11

1K 214 4
                                    

Keana dengan segelas thai tea rasa chocolate memasuki rumah luxurious yang baru semalam dia masuki. Langkahnya ringan membuka pintu utama.

Tadi, dia dianterin Andin naik motor ke rumah Eunwoo. Daripada di rumah doang dia gabut terus malah kepikiran sama ejekan Kai, mending ke sini.

Kan lumayan dikasih makanan enak sama bisa ngobrol santai dengan Eunwoo.

"Assalamualaikooom! Kak Eunwoo??? Mingyu???"

"Dapur, Na!"

Setelah menutup pintu, Keana melangkah lebar ke dapur yang cukup jauh jaraknya dari ruang tamu. Saat tiba di sana, dia melihat Eunwoo dengan celemek hitamnya di depan kompor.

Keana duduk di salah satu kursi meja makan dengan mulut tersumbat sedotan.

"Kak Eunwoo bikin apa?" tanya Keana.

Eunwoo menoleh sekilas. As usual, senyum manisnya gak ketinggalan. "Lagi masak pempek palembang nih. Kamu mau berapa buah?"

"Enam!" Keana berseru karena dia suka sama makanan itu. Dia mendengar Eunwoo terkekeh. "Kok kakak sendirian? Mingyu kemana?"

Keana memutar kepalanya mencari sosok tinggi dan berkulit tan, namun tak nampak sama sekali. Rumahnya terasa sepi meskipun suara tv di ruang keluarga sudah begitu keras volumenya.

Eunwoo meletakkan semangkuk pempek di depan Keana, dan punyanya di hadapan Keana.

Keana tak luput pandangannya dari Eunwoo ketika cowok itu melepas celemeknya. Keana menelan susah payah salivanya. Keana sudah mengakui kan tubuh Eunwoo itu bagus?

"Dimakan, kok malah ngeliatin saya?" Eunwoo terkekeh melihat Keana yang langsung memakan satu buah pempek ukuran besar.

Setelahnya, Keana malah tersedak dan Eunwoo dengan cekatan mengambil air minum untuknya.

"Makannya pelan-pelan aja, Na," kata Eunwoo sambil mengusap punggung Keana.

Entahlah itu ngaruh apa gak.

"Maaf, Kak." Keana meringis kecil. Eunwoo sudah duduk di depannya. "Oh ya, Mingyu kemana, kak?"

"Ngapel pacarnya."

"Kok kak Eunwoo gak ngapel juga?" Keana tergelak melihat delikan Eunwoo padanya.

"Dianya udah ngapel duluan sih."

"Eh?" Kedua alis Keana terangkat. "Siapa, kak?"

Eunwoo mengarahkan sendoknya ke Keana yang menatapnya bingung. "Kamu," ucapnya sambil tersenyum lucu.

"Apasih, kaak???" Keana tahu gurunya cuma bercanda, jadi dia ketawa kencang. "Orang nanya serius juga. Malah bercanda."

"Oke-oke. Mukanya gak usah cemberut gitu," kata Eunwoo. Dia ikut tergelak walaupun...

"Kamu tumben main ke sini? Mau apa nih? Makan ya pasti?" Eunwoo bertanya setelah memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Keana yang memperhatikan menahan tawa. Mulut penuh gurunya dan mengunyah itu terlihat lucu. "Tau aja, Kak. Peramal, ya?"

Eunwoo geleng kepala sambil mendengus geli. Habis minum airnya, dia melipat tangan di atas meja dan memandang lurus Keana.

"Kamu mau temenin saya gak?"

Kening Keana mengerut. "Kemana, kak?" Baru memasukkan pempek lagi ke dalam mulutnya.

"Ke restoran. Mau ketemu mama saya."

"Uhuk!"

Eunwoo dengan sigap menyodorkan minuman ke Keana yang langsung diminum lagi sampai habis. Setelah dirasa mendingan, Keana mendelik tak suka.

"Kak, gak lucu ih!"

"Saya serius. Cuma minta temenin aja. Dia mau ngajak makan bareng sama saya."

"Ya terus kenapa aku diajak juga?"

Eunwoo menggaruk rambutnya yang Keana yakin banget gak ada kutunya sama sekali. "Dia minta aku bawa gandengan," katanya dan memelankan suaranya kata terakhir.

Tergelak, Eunwoo menatap heran Keana. "Kenapa ketawa?"

Keana menepuk pelan dada kirinya dan mengontrol napasnya. "Ajak temen cewek kakak lah! Masa mau ajak aku? Nanti mama kakak heran kok bawa anak SMA?"

Eunwoo menghela napas berat. Ditatapnya serius anak muridnya yang masih tertawa walaupun gak sengakak tadi. Dan, ucapan Eunwoo sukses membungkam Keana.

"Malah dia yang minta saya bawa kamu ke sana. Mama saya mau ngobrol sama kamu."

•••

"Mulut lo gak bisa dikontrol sebentar, ya?" Beomgyu ketawa lepas sampai-sampai menggebrak meja di kafe itu.

Taehyun yang duduk disampingnya malah merotasikan matanya mendengar cerita Kai tentang semalam.

"Goblok banget sih punya temen," komentar Taehyun, sadis.

Yeojun saja cuma bisa geleng kepala. "Gak kebangetan tuh lo ke Keana? Kalau dia kabur sama gurunya gimana?"

"Baru deh sadar betapa pentingnya Keana dalam hidupnya seorang Kyle Huening Kai," cibir Soobin.

Beomgyu dan Yeojun ketawa ngakak.

Dan cowok yang dari tadi diem dengan muka lempengnya hanya mendesah pelan. Bahunya merosot ke bawah.

Salah! Dia salah malah curhat ke-empat temennya! Harusnya dia curhat aja ke pacar kakaknya, Jungkook.

Yaa tau sih, Jungkook udah meriset semua tentang cewek dan berakhir dengan kakaknya. Dia tau, Jungkook itu dulunya playboy, ceweknya di mana-mana. Tapi, Kai yakin Jungkook bisa kasih masukan yang bener.

Bukannya dicibir sama temen-temennya ini.

"Coba deh lo sehari ngomong halus sama dia. Gak datar mulu kayak triplek," timpal Beomgyu. Udah gak ketawa lagi dia.

"Gimana anjir? Gue di depan dia maunya ngegas mulu abis mukanya bloon banget," sahut Kai.

"Eh, goblok! Ya makanya itu lo tahan! Gak kesian sama Keana tiap ketemu lo tekanan batin terus?" Yeonjun menyeletuk, kemudian menyedot kopi dingin americanonya.

Dan dengan lempengnya Kai menjawab, "gak."

"Cowok sadis emang lo ya," komentar Taehyun.

"Yaa seenggaknya Kai gak kayak lo yang biarin cewek ditinggalin di halte sendirian selama dua jam."

Taehyun nyengir lebar melihat lirikan sinis Soobin.

"Gini deh," Soobin menginterupsi. Pasang mata yang duduk di meja itu menatapnya penasaran, "Gue kasih lo libur sehari terus ajak dia jalan-jalan. Itung-itung kayak lo ajak dia nge-date gitu."

"Bener tuh!" Beomgyu menjentikkan jarinya. "Kontrol mulut lo untuk berkata kasar. Nanti dia gak suka sama lagi sama lo gimana? Kan?"

Kai melirik Beomgyu, Taehyun, Yeonjun, dan Soobin bergantian.

"Kapan?"

Mouth | Huening KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang