Pride VI

3.6K 360 3
                                    


.

.

Lantai 32, seluruh lantai paling atas itu adalah ruang kerja Yunho. Satu-satunya pintu kayu yang terdapat pada ruangan itu bertuliskan "Presiden Direktur, Jung Yunho". Seorang sekertaris cantik dan beberapa body guard membungkuk, menyambut kedatangan Jaejoong.

"Presdir sudah menunggu anda, Tuan Jaejoong...." ucap sekertaris itu ramah.

"Jeongmal?" tanya Jaejoong. Jaejoong mengambil kotak bekal yang sudah disiapkannya dari rumah yang mana sejak tadi dibawakan oleh body guardnya. Jaejoong berjalan menuju pintu berwarna coklat gelap itu oerlahan.

Klek!

Pintu kokoh itu terbuka lebar sejalan dengan doe eyes kelam Jaejoong yang membulat sempurna.

"Eh? Nugu?" Jaejoong tersentak kaget saat melihat seorang yeoja tengah memeluk Yunhonya. Ada sesuatu yang berdenyut sakit di dada Jaejoong melihat keintiman yeoja itu bersama Yunho, namun Jaejoong berusaha bersikap biasa saja.

"Boo Jae?" Yunho tersenyum ke arah Jaejoong.

Jaejoong membalas senyuman Yunho, "Joongie menepati janji Joongie tadi pagi." Ucap Jaejoong sembari meletakkan kotak bekalnya di atas meja tamu ruang kerja Yunho itu, "Tapi sepertinya Yunie sedang sibuk, ne? Joongie pulang saja kalau begitu...."

"Boo...."

Blam!

Pintu kokoh itu tertutup seiring menghilangnya Jaejoong dari mata Yunho.

"Yah! Nunna!" Yunho melepaskan pelukan yeoja itu sedikit kasar.

"Jadi dia Boo Jaemu, huh? Anak kecil yang kau kuntit sejak usianya 12 tahun? Ku rasa kau sudah tidak waras, Jung." Yeoja itu berjalan ke arah sofa, memeriksa kotak bekal yang Jaejoong tinggalkan dengan seksama, "Dia pintar memasak rupanya, calon istri idamanmu, eoh?"

"Nunna yah!"

"Sepertinya aku sudah membuatnya salah paham, kan?" yeoja itu tersenyum pada Yunho, "Matanya seolah-olah ingin menumpahkan air bah...."

"Ish! Katakan apa maumu, Nunna?"

"Yah! Apa aku tidak boleh mengunjungi adikku sendiri, eoh?" Yeoja itu menatap Yunho, "Kau tidak pulang. Aku merindukanmu...."

"Amerika bukan rumahku. Di sana adalah rumahmu dan suamimu. Rumahku di sini bersama Boo Jae."

"Ajak saja Boo Jaemu itu pindah ke Amerika."

"Tidak."

"Ck! Yah Jung!"

"Korea adalah tanah kelahiranku, Nunna.... Umma dan Appa juga disemayamkan di sini. Lalu kenapa aku harus pergi ke tanah orang lain?"

"Jung Yunho!"

"Nunna mengenalku dengan baik."

"Ish! Setidaknya kau harus menikahi Boo Jaemu sebelum menyentuhnya lebih jauh."

"Boo Jae masih terlalu muda untuk menikah, Nunna."

"Yah! Aku menikah diusia 17 tahun, Jung!"

"Kau juga seorang Jung, Nunna...."

"Aku bisa gila bila berurusan denganmu." Yeoja itu berdiri dari duduknya, "Sekali-kali jenguklah keponakanmu, Yun. Bagaimanapun kau masih mempunyai saudara...." Yeoja itu memeluk Yunho erat sebelum pergi.

PRIDEWhere stories live. Discover now