Kalista pov
Setelah selesai sarapan aku dan Nick berpamitan pada tante Nia dan Om David. Kami pergi jalan-jalan menggunakan mobil sport black metalic keluaran terbaru milik Nick yang tentunya melalui adu mulut terlebih dahulu. Menurut ku kenapa tidak sekalian saja memakai mobilku yang sudah standby ada diluar, tapi Nick langsung membantah karena ego dan gengsinya terlalu tinggi "aku laki-laki jadi aku yang memutuskan kita akan keluar memakai mobil siapa. Dan karena aku laki-laki jadi kita keluar menggunakan mobilku" begitu katanya. Alasan macam apa itu. Kekanak-kanakkan sekali.
Kalau kalian pikir jam 9 jalanan ibu kota itu lenggang, kalian salah. Menurutku jalanan ibu kota tidak pernah lenggang. Hari ini seharian kita akan menghabiskan waktu untuk jalan-jalan. Dari taman mini, seaworld, dan terakhir dufan. Membayangkan saja pasti akan lelah ya tapi percayalah setelah ini aku dan Nick pasti akan sangat sibuk mengurus pernikahan yang mendadak lebih cepat karena adegan kepergok di apartemen itu. Tante Nia yang mengadu kepada mama kemudian mama menanggapi dengan antusias dan usul mempercepat pernikahan adalah murni dari mama ku yang didukung penuh oleh calon besannya. Mendapat kabar pernikahan dipercepat aku langsung stres memikirkan banyak hal, kalau Nick entahlah setelah pulang dari apartemen dia mematikan ponselnya. Dia marah karena aku lebih membela mommynya ketimbang dirinya. Sungguh kelakuannya tidak jauh berbeda dengan anak balita, tetapi 180° berbeda ketika menghadapi client-clientnya. Bunglon sekali kan? Apa semua pria seperti itu?
Wait?
"Kok malah masuk mall Nick?" Tanya ku ketika mobil memasuki area basement sebuah mall yang cukup elit.
"Udah ikut aja kenapa, dilarang bawel"
Nick membukakan pintu mobil ku dan menggenggam tangan ku hangat. Memasuki area mall yang cukup ramai tanpa melepaskan pegangan tangannya dan ketika aku protes dia malah memeluk pinggang ku.
"Nick lepasin deh, malu tau diliatin" ucap ku sambil berusaha menyingkirkan tangannya dipinggang ku.
"Kalau aku nggak kaya giniin kamu, akan lebih banyak mata pria dan wanita yang menatap kita dengan tatapan lapar. Paham maksud ku?"
Aku diam berpikir sejenak. Memahami kata-kata yang dilontarkan Nick barusan. Setelah mengerti aku pun mengangguk dan membiarkan tangan Nick bertengger mesra dipinggang ku.
Keluar dari sebuah toko baju rasanya ingin aku menyembunyikan wajah ku. Please! Ini adalah pemaksaan. Aku tidak pernah setuju tetapi kalian tahu kan bagaimana seorang Nick. Keras kepala dan egois. Semua kemauannya harus dituruti. Bayangkan sekarang aku memakai kaos putih bergambar minie mouse membawa separuh hati dengan senyum sumringah di bagian tepi kaos sebelah kanan. Sedangkan Nick memakai kaos putih bergambar mickey mouse membawa separuh hati dengan senyum sumringah di tepi kaos sebelah kiri. Jika digabungkan maka kedua hati itu akan menyatu. Kaos Couple. Sepatu converse warna putih yang sama dan juga celana jeans warna hitam. Silahkan bayangkan sendiri. Jika jadi aku kalian akan bangga atau malu?
***
Author pov
Semenjak keluar dari mall hingga sekarang mereka sudah berada di taman mini Kalista masih saja merengut dan hampir saja tidak mau keluar dari mobil. Namun bukan Nick namanya jika tidak bisa meluluhkan hati Kalista.
"Udah sampe nih babe, turun yuk" Ajak Nick lembut.
"Nggak mau!" Ucap Kalista ketus, bibirnya tambah maju beberapa centi.
"Oh ya udah sih kalau nggak mau" Nick melepaskan seatbeltnya "Aku nggak keberatan kok sayang" kemudian melepaskan seatbelt Kalista perlahan dan semakin mendekatkan tubuhnya "aku bakal turutin keinginan kamu, with my pleasure"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Enemy
Roman d'amour"Nick?" kataku ketika melihat laki-laki yang baru datang. "Kalista?" Dia pun ikut terkejut. "Kalian udah saling kenal?" kata mama "Kalau gitu bagus dong berarti perjodohan ini tidak ada masalah" lanjutnya. Kemudian muncul seringaian licik dari wajah...