MLW 07. Sekarang ... Apa Keputusan yang Kuambil Sudah Benar?

3.5K 400 21
                                    

"Yeri-ya ... tinggallah di sini hingga pernikahan kalian, aku akan senang sekali jika kau mau, aku jadi punya teman di rumah."

Yeri menunduk, menghela napasnya, kenapa sih wanita cantik di depannya ini begitu baik? Pikirnya. Gadis mungil itu kembali mengangkat kepalanya, tersenyum tipis.

"Apakah harus? Eonni, kau tahu, aku masih bersekolah, dan rumah ini sangat jauh dari sekolahku. Aku akan benar-benar jadi gelandangan jika berangkat menggunakan bis setiap hari, dan lagi...." Yeri kembali menghela napas. "Aku bekerja paruh waktu di Kafe dekat rumahku."

Haera diam sejenak, sedikitnya ia merasa iba, sungguh, di usianya yang baru tujuh belas tahun, Yeri sudah harus merasakan bagaimana kerasnya dunia.

"Aku jauh dari orang tuaku, aku harus hidup mandiri, jika aku tidak bekerja dan malah menghabiskan untuk naik bis setiap hari ... aku tidak bisa hidup di keesokkan hari."

"Yeri-ya...." Haera meraih tangan Yeri. "Jangan pikirkan itu, aku akan mengantarmu setiap hari ke sekolah, tidak hanya itu ... ke mana pun kau mau pergi, dan soal pekerjaanmu, bisakah kau resign saja? Aku takut kau kelelahan dan berdampak pada bayimu."

Yeri menggeleng, tentu saja ia sangat tidak setuju akan hal itu, apa-apaan? Pikirnya.

"Aku tidak suka merepotkan orang lain ... Eonni, aku bisa mengurus diriku sendiri, jangan khawatir."

Haera menghela napas, Yeri itu gadis yang keras dan begitu mandiri, juga polos, itu yang ia tangkap dari gadis ini.

"Kau ... adalah keluarga kami sekarang, sudah aku katakan, bukan? Jangan memikirkan hal itu, kami keluargamu, bukan orang lain."

"Tapi—"

"Tidak, tidak," Haera menggeleng cepat. "Aku tidak mau mendengar penolakan apapun darimu, Yeri ... Cha ... Yoongi Oppa akan mengantarmu ke rumah untuk mengambil semua keperluanmu, lalu kau kembali lagi kemari, arra?"

Dan Yeri hanya pasrah, ketika Yoongi kembali menyeretnya—dalam artian yang sebenarnya. Gadis itu melengkungkan bibirnya ke bawah.

Kurasa mereka tidak waras.

***

Sesampainya di rumah Yeri, mereka saling berdiam diri. Sama-sama sibuk akan pikiran masing-masing, dan rasa aneh yang membelenggu. Terhitung tiga puluh menit sudah, bahkan langit pun mulai tampak meredupkan cahayanya, hendak berganti dengan sisi gelapnya.

"Apa yang kulakukan saat ini sudah benar?"

Yeri menoleh, gadis itu mengernyit, tanda kurangnya ia mengerti akan ucapan Yoongi barusan. "Bisa kau memperjelas maksudmu?" ujarnya.

Yoongi ikut menolehkan kepalanya. Kedua netra kecilnya menatap sayu, jauh menyelam ke dalam indahnya lapisan coklat berbentuk bulat di dalam mata Yeri. "Aku menyakiti istriku, apa yang aku lakukan ini benar, bocah?"

Yeri membuang muka, gadis itu mendengus. Benar kata hatinya, Yoongi tidak benar-benar serius mau bertanggung jawab.

"Kau salah, sangat salah ... kau menyakiti malaikat itu ... pergilah sebelum terlambat, dan juga ... aku sudah ... aku sudah menikah." Dan Yeri membuka pintu mobil dengan sedikit terburu, melangkah cepat dengan perasaan berkecamuk, entah kenapa ... hatinya sakit mengatakan hal itu, apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya?

"Jung Yeri...."

Gadis itu tetap melangkah, mengabaikan panggilan itu, ia benar-benar menulikan telinga, menahan tubuh agar tak berbalik.

"Jung Yeri tunggu!"

"Sudah kukatakan, aku tidak perlu tanggung jawabmu, Ahjussi!" napas Yeri memburu, kedua tangannya terkepal di setiap sisi tubuhnya.

My Little Wife || MYG [Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang