Disarankan untuk membaca sembari mendengarkan lagu A Whole New World atau menonton video berikut terlebih dahulu.
***
Malam sudah sangat larut saat mobil van BTS sampai ke dorm. Rembulan bersinar cerah ditemani bintang-bintang. Gerombolan bayangan awan nampak menggumpal di sudut langit.
Namun, semuanya tak dapat membuat suasana Jungkook membaik. Hati pemuda itu hancur. Dia kecewa, marah, sedih dan terluka. Bahkan ketika BTS mendapat daesang di acara tadi, dia tidak peduli.
Mencuci kaki, menggosok gigi dan membasuh wajahnya sebelum beranjak ke kasur. Sementara para hyungnya sudah tepar di tempat tidur masing-masing. Jungkook membuka kaos oblong yang dipakainya menyisakan celana panjang. Kotak otot diperutnya terlihat kencang. Dia membaringkan tubuh lalu menarik selimut.
Dia sangat berharap Tuhan membuatnya melupakan segala hal tentang Jihyo dan Twice. Tentang kenangan mereka bersama yang tak akan kembali selamanya. Namun, seberapa keras Jungkook berusaha dia tetap tak bisa. Bahkan matanya enggan menutup selalu terbayang senyumnya.
"Jadi begini rasanya patah hati?" Gumam Jungkook bermonolog. Dia membuka ponsel dan menautkan earphone ke telinganya. Menyalakan musik BTS dengan volume yang tinggi agar pikirannya hilang dari gambaran gadis mungil berambut pendek. Dia menutup selimut sampai kepala dan memutuskan memejamkan mata. Berdiam diri sembari merapalkan doa semoga esok semua akan menjadi lebih baik.
Sementara itu di dorm Twice. Lampu masih menyala terang di dapur. Sang leader bersama tiga member asingnya tengah menyantap ramyun. Empat anggota Twice itu mengalami gangguan selera makan akhir-akhir ini.
"Jihyo-ya, aku lihat tadi Jungkook selalu memperhatikanmu." Buka Mina hati-hati. Tidak biasanya member pendiam itu memulai bicara, mungkin masalah insecurity nya sudah membaik.
"Iya, aku juga tahu." Jawab Jihyo pendek. Mulutnya masih sibuk menikmati mie panas dari mangkuk.
"Sepertinya dia sungguh-sungguh menyukaimu." Tambah Sana. Perempuan manis itu menusukkan ujung sumpitnya ke pipi dengan lucu.
"Sudah pasti, aku tahu pasti Jihyo juga sudah mengetahuinya." Celetuk Momo tanpa diduga. "Pasti Jungkook sunbaenim meminta Jihyo tetap bertahan, tapi kalian tahu itu akan sulit bagi kalian berdua. Aku benar bukan?" Ujar Momo meminta persetujuan. Mulut Jihyo menganga memandang tak percaya dancer Twice itu.
"Eonnie, eottokhae araseo?" Tanya Jihyo.
"Aku memperhatikan berita dating kalian dari awal sampai sekarang. Jungkook memiki tatapan yang tulus dan aku bisa mengetahui apa yang terjadi lewat sikapmu. Kau tidak mungkin menerima dating secara sungguhan walau sebenarnya kau juga ingin melakukannya." Momo memang sering bertingkah konyol dan polos dari member lainnya tapi siapa yang tahu, dia ternyata mempunyai kepekaan yang lebih dalam pada keadaan sekitar.
"Hah, kau hampir menebak dengan benar semuanya. Namun, aku tidak benar-benar mencintai dia juga. Kau salah." Sanggah Jihyo. Momo tidak tahu keadaan hubungan mereka berdua sebenarnya, Jihyo yakin gadis kelahiran tahun 1996 itu hanya menebak.
"Benarkah?" Momo menaruh sumpitnya di sisi mangkuk ramyun yang mulai dingin.
"Tentu, untuk apa. Aku dan dia hanya melakukan ini untuk menyelamatkan Twice." tegas Jihyo. Tiga gadis Jepang memangdang Jihyo iba, hanya sunyi kini yang menyelimuti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were Dating
Fiksi PenggemarLeader Twice, Park Jihyo terpaksa berkorban demi grupnya, setelah skandal yang melibatkan tiga member Jepang kembali memanas. Untuk mengalihkan topik dan mengangkat kepopuleran twice, JYP memutuskan untuk membuat Dating Media Play. Jeon Jungkook, ma...