Delapan

1.3K 180 8
                                    

Selepas malam yang tidak mengenakkan itu, hubungan Hyunjin dan Jeongin makin suram. Mereka tidak pernah saling berbicara lagi, malah sekarang terkesan canggung. Sudah berjalan dua minggu dan hubungan mereka masih seperti itu saja.

💘💘💘💘

Jeongin POV.

"Jeong" Felix memanggilku, aku menoleh "Iya Lix?"

"Lo baik-baik aja? Anjir anak-anak pada ga berani mau negur lu" kata Felix lalu memberikanku secangkir teh.

"Hm baik kok, makasih ya" kataku.

"Santai" balas Felix, "Eh lo gak mau pulang aja? Pucat banget muka lu" Felix menyadari juga betapa pucatnya muka Jeongin, Jeongin menggeleng.

"Nanti aja ah kerjaan gue belum selesai ini"

"Maksain diri banget" seru Daehwi.

"Daehwi" kata Felix.

"Muka dia udah pucat loh Lix?" kata Daehwi, "Makan dulu yok ah"

"Gua nggak laper, nanti aja. Kalian duluan aja" kataku menolak.

"Eh monyet muka lo udah pucat ngga mau makan juga, gua tampol juga" Mode maung Daehwi pun keluar.

Felix ngakak, "Udah lagi lah Jeong, makan dulu"

"Gue ngga laper.."

KRIUKKK

Belum selesai aku berbicara perutku dengan kurang ajar berbunyi.

"Sok sok gak laper. Udah ah Lix tinggalin aja nih anak" kata Daehwi lalu berdiri dari kursi kerjanya.

"Iya iyaaa gue makan" seruku lalu mengikuti Daehwi dan Felix yang sudah keluar ruangan

Jeongin POV end.

💘💘💘💘💘

"Gua ke toilet dulu ya" kata Jeongin ketika mereka sudah sampai kantin kantor.

"Gua temenin" kata Daehwi, "Ntar lo kabur nggak makan"

"Hissh iya, udah ayo buru. Lix lo jagain meja buat kita makan" kata Jeongin sambil menarik tangan Daehwi.

"Siap" balas Felix lalu mencari meja yang masih kosong di kantin.

Sebenarnya sih Jeongin sudah merasa lemas dari tadi. Bawaannya mau muntah, udah 2 minggu ini Jeongin makannya tidak teratur. Mana Jeongin punya riwayat penyakit maag.

Selagi menunggu Jeongin di dalam toilet Daehwi asyik berkaca, touch up dulu bentar.

"Gua buang air kecil dulu ya bro tungguin" kata Jeongin dibalas dengan anggukan Daehwi.

Jeongin merasa matanya sudah berkunang-kunang, kepalanya sangat pusing sekarang. Dengan susah payah Jeongin menutup pintu kamar mandi tapi sayangnya tenaganya tidak kuat.

Matanya menggelap dan Jeongin ambruk detik itu juga.

💘💘💘💘

"Hyunjin!" Hyunjin yang lagi asyik makan noleh kearah teman sekantornya, Jeno.

"Kenapa cuy" tanya Hyunjin.

"Ngopi gak? Gua mau ke Starbucks" tawar Jeno.

"Ngga dulu deh bro, lagi skip kopi gue"

"Haha tumben. Yaudah gua pergi dulu"  kata Jeno dibalas dengan anggukkan Hyunjin.

Drt... Drt...

Baik Hyunjin dan Jisung yang sedang makan bersama menoleh kearah sumber suara, hpnya Jisung bunyi.

"Halo?" Jisung mengangkat telepon tersebut yang ternyata dari Felix.

"Bro, sibuk gak?"

"Ngga kenapa emang?"

"Hyunjin?"

Jisung ngelihat ke arah Hyunjin yang lagi asyik makan.

"Ada tuh. Kenapa?"

"Tolong suruh ke rumah sakit ksoul dong. Jeongin drop sakit nih dan ga ada yang bisa jagain dia. Keluarganya juga di busan semua"

Jisung sontak terbatuk kaget, "Serius?"

"Iya. Tolong ya gua matiin dulu. Tar kabarin aja"

"Oke sip sip"

Telepon termati, "Siapa Sung?" tanya Hyunjin.

"Lo bisa ke rumah sakit nggak? Jeongin sakit" terang Jisung.

"Hah? Serius lu?" Hyunjin kaget.

"Iya, lu bisa gak jagain dia?"

"Bisalah anjir, gue otw nih" kata Hyunjin lalu berlari keluar.

"WOII ANYING INI MAKANAN BLOM DIBAYAR MAEN KABUR AJA" pekik Jisung.

Seisi kantin pun ngelihatin Jisung, "Eh maaf maaf" ringis Jisung malu.

💘💘💘💘💘

still you ☆ hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang