Choi Jaejoong yang sekarang bukan lagi Choi Jaejoong yang dulu.Jaejoong sekarang lebih matang dan sedikit bertambah dewasa walaupun kadang masih bersikap sedikit kekanakan.Choi Jaejoong yang sekarang sudah menjadi nyonya Jung yang dihormati banyak orang.
.
.
Jaejoong menangis sembari memegani sebutir telur ayam untuk meredakan memar di sekitar mata kirinya akibat lemparan asbak yang mengenai dirinya.Seumur hidup baru pertama kali ini namja cantik yang kini berusia dua puluh satu tahun itu mendapatkan kekerasan seperti itu.
Pelakunya?
Balita berusia dua tahun yang mengamuk padanya....
"Hueeeeeeee.... Ini semua salah Yunie yang terlalu memanjakan Hyunno! Lihat apa yang beruang kecil itu lakukan pada Jongie?! Hueeeeeeee...." Raung Jaejoong. Memar yang menyabalkan, anak-anak yang membuatnya kesal.Jaejoong benar-benar marah sekarang.Entah pada siapa.
Yunho yang tengah menggendong seorang balita berusia dua tahun itu hanya menatap Jaejoong dengan tatapan geli.Bagaimana tidak?Jaejoong yang kini sudah menjadi ibu dari dua orang pewaris Jung itu menangis histeris karena ulah putra bungsu mereka.
"Tidak ada jatah susu lagi untuk anak nakal!"
"Hiks.... Hiks.... Hueeeeeeeeeeeee...." Balita tampan serupa Yunho itu menangis sembari menjulurkan tangannya pada Jaejoong. Walaupun belum lancar bicara namun sepertinya balita cerdas itu tahu kalau Ummanya sedang mengancam kelangsungan minuman bergizi baginya, "Umma.... Hueeeeeeeeeee...."
"Oh, ayolah Boo.... Jangan seperti ini...." Bujuk Yunho. Sejak resmi menikahi Jaejoong namja bermata musang itu memberikan panggilan sayang untuk Jaejoong, Boo. Tidak! Bukan berarti ciuman! Boo terdengar sangat manis seperti Jaejoong karena itu Yunho memanggil Jaejoong dengan panggilan Boo.
"Ani! Yunie tidak boleh membela beruang kecil nakal itu lagi! Tidak boleh!"Jaejoong sendiri sudah tidak memanggil Yunho dengan sebutan Ahjushi, melainkan Yunie Bear.Terdengar aneh tapi Yunho menyukainya.
Yunho menghela napas panjang, mata musangnya melirik seorang anak laki-laki berusia tiga tahun yang tengah menyusun kubik mainannya dengan tenang tanpa sedikit pun terganggu dengan renggekan sang Umma dan tangisan adiknya, si Sulung Jung Changmin yang cerdas dan hobi makan. Di usianya yang ke-3 tahun ini, Changin sudah mampu menguasai bahas Ingris, Jepang dan Perancis. Changmin juga sudah bisa berhitung, menambahkan, mengurangkan, dan mengalikan, untuk pembagian bocah itu masih mempelajarinya kalau dirinya sedang mood belajar.
"Wae?Umma tidak mau menggendongmu." Jaejoong menjulurkan lidahnya kearah Yunho dan putra bungsu mereka yang mewarisi wajah tampan Yunho, sepertinya bukan hanya wajah tampan saja yang Yunho wariskan pada anak bungsunya, sifat pemaksa dan otoriternya sepertinya ikut menurun pada sosok Jung Hyunno yang barus berusia dua tahun itu.
Tidak ambil pusing, Yunho segera mendudukkan Hyunno di atas perut Jaejoong, "MianBoo.... Aku lelah sekali setelah melakukan perjalanan bisnis dari Jepang. Begitu selesai mandi aku akan membantumu mengurus anak-anak." Usai berkata seperti itu Yunho bergegas mencium chery merah Jaejoong dan berjalan menghampiri Changmin yang sibuk dengan mainannya, "Yah Jagoan!Mana sambutan untuk Appa, huh?"
Changmin menatap Ayahnya, berdiri dari duduknya kemudian mencium pipi kanan sang Appa, "Celamat datang, Appa...." Ucapnya.Walaupun memiliki otak jenius tapi Changmin tetaplah seorang bocah berusia tiga tahun yang masih cadel.
YOU ARE READING
PRIDE
Fanfiction"Bila aku tidak bisa memilikinya, maka aku akan menghancurkannya...."