namun tak lama Reyhand kembali menelepon, merasa itu sebuah keberuntungan, Aliya buru-buru mengangkatnya.
"halo... " sapa Aliya.
"halo... ini bener nomor telponnya Aliya Maharani kan?" tanya Reyhand meyakinkan bahwa itu benar Aliya, sudah pasti, pikir Aliya karena sejak kapan Reyhand menyimpan nomor teleponnya, ia mengirim chat saja melalui instagram, lain dengan Aliya yang setia menyimpan nomor Reyhand walau memang tak pernah dihubungi. Tapi pertanyaannya bagaimana bisa Reyhand mendapat nomor telepon Aliya?
"iya, ini Aliya, maaf ini siapa ya?" tanya Aliya, pura-pura tidak tahu kalau yang menelepon adalah Reyhand, ia tidak mau jika sampai Reyhand tahu kalau selama ini ia menyimpan nomornya, itu pasti sangat memalukan, ditambah Aliya tidak ingin jika identitasnya menjadi secret admirer terbongkar begitu saja.
"ini Rey, Al... Reyhand Dwinanda, masa iya sih kamu udah lupa?"
"ohh iya iya, kenapa Rey? Tumben kamu nelpon?"
"hmm.... gini Al, aku mau minta tolong boleh gak?"
'pantes aja nelpon.... lagi ada butuhnya sama gue ternyata... pas bagian gini aja sama gue, eh pas happy-happy sama yang laennn!!' –batin Aliya.
"mau minta tolong apa gitu Rey? Inshaa Allah aku bisa bantu...." Tanya Aliya ramah, padahal sesungguhnya hatinya kesal sekali.
"jadi gini Al.... besok aku ada acara graduation di sekolah,"
"ya terus, ngapain kamu telpon aku?" potong Aliya.
"kamu bisa dateng ga?" JLEB!!! Aliya heran atas pertanyaan Reyhand yang menurutnya aneh itu.
'NGAPAIN DIA NYURUH GUE DATENG?! EMANG GUE PACARNYA APA?! ATAU DIA LAGI NGEPRANK? ALIAS BIKIN GUE BAPER DOANG?!'–batin Aliya
"DATENG?Maksudnya nemenin kamu disana gitu??"
"iyaa, sebenernya orang tua aku pada gak bisa dateng jadi aku sendirian, maksudnya aku gak bawa tamu undangan, nah kamu mau kan jadi tamu undangan aku?"
'WHAT?!' –batin Aliya semakin kaget mendengar pertanyaan itu untuk kedua kalinya.
"emmm, gini ya Rey, bukannya aku gak mau, aku bisa bisa aja sih dateng kesana, tapi kenapa harus aku yang kamu undang? Kenapa gak Lyssa, atau siapa kek gitu...."
KAMU SEDANG MEMBACA
About A Story
RastgeleSemua orang memiliki kehidupan, Punya harapan dan cita-cita, maupun cinta Tapi dibalik semua itu mereka juga punya rasa takut, benci, dan dendam yang amat mendalam Apakah semua itu bisa berubah? Yang membenci jadi mencintai, Yang takut jadi berani, ...