MLW 01. Saya Siapa? Hanya, Gadis Miskin

5.1K 413 10
                                    

Brak!

"Huh, lihat gadis miskin ini. Apa dia mencuri makanan lagi di kantin?"

"Kurasa kau benar, dia mencuri, bukan dari kantin, tapi tempat sampah."

"Hey kalian semua." Akhirnya ia membuka suara, ia benar-benar muak jika harus dituduh melakukan hal yang bahkan sama sekali tidak pernah ia lakukan.

"Aku membuat sendiri makanan ini asal kalian tahu! Aku tidak mencuri!"

"Ck," salah satunya berdecak pelan, "Hey, Jung Yeri! Sampah seperti itu kau sebut makanan?"

Gadis bernama Jung Yeri itu terkekeh pelan, sama sekali tidak merasa tersinggung atas ucapan mereka. Yah, ia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini.

"Sampah? Setidaknya aku tidak mencuri, kan? Terserah kalian mau bilang ini sampah atau apa, ini lezat."

Dan lagi, suara mencemooh itu terdengar, tapi sekali lagi, Jung Yeri tidak pernah perduli.

"Kita pergi saja, percuma saja berbicara dengan sampah ini."

Langkah kaki mereka terdengar menjauh, Yeri mana perduli, ia tetap melanjutkan makannya.

***

"Sudah makan?"

Anggukan kepala itu jawabannya, ia masih fokus pada buku novel di depannya.

Decak bibir terdengar jelas, tapi itu sama sekali tidak menarik atensi si gadis. Malah semakin jatuh dalam bacaannya.

"Apa yang kau baca hingga mengabaikan aku seperti ini?"

"Pergi." Gadis itu membalik halaman selanjutnya. "Kau mengganggu, Jeon Jungkook."

Yang disebut hanya bisa membuka mulut tidak percaya. Apa gadis itu bilang? Dirinya pengganggu? Benar-benar.

Mungkin jika sekarang adalah komik, sudah akan ada banyak asap di atas kepala Jungkook saat ini. Ia tahu, jika gadis keras kepala di depannya ini adalah termasuk orang yang masa bodoh dengan lingkungan sekitar, tapi apa dirinya juga harus kena?

"Jung Yeri," panggilnya pelan, dengan suara rendah. Jika itu bukan Yeri, pasti gadis itu sudah merasakan aura panas yang menggerayangi tubuhnya. Oh, tapi itu tidak akan mempan untuk gadis bernama Jung Yeri ini.

"Apa?" sahutan pelan itu Yeri ucapkan, masih fokus pada buku ngomong-ngomong.

Satu tarikan napas panjang Jungkook ambil, makan hati rasanya melihat tingkah sahabat sejak jaman SD nya ini. Ya Tuhan.

"Sudah makan?"

"Basi."

"Kau makan makanan basi lagi? Gila ya?"

"Hey!" satu gebrakan meja Yeri berikan, syukur di sini sedang sepi, hanya ada mereka berdua.

"Semenyedihkan itukah aku?"

Jungkook mengernyit, apa ada yang salah dalam kalimatnya tadi? Yeri berkata basi, bukan? Itu artinya gadis itu makan makanan basi, kan?

"Ya Tuhan." Yeri menunduk lesu, kedua bahunya juga ikut melorot. "Apa salahku di masa lalu hingga punya teman sepertimu, Jeon Jungkook?"

"Hey," Jungkook mendekatkan dirinya pada Yeri. "Harusnya kau bersyukur, kau punya sahabat tampan dan kaya sepertiku."

Decak pelan Yeri lakukan, ia sedikit menggeser duduknya menjauh dari kelinci berotot bernama Jeon Jungkook itu, lalu kembali fokus pada bukunya.

"Aku bertanya tadi, sudah makan?"

Yeri mendelik kesal padanya. "Itu pertanyaan basi!" satu helaan napas panjang Yeri berikan. "Aku sudah makan, puas?!" ah, sangat sarkas bukan? Itulah Jung Yeri.

Jungkook mengangguk. "Puas, baguslah jika kau sudah makan, jadi aku tidak perlu membagi makananku padamu."

"Apa yang kau bawa?" tanya Yeri, gadis itu kini menoleh untuk menatap Jungkook. Sedikit tertarik sepertinya, ia kan suka makan.

"Aku membawa nasi goreng kimchi, Bibi Joe membuatnya tadi pagi. Mau?" satu kotak bekal Jungkook sodorkan ke hadapan Yeri.

Glup!

Satu tegukan air liur itu Yeri lakukan. Nasi goreng itu termasuk salah satu makanan kesukaannya, tentu ia akan menjawab...

"Ya Jeon, aku mau itu."

***

Seperti biasa, pulang sekolah yang dilakukannya adalah bekerja paruh waktu di salah satu Cafe yang berada dekat dengan rumahnya. Dari sana ia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya juga membayar sekolah.

"Yeri."

Gadis itu menghentikan langkah ketika namanya disebut. Ia berbalik.

"Jungkook?" dahinya berkerut samar. "Ada apa?" tanyanya.

Jungkook tersenyum lebar, hingga dua gigi kelinci kebanggaannya itu terlihat. "Hari ini pulang cepat, ya? Ada pesta nanti malam?"

Yeri memicing, apa-apaan itu? Jungkook lupa atau apa? Dirinya kan tidak pernah diundang ke pesta manapun, baik itu pesta ulang tahun teman satu kelasnya.

"Pesta apa?"

Jungkook membuka dan merogoh tasnya, menyodorkan sebuah undangan pada Yeri. "Ulang tahun sekolah, kau lupa, ya? Undanganmu bahkan tidak kau ambil."

Yeri mengambil dengan kasar undangan itu dari tangan Jungkook. "Lalu undanganmu?" tanyanya.

Kembali Jungkook merogoh tasnya, mengambil satu undangan lain yang tertera namanya. "Tadi Yeojin mengantarkannya padaku."

"Haaa, dan aku harus mengambil sendiri undaganku?" Yeri membuang undangan itu ke sembarang tempat. "Mereka memang tidak berniat mengundang gadis miskin sepertiku. Sudahlah, aku tidak akan datang," ujarnya lalu hendak melangkah masuk. Tapi, lengannya ditahan oleh Jungkook.

"Kau harus ikut, harus Jung Yeri. Aku akan menjemputku nanti." Jungkook melangkah pergi setelahnya, enggan menerima segala umpatan yang akan Yeri berikan.

Gadis itu akhirnya memilih melangkah masuk ke tempat ia bekerja. Belum sempat menekan tombol absen, seseorang menyenggol bahunya. Bahkan ia mendengar umpatan kasar.

"Kenapa sih?"

Kedua bahunya terangkat, ia melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi. Menekan tombol absen.




~06 September 2019~

Tbc!

Lanjut tidak sih?

My Little Wife || MYG [Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang