Tepat pukul 4 sore aku sudah tiba di rumah, ku langkahkan kaki langsung menuju kamar. Aku ingin segera mandi dan mendinginkan pikiran ku. Ku nyalakan air hangat untuk mengisi bathup dan memberi beberapa tetes bubble bath aroma terapi. Aku segera melucuti semua pakaian ku dan segera berendam di dalam bathup tak lupa ponsel yang sekarang menjadi benda keramat ku letakkan di sisi-sisi samping bathup. Ku pejamkan mata sejenak menikmati nyamannya berendam air hangat. Kemudian suara Demi Lovato dengan lagunya Heart Attack pun mengalun dari ponsel ku.
"Hallo..." Ucap ku tanpa melihat siapa yang menelfon tadi, karena aku tahu pasti Nick yang menelfon ku, dan benar saja kalau itu dia.
"Hallo baby, I miss you so much..." aku tersenyum mendengar ucapan Nick yang sedikit manja.
"I miss you too baby, kapan kamu ke Jakarta?" Aku juga tidak mau kalah manja dengannya.
"Hmm...kemungkinan minggu ini aku belum bisa pulang sayang, jadwalnya masih padet banget..." terdengar sedikit kekecewaan pada suara Nick saat ini.
"Ck...sebegitu pentingkah pekerjaan itu dari pada aku?" Kataku sarkastik memukul air yang menimbulkan suara gemricik.
"Jelas kamu lebih penting baby, tapi pekerjaan ini kan juga penting buat masa depan kita berdua. By the way kamu lagi ngapain sayang?" Terulas senyum evil dan pikiran jail ku.
"Lagi berendam di bathup baby" ucapku dengan sedikit mendesah. Dan ku dengar erangan frustasi dari Nick.
"Andai aku sekarang ada di Jakarta aku akan langsung ke rumah dan ikut berendam sama kamu" Kata Nick sedikit kesal. Senyum ku semakin lebar, sungguh sangat mudah sekali memancing nafsu seorang Nick.
"Makanya cepetan balik nanti kita berendam bareng..." Ucapku lembut dan manja. Niatnya sih cuma mau mancing Nick, tapi tiba-tiba perasaan ku mendadak gak enak.
"Oke besok aku pulang baby, aku bakal nagih...see you tomorrow baby...muach" Ucap Nick dengan semangat dan langsung mematikan sambungan telfonnya.
Aku masih terpaku mencerna apa yang barusan aku katakan dan yang aku dengar. Sedetik, dua detik, tiga detik.
"Aaaaaaaaa...ini namanya senjata makan tuan!" Teriakku.
Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku berendam bersama dengan Nick. Bayangan aku dan Nick berendam pada satu bathup dengan keadaan polos terlintas di benak ku. Seorang pervert prince seperti Nick pasti tidak akan hanya berendam saja. Tidak, aku tidak mau, belum saatnya aku menyerahkan semuanya. Ayo berpikir Kalista, berpikir!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah makan malam aku duduk di ayunan panjang di dekat kolam renang dengan menggigiti kuku ku berpikir keras bagaimana cara menghindari Nick, lebih tepatnya menghindari apa yang sudah ku katakan tadi sore. Sejauh yang ku tahu Nick selalu memegang kata-katanya, dia tidak suka jika ada seseorang yang ucapannya tidak tepat. Apalagi tadi aku sendiri yang bilang, pasti Nick akan marah jika aku menolaknya. Sial!
"Ngelamun aja kamu Lyn" Tiba-tiba kak Sam sudah duduk di sampingku.
"Eh gak kok kak..." kata ku dengan menggaruk kepala ku yang sebenarnya tidak gatal. Kak Sam hanya tersenyum.
"Kakak mau ngomong sama kamu" Ucap kak Sam dengan raut wajah serius.
"Hmm...ngomong apa kak, kok kayanya serius banget?" Tanya ku dengan tampang innocent.
"Kamu beneran yakin mau nikah sama Nick? Kamu tau kan masa lalunya?" Tanya kak Sam yang kini menatap ku dalam.
"Tadinya sih aku gak yakin kak, tapi selama ini Nick berusaha membuktikan kalau dia emang udah bener-bener berubah" jawab ku dengan menatap balik kakak ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Enemy
Romance"Nick?" kataku ketika melihat laki-laki yang baru datang. "Kalista?" Dia pun ikut terkejut. "Kalian udah saling kenal?" kata mama "Kalau gitu bagus dong berarti perjodohan ini tidak ada masalah" lanjutnya. Kemudian muncul seringaian licik dari wajah...