.
.
Tidak salah bila sebutan Seoul ke-2 atau Kota Metropolitan terbesar ke-2 di Korea disandang oleh Bussan. Kota yang memiliki pantai Heundae itu memang benar-benar kota metropolitan yang sangat sibuk. Banyak perusahaan dan hotel berbintang lima yang berdiri di sana, kawasan perumahan elit dan apartement mewah pun bisa ditemukan dengan mudah di kota yang juga terkenal sebagai kota pelabuhan terbesar di Korea Selatan itu. Seafood dan hasil laut lainnya menjadi pemandangan biasa di pelabuhan dan pasar-pasar tardisional di sana.
Di pusat kota, di salah satu bangunan apartemen mewah yang berdiri dengan kokohnya melawan langit, di lantai paling atas bangunan yang dijaga super ketat itu tengah merajuk seorang namja cantik yang keinginannya tidak dituruti.
"Hari minggu, Boo.... Arra?"
"Ahjushi!" jerit namja cantik itu kesal. Keinginannya untuk mengunjungi pasar ikan gagal sudah hanya karena tiba-tiba saja ahjushi tampannya itu mendapatkan telpon dari kantornya, padahal ini hari sabtu!
"Boo, bukankah kita sudah sepakat soal panggilanmu padaku?"
"Siro! Ahjushi jahat! Ahjushi ingkar janji pada Joongie. Joongie marah pada Ahjushi." Jaejoong, namja cantik itu memalingkan wajahnya kesal. Ugh! Satu bulan tinggal di Bussan dan sekalipun Jaejoong belum pernah meninggalkan rumah barunya? Tidak tahukah Yunho kalau Jaejoongnya sangat bosan?
Ya, satu bulan sudah Jaejoong tinggal di Bussan bersama Yunho. Satu bulan juga Jaejoong melanjutkan sekolahnya dengan sistem home schooling tanpa sekalipun keluar rumah. Jaejoong sangat bosan.... Hari ini Yunho berjanji padanya akan mengajaknya jalan-jalan ke pasar ikan, tapi lihat! Telpon menyebalkan itu membuat keinginan sederhana namja bemarga Choi itu harus pupus.
Yunho menghela napas panjangnya. Yunho tahu sifat Jaejoong karena sejak pertama kali bertemu namja cantik itu ketika menghadiri pesta pernikahan orang tua Jaejoong beberapa tahun yang lalu membuatnya tidak bisa mengalihkan pikiran dan perhatiannya dari namja remaja itu. Yunho menunggu waktu yang tepat untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan kebangkrutan mendadak perusahaan milik keluarga Choi akibat inflasi yang tidak terkendali membukakan jalan bagi Yunho untuk memiliki namja cantiknya.
"Arraso, Boo.... Kita akan pergi ke pasar ikan sekarang." Ucap Yunho.
Jaejoong menoleh ke arah Yunho, menatap namja seusia ayahnya itu lekat-lekat, "Jinjjayo?"
"Ne."
"Kantornya?" tanya Jaejoong.
"Kantor bisa menunggu, tapi Boo Jae tidak bisa menunggu, kan?" Yunho membelai lembut pipi kenyal Jaejoong.
Jaejoong mengerucutkan bibir merahnya, tanda bila namja cantik itu tengah kesal, "Joongie akan menunggu Yunie asal Yunie membawakan boneka gajah sebanyak sepuluh buah untuk Joongie." Ucap Jaejoong. Begitu sampai di Bussan memang ada kesepakatan antara Yunho dan Jaejoong mengenai panggilan 'Ahjushi" yang biasa Jaejoong lontarkan.
Yunho tersenyum, Jaejoongnya memang sangat pengertian, walaupun pengertiannya harus dibayar dengan sesuatu yang diinginkannya. "Arraso.... Sekarang berikan hadiah untukku, Boo...."
Cup!
Jaejoong mencium sekilas bibir berbentuk hati itu. Sebulan belakangan Jaejoong selalu melakukannya setiap kali Yunho akan berangkat ke kantor dan pulang dari kantor. Jaejoong sendiri tidak mengerti kenapa dirinya mau-mau saja melakukan hal itu, mencium namja yang usianya nyaris seusia Appanya sendiri. Namun Jaejoong selalu merasa nyaman bila berada di dekat Yunho, Jaejoong selalu merasa berdebar usai mencium Yunho seperti itu, dan Jaejoong sangat menyukainya.
YOU ARE READING
PRIDE
Fanfiction"Bila aku tidak bisa memilikinya, maka aku akan menghancurkannya...."