Saya cuma mengepost, seluruh isinya milik NaraYuuki.
.
.
"Bila aku tidak bisa memilikinya, maka aku akan menghancurkannya...."
.
.
.
"Perusahaan milik keluarga Choi yang bergerak dibidang informasi telekomunikasi dan barang elektronik dinyatakan pailit dan bangkrut. Perusahaan yang cabangnya tersebar diseluruh Negara-negara benua Asia itu kini hanya menunggu waktu kehancuran...."
Pip!
"Perusahaan kalian membutuhkan dana seratus milyar, tidak masalah bila seratus milyar itu dalam kirasan Won. Sayangnya seratus milyar yang kalian butuhkan itu dalam bentuk Dolar.Apa yang aku dapatkan bila aku mengeluarkan uang sebanyak itu untuk perusahaan kalian yang nyaris hancur, huh? Katakan padaku!"namja berusia 34 tahun itu terlihat begitu angkuh ketika bicara dengan tamunya. Hal yang biasa dia perlihatkan ketika menghadapi orang-orang yang memohon belas kasihannya.
"70% saham perusahaan akan menjadi milikmu, Yunho sshi...."
Jung Yunho, itulah namanamja angkuh yang kini tengah berjalan menuju jendela kaca besar yang memang berada di dalam ruang kerjanya itu, melihat lalu-lalang kendaraan yang memang selalu menjadi keindahan tersendiri bagi pemandangan kota Seoul, "Aku tidak membutuhkan saham perusahaanmu, Siwon sshi."
Choi Siwon, ayah dari tiga anak yang akhir-akhir ini perusahaannya diberitakan mengalami pailit bahkan nyaris bangkrut itu kini terduduk diam di atas sofa berwarna hitam legam itu. Bank tidak bisa meminjaminya uang karena jumlahnya terlalu besar serta tidak adanya jaminan yang bisa meyakinkan pihak bank bahwa dengan memberikan suntikan dana, perusahaan yang sekarat itu bisa kembali hidup. Satu-satunya yang mempunyai uang sebesar itu adalah Jung Yunho, pengusaha muda kaya raya yang angkuh dan dingin. Sangat sulit untuk meyakinkan namja bermarga Jung itu agar memberikan pinjaman.
"70% saham perusahaan Choi tidaklah sebanding dengan uang seratus milyar dolar, Siwon sshi...." Yunho melirik Siwon menggunakan ekor matanya, "Ada 'hal' lain yang lebih aku inginkan daripada perusahaanmu.... Aku bisa memberikan suntikan dana sebesar apa pun yang perusahaanmu butuhkan asal kau memberikan 'hal' yang aku inginkan."Yunho memutar tubuhnya agar bisa melihat wajah Siwon yang menatapnya binggung.
"Hal lain?" Tanya Siwon, "Aku bahkan sudah tidak punya apa-apa lagi Yunho sshi.... Apa yang kau harapkan dariku?"
Yunho menggelengkan kepalanya pelan, "Kau memiliki sebuah permata yang tidak ternilai harganya."
Siwon mengerutkan keningnya, seingatnya dirinya tidak punya permata. Semua koleksi batu mulia istri dan anak-anaknya sudah habis dijual untuk menyelamatkan perusahaan, walaupun kini perusahaan yang susah payah dibangun oleh mendiang kakek buyutnya itu diambang kehancuran.
"Anakmu...." Yunho tersenyum, senyum yang mirip senyuman algojo ketika hendak memancung terpidana mati.
Mata Siwon membulat, "Anak?"
"Aku menginginkan salah satu anakmu menjadi milikku...."
"Mwo?"
"Sudah ku katakan, bila aku mendapatkan apa yang aku mau, aku akan memberikan suntikan dana berapa pun untuk perusahaanmu." Ucap Yunho, "Bagaimana?"
Siwon terlihat begitu binggung.
"Aku menginginkan salah satu anakmu berada di sisiku, menemaniku sampai aku tua dan melahirkan pewaris untukku. Aku akan menjaganya dan memenuhi semua kebutuhannya. Tidak ada yang perlu kau risaukan...."
YOU ARE READING
PRIDE
Fanfiction"Bila aku tidak bisa memilikinya, maka aku akan menghancurkannya...."