Beberapa menit sudah aku dan Kak Elliot berada di mobil, akhirnya kami pun tiba di rumah. Kak Elliot keluar dari mobil, lalu setelah itu membukakan pintu mobil tempatku duduk. Kukeluar dari mobil dengan dibantu oleh Kak Elliot, kemudian setelah itu Kak Elliot menggendongku pergi ke rumah. “Sakit Kak,” keluhku sambil terus menangis. “Sabar ya,” ujar Kak Elliot.
Kak Elliot membawaku ke dapur. Dan ketika tiba di dapur aku bertemu mamaku. Kak Elliot memanggil Mama. Mama pun sontak yang saat itu sedang mencuci sayuran langsung melihatku, berjalan menghampiriku dan Kak Elliot. Kak Elliot menurunkanku dari punggungnya. “Autumn,” ujar Mama sambil berjongkok melihatku dengan khawatir sambil memegang kedua pipiku. “Ada apa, Sayang?” tanya Mama sambil menyeka air mataku.
“Temannya menyandung kakinya, dan karena itu lututnya berdarah,” sahut Kak Elliot, yang kemudian langsung membuat Mama melihat lututku. “Kamu sudah mengetahui siapa orangnya?” tanya Mama sambil melihat Kak Elliot. “Sudah, dan aku akan melakukannya sekarang,” ujar Kak Elliot.
Kak Elliot berjalan keluar dari dapur. Dan lalu setelah itu Mama pun tersenyum. “Ayo kita obati lukamu,” ujar Mama sambil berdiri, dan kemudian mendudukkanku di salah satu kursi meja makan. “Kamu tunggu ya, Mama akan ambil kotak obat dan air untuk membersihkan lukamu sebentar,” ujar Mama sambil berjalan meninggalkanku sendiri.
Tak berapa lama kemudian, Mama pun kembali sambil membawa kotak obat dan sebuah kain. Mama meletakkan kotak obat dan kain di meja makan, lalu setelah itu mengambil sebuah mangkuk. Dan kemudian setelah mengisi mangkuk itu dengan air, Mama pun membawa mangkuk itu ke meja makan.
Mama meletakkan kain ke dalam mangkuk, lalu mengangkat dan memerasnya, dan kemudian mengelap pelan lukaku. “Sakit, Ma,” ucapku sambil terus menangis. “Iya sebentar,” ujar Mama sambil meletakkan kain ke dalam mangkuk. Mama mengambil obat merah, kemudian dia pun mengoleskan obat itu ke lukaku. Setelah obat merah itu kering, Mama meletakkan kapas pada lukaku, merekatkannya dengan plester.
“Sudah selesai,” ujar Mama sambil tersenyum. Kulihat lukaku. “Tidak begitu sakit lagi bukan?” ucap Mama. Kugelengkan kepalaku. “Ya sudah, ayo sekarang ganti seragammu,” ujar Mama sambil membantuku turun dari kursi meja makan.
***
Sekarang sudah waktunya untuk makan malam. Kuturun ke bawah menuju dapur, dan lalu setelah itu aku langsung duduk di antara Papa dan Kakek. Papa mengambilkanku makanan, dan tak lama kemudian Kak Elliot datang. Kak Elliot duduk di depanku. Dan lalu, ketika Kak Elliot ingin mengambil makanan, Mama menepuk punggung tangan kanan Kak Elliot.
“Auch!” rintih Kak Elliot sambil memegang punggung tangannya. “Cuci tanganmu dulu, tangan banyak darah seperti itu. Kamu itu harusnya ajarkan yang benar kepada adikmu,” ujar Mama tegas. Kak Elliot seketika terdiam sambil melihatku. “Ah-iya, benar. Maaf Autumn,” ujar Kak Elliot. Kak Elliot sontak berjalan ke tempat cuci piring. Dia mencuci kedua tangannya, kemudian setelah itu kembali duduk di meja makan.
“Bagus. Lain kali jangan seperti itu lagi,” ujar Mama. “Ya Ma,” sahut Kak Elliot sambil mengambil makanannya. “Oh iya Elliot. Ngomong-ngomong siapa orang itu?” tanya Kakek. “Pacarku, Kek. Dia selingkuh,” sahut Kak Elliot sambil menyendok makanannya. “Oh begitu. Ya sudah, berikan dagingnya untuk Kakek Ya,” ujar Kakek antusias. Kak Elliot sontak tersenyum. “Tentu.”
Kakek tersenyum. “Kamu juga mau Autumn?” tanya Kakek, yang kemudian langsung membuatku terdiam. “Haha, makan daging manusia. Memangnya Papa lupa terakhir kali Autumn makan daging manusia,” ujar Papa sambil tertawa. “Oh iya benar juga,” sahut Kakek. “Haha. Ya sudah, sisakan saja sedikit untuk dia jika dia memang mau. Tapi jangan lupa untuk dibersihkan dan dimasak,” ujar Papa.
Kak Elliot tersenyum. “Aku yang akan memasakkannya untuk Autumn,” ujar Kak Elliot. “Ya sudah masakkan saja. Tapi, diakan baru saja makan malam. Buat sarapan besok dia saja,” sahut Nenek. “Tetapi ya, sebenarnya Nenek juga mau mencoba daging itu lagi. Sudah lama tidak makan itu,” ujar Nenek.
Mama sontak tersenyum. “Ya sudah, kalau begitu bagaimana jika sarapan kita makan itu saja,” sahut Mama, yang kemudian langsung membuat Nenek tersenyum. “Itu ide bagus. Mama akan membantu kamu untuk memasaknya,” ujar Nenek.
“Ya sudah, setelah makan aku akan mengambil dagingnya,” ujar Kak Elliot. “Kamu bantu Kakak ya Autumn,” ujar Kak Elliot sambil tersenyum. Kuanggukkan kepalaku pelan. “Jangan lama-lama ya,” ujar Mama. “Tenang Ma, aku tidak akan mengambilnya sampai melewati waktu tidur Autumn seperti kemarin,” ujar Kak Elliot sambil tersenyum.
“Kakek ikut ya,” sahut Kakek antusias. “Ya sudah ikut saja. Tapi jangan habiskan daging itu,” ujar Kak Elliot. Kakek seketika tersenyum. “Haha, iya. Lagi pula, jika itu habis. Masih ada teman Autumn,” ujar Kakek, yang kemudian langsung membuatku terdiam. “Temanku? Siapa?” tanyaku bingung. “Haha, siapa lagi kalau bukan temanmu si James itu,” sahut Kak Elliot sambil tersenyum.
Kuanggukkan kepalaku. ‘Oh iya dia.’ Kuhela nafasku. Sungguh, aku benar-benar lupa jika aku sudah menceritakan tentang dia ke Kak Elliot.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Family
Mystery / ThrillerMereka adalah keluargaku. Mereka sangat perhatian, baik, dan juga sangat menyayangiku. Jika aku menginginkan atau membutuhkan sesuatu pasti akan langsung mereka berikan, apapun itu. Ya, mereka memang terlihat sangat sempurna. Tetapi walaupun begitu...