Tujuh

1.4K 194 14
                                    

"Ya ampun lo serius dia bilang kaya gitu?" tanya Felix, Jeongin mengangguk lalu menutup pintu mobil Felix.

"Udah sinting" balas Jeongin, "Yuk ah Lix, ga mood gue"

Felix menganggukkan kepalanya, "Siap bosss"

Felix pun melajukan mobil mereka, sebenarnya sih ini mobil milik Changbin. Maklum aja Felix pacaran sama crazy rich asian gitu deh.

"Lix, aneh gak sih kalau gue masih ngarep sama dia?" tanya Jeongin.

Felix yang lagi asyik bersenandung menoleh kearah Jeongin, "Ngga kok. Selow aja Jeong, lo sama dia udah 2 tahun anjir"

"Iya sih" kata Jeongin.

"Dua tahun men" kata Felix, lalu menoleh kearah Jeongin dengan senyum usilnya "dua tahun udah ngapain aja lo sama dia?"

Jeongin noleh kearah Felix, pipinya merah, "Ya u know lah"

"Sial" Felix ketawa, "Harusnya gue ngga nanya anjir"

"Sok polos lo, kaya ga pernah ngapa-ngapain aja sama Kak Changbin"

Felix ngakak, "Jujuran aja mah, di umur kita yang sekarang terus pacaran dan nggak ngapa-ngapain... Aneh"

"Itumah elonya aja yang turn on mulu" balas Jeongin.

"Bangsat" seru Felix diikuti tawa Jeongin.

"Tapi kayanya gebetan dia polos deh, kelihatan banget anak baik-baik gitu" terang Jeongin, "Gua ngerasa barbar banget anjir"

"Jangan berpikiran gitu ah, lo baik kok" Felix membelokkan mobil kearah gang apartemen Jeongin, "Hyunjin juga suka sama modelan kaya elo jadi sans. Eh pernah suka mungkin ya lebih tepatnya?" goda Felix.

"Temenan ama elu bawaannya mau berkata kasar mulu gue"

💘💘💘💘

"Bye Lix!! Thanks Yo", Jeongin melambaikan tangannya kearah Felix.

"Yoi bro! Dah ya gua pulang, see you tomorrow" balas Felix lalu menutup kaca mobilnya.

Jeongin melangkah masuk ke dalam apartemen lalu menuju ke lift. Menekan tombol 5, -lantai apartemennya. Setelah sampai di lantai 5, Jeongin melangkah menuju ke apartemennya, pokoknya ia harus cepat bergegas mandi lalu pura-pura tidur. Malu ia bertemu Hyunjin.

Cklek!

Jeongin menghela nafas lalu melepas sepatunya dan menaruhnya di rak. Melihat kondisi apartemen yang sepi, sepertinya Hyunjin belum pulang... Syukurlah.

"Jeongin, kenapa tadi ngikutin gue?"

Deg. Jeongin noleh ke belakang, dan menemukan sosok Hyunjin yang sedang duduk di sofa.

'Udah pulang dong' batin Jeongin yang sekarang udah beneran lemes waktu lihat Hyunjin.

"Hah? Geer banget lu" balas Jeongin.

"Bohong mulu" Hyunjin tertawa miris "Harusnya lo belajar dari sebelumnya, pantes hubungan kita kandas"

Jeongin terdiam, entah kenapa perkataan Hyunjin benar-benar menusuk jantungnya. Sakit. Menyakitkan rasanya dan Jeongin benci itu.

"Kenapa..." Suara Jeongin tersendat, "Kenapa lo ngungkit masa lalu?"

Kali ini Hyunjin yang diam, dia menatap punggung Jeongin yang bergetar.

'Hyunjin... Lo bodoh' batin Hyunjin, kemudian Hyunjin mengacak rambutnya, 'Tolong jangan nangis... Gue gak bisa lihat lo nangis'

"Gue emang egois sampe gue bohong" kata Jeongin, lalu menoleh ke arah belakang, ke arah Hyunjin, "Tapi lo... Jahat. Lo gak ngerti 'kan posisi gue waktu itu gimana??" Jeongin mati-matian menahan dirinya agar tidak menangis.

Hening menyelimuti mereka hingga akhirnya Hyunjin memecahkan keheningan itu, "Udah Jeong, gue gak mau bahas itu lagi. Gua mau mandi mau tidur. Lo jangan lupa mandi trus tidur, kalo laper masak aja ramyeon" setelah mengatakan itu Hyunjin mengambil handuk lalu bergegas menuju ke kamar mandi.

Pintu kamar mandi tertutup dan disitu pertahanan Jeongin runtuh, ia menangis dengan keadaan menahan agar suara tangisnya tidak keluar.

Sedangkan Hyunjin yang berada di kamar mandi hanya bisa merutuki dirinya yang bodoh, yang bisa-bisanya mengungkit masa lalu mereka.

Dan pada akhirnya baik Hyunjin maupun Jeongin masih sama.

Sama-sama egois hingga keegoisan tersebut menghancurkan keduanya.

💘💘💘💘

👀

still you ☆ hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang