18

1.2K 211 61
                                    

Keana dan Kai berdiri sebelahan sambil menatap kedua orang tua dan adik Keana. Andai aja Keana bisa ikut. Cewek itu maju, memeluk erat ayahnya yang mencium kepalanya.

"Boleh masukin Ana ke koper gak? Mau ikuuuut," rengek cewek itu sambil mendongak.

Mama dan ayahnya terkekeh walau tak tega juga meninggalkan Keana sendiri di sini. Tapi mau gimana lagi, Keana dikit lagi mau ujian.

"Nanti kita jengukin Ana kok. Kan ada Kai sama keluarganya. Ana kalo gak berani di rumah, lari aja ke rumahnya Kai. Ya kan Kai?"

Cowok itu sontak mengangguk. "Saya bakal jagain Ana kok, om," katanya tegas.

"Tuh, Kai yang jagain kamu nanti."

Keana masih betah memeluk ayahnya. Chris sendiri nggak tega banget soalnya anak kesayangan banget Keana ini.

"Pesawatnya mau berangkat, Na," celetuk Kai.

Keana mau nggak mau melepaskan pelukannya dan bergantian memeluk mama dan adiknya. Begitu memeluk Dhika, Keana mencubit gemas pipinya.

"Jangan nakal!" peringat Keana.

"Iyaaa, kakak," sahut Dhika malas.

Cewek itu akhirnya mundur dan membiarkan keluarganya masuk ke dalam bandara. Dia terus melambaikan tangannya sampai mereka telah masuk ke dalam. Tangan Keana perlahan turun dan berbalik badan.

Kai pun ikut berjalan, tapi dibelakang Keana sambil memandangi cewek itu yang menunduk. Kai menghela napas panjang sebelum merangkulnya. Bisa dia rasain tubuh Hana tersentak kaget karenanya.

"Mau makan gak?" tanya Kai sambil menoleh, Keana balas memandangnya.

"Dibayarin gak nih?"

Kai senyum. "Gue traktir," balasnya.

•••

"Mau nambah lagi?" Kai bertanya ketika melihat sate Keana mau habis. Cowok itu kini bertopang dagu sambil menatap cewek di hadapannya. Sate di depan aja sampai dianggurin saking asyiknya merhatiin.

"Boleh deh! Tapi setengah aja. Gapapa kan?" Keana mengerjap senang. Ditraktir sate padang sampai ditawarin nambah lagi siapa sih yang nggak mau?

Kai tersenyum sambil mengangguk, Keana makin melebarkan senyumnya. Cewek itu lantas mengangkat tangannya. "Uda, nambah setengah lagi!" serunya sambil mengangkat piringnya tadi.

"Siap, kak."

Keana senyum lalu menatap Kai yang masih memerhatikannya. Begitu melirik milik Kai masih banyak, Keana mengernyit.

"Kok gak lo abisin?" tanyanya.

"Kenyang," jawab Kai santai.

Alis Keana menukik satu. "Kenyang? Kayaknya lo baru makan dua tusuk deh. Lo gak doyan ya?"

"Bukan. Tapi udah kenyang liat lo makan."

"Bisa gitu?" Keana mengerjap bingung. Kai mengangguk. Mata cewek itu sontak sedikit membulat. "Lo jijik ya liat gue makan?"

Pertanyaan yang sontak digelengi Kai. "Nggak gitu, Keket!" dengusnya. Ck, niat mau ngegombal malah dianggap apaan sama Keana.

Keana hendak menarik poni Kai karena panggilan itu keluar lagi. Tapi dia tahan karena satenya sudah penuh lagi. Dan dalam sekejap dia melupakan rasa kesalnya.

Kai yang melihat terkekeh merasa lucu melihat perubahan Keana begitu cepat. Ya dia bersyukur banget nggak jadi dijambak.

"Abisin, Kai," celetuk Keana sambil menatap cowok itu. "Kalo gak habis kan mubadzir. Mending kasih ke gue dah."

"Yaudah abisin. Gue udah kenyang kok," kata Kai sambil mendorong piringnya ke Keana.

"Beneran nih?!"

Kai mengangguk, lantas Keana mengambil sate milik cowok itu.

"Makasiihh, sayang!" sahut Keana sambil tertawa. Bercanda kok dia.

Cuman Kai nya yang baper :)

•••

Keana pikir, hubungannya dengan Kai benar-benar membaik. Namun, setelah selesai makan sate itu, Kai mendadak bungkam seribu bahasa. Bahkan saat Keana mencoba melucu malah disenyumin doang.

Padahal Keana yakin lawakannya itu bisa bikin orang ketawa.

Dan di dalam mobil pun suasana mendadak kaku. Keana nggak suka suasananya.

Keana melirik ke samping, menatap Kai yang fokus menyetir. "Kai," panggilnya.

"Iya?" Cowok itu menoleh sekilas. "Kenapa, Ket?"

"Jangan Ket kenapa sih? Gue bukan ulet keket juga," kesalnya, walau dalam hati bersyukur juga suasana nggak sekaku tadi.

Kai malah tertawa pelan melihat cewek itu misuh-misuh. "Ya abis panggilan kesayangan gue itu doang," katanya.

"Apaansii?" Wajah Keana memerah bukan main dengarnya. Dari kata 'kesayangan' sukses buat dia malu bukan main.

Apaan coba maksudnya??????

"Ciee baper," ledek Kai masih ketawa saat melirik Keana buang muka terus.

"Nggak!" kilah Keana ketus.

"Terus kenapa itu buang muka? Merah kan muka lo?"

"Jangan sotoy!" sahut Keana sambil menatap Kai.

"Tuuuhhh ketauan merah mukanya! Cieee baper sama gue cieeeee." Kai makin menjadi meledek Keana begitu melihat mukanya merah.

Walaupun sudah malam, tapi masih kelihatan banget karena cahaya lampu mobil yang menyala.

"Anying lo," umpat Keana dan bersidekap dada.

"Ngambekan mulu lo," kata Kai sambil mencubit pelan pipi Keana.

Ehem Kai, lo gak tau apa Keana udah diambang baper gitu?

"Jangan sentuh gue!"

"Hahahaha..."



















Jam setengah sebelas, akhirnya mereka sudah sampai di rumah. Kai parkir mobil ayahnya Keana ke garasi, sedangkan cewek itu udah masuk ke dalam rumah. Nggak lama, Kai nyusul, dia ngeliat Keana lagi tiduran di sofa ruang keluarga.

"Ket, minum dong," kata Kai sambil duduk di karpet. Berhadapan sama muka Keana yang ditutupin bantal.

"Ambil sendiri. Gue ngantuk," balas Keana lalu memunggungi Kai yang mendengus. "Gak perlu gue kasih arahan kan? Anggap aja rumah lo elah."

Kai langsung berdiri, ke dapur dia ambil segelas minuman terus balik lagi ke ruang tengah. Pas dia lirik Keana, ternyata udah masuk ke alam mimpi.

Kai taruh gelas di meja dan duduk di atas karpet. Ditatapnya muka cewek itu dari samping setelah dia ambil bantal yang nutupin mukanya.

Cukup lama juga Kai merhatiin muka Keana. Dan bahkan tanpa sadar dia udah tersenyum.

"Lo cantik juga, ya."





















Huaaa kok banyak sider :( 30+ vote and comment, bakal lanjut.

Tapiiiii, makasih yaaa yang udah vomments sebelumnyaaaa. Hehehee lofyu ❤❤

Mouth | Huening KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang