MLW 05. Think....

3.2K 392 29
                                    

Jungkook menoleh ke samping, di mana ada Yeri yang sedang duduk melamun menatap keluar jendela mobilnya. Ini sudah berjalan hampir satu jam, tapi tidak ada satu pun dari mereka membuka suara.

Jika boleh jujur, Jungkook sendiri masih merasa shock, dengan berita yang ia dapatkan. Sang sahabat yang tengah mengandung. Dan perntanyaan yang masih terpendam di otaknya adalah ... siapa ayah dari janin itu? Ingin bertanya, namun ... sepertinya Yeri belum siap untuk menjawab. Biarlah, ia ingin Yeri sendiri nanti yang mengatakan semuanya.

"Jung ... maaf...."

Jungkook kembali menoleh, laki-laki pemilik mata bulat itu menghela napas pelan. "Lupakan Yeri, aku mengerti perasaanmu, ceritakan saja nanti jika kau sudah siap, arra?"

Yeri memutar kepalanya, menatap Jungkook dengan mata berkaca, ia benar-benar merasa bersalah pada laki-laki berotot itu. Sejak malam itu, ia sangat ingin menceritakan semuanya. Tapi ia tidak bisa ... ia belum siap, belum siap untuk kehilangan ... Jungkook.

"Jung, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Yeri berhenti sejenak untuk menarik ingusnya. "Apa aku gugurkan saja bayi ini?"

"Jangan Jung Yeri!" tekan Jungkook, tanpa sadar kesepuluh jari tangannya meremat kuat stir mobil. "Jika kau lakukan itu ... kau sama saja menjadi seorang pembunuh. Lagi pula, janin itu tidak salah."

Yeri menggeleng cepat, benar-benar tidak setuju akan kalimat Jungkook. "Tidak bisa, Jung ... aku tidak bisa mempertahankannya. Tanpanya saja aku sudah di-bully habis-habisan, bagaimana jika satu sekolah tahu aku hamil? Bagaimana nasibku? Lagi pula dia tidak punya ayah, dari pada dia lahir lalu di-bully sama sepertiku, sebaiknya dia pergi."

"Aku yang akan bertanggung jawab kalau begitu!" ujar Jungkook cepat. "Aku yang akan jadi ayahnya, kau tidak perlu mengkhawatirkan itu lagi." Dan setelahnya, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kita mau ke mana?" tanya Yeri.

Jungkook menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada jalanan. "Ke suatu tempat."

***

Kening Yeri mengernyit, menatap bangunan besar di depannya ini, lalu ia beralih menatap Jungkook yang berdiri di sampingnya.

"Kenapa kau membawaku kemari?" tanyanya.

Jungkook tersenyum, ia raih tangan mungil Yeri untuk digenggamnya, ia berjalan lebih dulu—yang otomatis Yeri mengikuti langkahnya.

Ia buka pintu besar itu pelan hingga sedikit menimbulkan bunyi. Suasana sepi pun langsung menyambut, hening, tidak ada satu pun orang di sini. Laki-laki tinggi itu kembali menarik Yeri untuk masuk, tidak lupa kembali menutup pintunya.

"Jungkook-ah, kita mau apa di gereja?" tanya Yeri.

Lagi-lagi Jungkook tidak menjawab, ia hanya terus melangkah, membawa Yeri untuk ke paling depan ruangan ini.

Setelah sampai, Jungkook membimbing Yeri untuk berdiri di sampingnya, ia mendongak, menatap patung Yesus lalu tersenyum tipis. "Aku akan menikahimu," ujarnya pelan, namun suaranya menggema, karena ruangan ini kosong.

Kedua mata Yeri membulat, ia menoleh cepat ke arah Jungkook. "Jungkook, kau tidak serius, kan? Jung, pernikahan bukan mainan, kita butuh wali, kita butuh restu orang tua, dan yang terpenting ... kita butuh cinta di dalamnya."

Jungkook ikut menolehkan kepalanya, laki-laki itu tersenyum. "Itu urusan nanti, yang terpenting sekarang, aku dan kau saling mengucap janji suci di sini, di hadapan Tuhan."

Yeri memutus pandang mereka, dan lebih memilih untuk menatap patung Yesus di depannya. "Tuhan, apa ini sudah benar?"

Jari-jari mungilnya digenggam, kini tubuhnya dibawa untuk saling menghadap dengan Jungkook. Kedua tangannya pun sudah saling menggenggam dengan tangan Jungkook. Tatapan mereka kembali bertemu.

My Little Wife || MYG [Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang