MLW 13. First Night?

4.2K 564 86
                                    

Sudah terhitung sejak 30 menit yang lalu, Yeri terus berjalan ke sana kemari. Ia gugup. Ia takut. Ucapan Yoongi sore tadi masih terngiang, malam pertama? Akankah mereka benar-benar melakukannya?

Apa memang begini rasanya menjadi seorang istri, harus benar-benar melayani suaminya? Bukankah jika menolak itu akan berdosa? Ah, Tuhan.

"Kenapa? Kau sudah siap, huh? Sudah tidak sabar? Rindu merasakan milikku berada di dalam tubuhmu lagi, gadis kecil?"

Yeri ingin berteriak sekecang-kencangnya sekarang, tidak bisakah Yoongi mem-filter sedikit bahasanya itu? Itu membuatnya malu.

"Karena ini memang kewajibanku sebagai seorang istri, maka akan aku lakukan. Aku sudah siap."

Yoongi tersenyum, itulah jawaban yang sangat diinginkannya. Laki-laki itu melangkah mendekat, sangat dekat dengan tubuh kecil Yeri.

"Itu jawaban yang kuinginkan. Mau tahu satu hal?"

"Apa?"

Yoongi semakin menempelkan tubuh mereka, sedikit menunduk untuk meletakkan dagunya di bahu gadis itu. "Karena terlalu sibuk mengurus pernikahan kita, aku jadi tidak ada waktu untuk bercinta dengan istriku, dan sekarang ia sedang pergi. Jadi sebagai gantinya, malam ini aku meminta hakku. Dengar Yeri, kau istriku, jadi jangan pernah kau merasa takut lagi padaku, mengerti?" lalu satu kecupan manis ia berikan pada leher gadis itu.

***

Pagi tiba, namun gadis itu enggan sekali membuka mata. Menarik selimut lebih tinggi hingga menutupi seluruh tubuh, hingga membuat seorang pria yang tengah memakai dasinya terkekeh pelan, istrinya menggemaskan sekali.

Min Yoongi tidak ingin membangunkan istrinya, ia tahu, gadis itu lelah, bagaimana tidak, gadis itu memintanya terus-terusan, ah ... sepertinya, Yeri benar-benar sedang dalam fase mengidam dan ibu hamil itu memang sensitif, kan?

"Yoongi Oppa...."

Yoongi menoleh, ketika suara halus itu memanggilnya, ia tersenyum lalu melangkah mendekat, mendudukkan dirinya di samping sang istri.

"Kenapa, hm? Tidur lagi saja, kau pasti masih lelah."

Yeri menggeleng, lalu kembali menarik selimut menutupi wajahnya yang memerah. "Tapi ... aku belum membuat sarapan, kau bahkan sudah siap, Oppa, maaf...."

Yoongi terkejut, ketika kedua mata indah itu sudah mengeluarkan air mata, ah, ada apa ini? Paniknya. Ia semakin mendekatkan diri, menyingkirkan selimut yang menutupi wajah gadisnya. "Hey, tidak apa. Aku tahu kau lelah, jangan menangis, hm...."

"T-tapi Oppa—"

"Sstt ... tidak apa. Sekarang, ayo mandi, atau kumandikan?"

Kedua pipi itu kian memerah, Jung Yeri kembali menarik selimutnya hingga seluruh tubuhnya tak terlihat.

***

Seperti ucapannya siang tadi, Yoongi benar-benar pulang cepat. Ia memasuki rumahnya dengan langkah cepat, entah mengapa ia merasa ingin cepat-cepat bertemu istri kecilnya itu sekarang. Melihat pipi bulat yang memerah alami itu adalah hobi barunya.

"Bibi Kang, Yeri di mana?" tanya Yoongi, pada Bibi Kang yang tengah membersihkan dapur.

Wanita paruh baya itu menoleh lalu menunjuk ke arah atas. "Di kamarnya Tuan, sepertinya Nona Yeri masih tertidur."

Yoongi hanya mengangguk, lalu segera melangkah menuju kamar Yeri, jika di jam segini gadis itu masih tertidur, itu berarti sudah hampir empat jam istri kecilnya itu tidur.

Dan ketika ia membuka pelan pintu kamar, benar saja, gadis itu tertidur dengan nyamannya di bawah selimut. Yoongi tersenyum maklum, ialah penyebab Yeri tidak tidur semalaman, walau itu atas dasar permintaan gadis itu sendiri, tapi tetap saja ia berperan penting, jika saja ia tidak menurutinya, maka Yeri bisa menikmati tidur malamnya dengan nyenyak.

Yoongi melangkah mendekat, lalu duduk di sisi ranjang Yeri. Ia kembali tersenyum, namun kini sebuah senyuman gemas, ketika melihat bibir pink alami itu bergerak pelan, seperti bayi yang mencari dotnya, huh, bayi mengandung bayi?

"Lelah sekali, ya? Maafkan aku," bisik Yoongi, seraya mengusap lembut kepala Yeri lalu turun ke pipi dan terakhir pada bibir pink itu. Ia terkekeh, ketika bibir mungil itu semakin bergerak, lalu mengisap jari Yoongi, benar-benar bayi.

Namun kedua mata gadis itu terbuka cepat, sepertinya ia terkejut, dan tawa Yoongi semakin kencang, ia menunduk lalu mencuri satu kecupan pada bibir mungil itu.

"Terkejut, ya? Maafkan aku My Wife. Tapi jangan tidur terlalu lama, nanti bayinya jadi pemalas."

Yeri merengut, gadis itu segera mendudukkan tubuhnya—dibantu oleh Yoongi, lalu bersandar pada head board ranjang. Tangannya bergerak menguceak sebelah matanya, lalu ia menguap.

"Kau sudah pulang, Oppa?" tanyanya, matanya sayu memandang Yoongi.

Yoongi mengangguk, ia usap lembut rambut Yeri. "Kita akan ke rumah besar, ayo mandi, untuk menghemat waktu, kita mandi sama-sama."

Dan beruntunglah Yoongi, karena istri kecilnya mengangguk dengan binar matanya. Bermain sebentar sebelum pergi, tidak apa 'kan?

~Sebagian cerita dihapus, untuk kepentingan penerbitan~

My Little Wife || MYG [Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang