13

208 17 0
                                    

Bel pulang berbunyi. Memberitahu setiap orang di sekolah, bahwa kegiatan belajar mengajar telah selesai. Kumasukkan semua alat tulisku ke dalam tas, dan lalu berdiri melihat Salsa. “Ayo,” ajakku. “Sebentar,” ujar Salsa sambil memakai tasnya, dan kemudian berdiri dari duduknya. “Ayo.”

Tak berapa lama saatku dan Salsa sedang berjalan menuju pintu kelas, aku pun teringat oleh Stacey. Dia memintaku dan Salsa untuk pergi ke gerbang sekolah bersama dengannya. Aku seketika berhenti berjalan, melihat ke arah tempat duduk Stacey. ‘Dia tidak ada,’ batinku sambil sedikit melamun. Kuhela nafasku. Dan lalu tiba-tiba saja seseorang menepuk bahuku. “Hei, ada apa?” tanya Salsa, membuatku berhenti melamun dan melihat ke arahnya.

“Dia bilang ingin pergi ke gerbang sekolah bersama kita, tapi di mana dia?” ucapku. Mendengar ucapanku, Salsa pun sontak melihat ke arah tempat duduk Stacey. “Ya sudah kalau begitu kita berdua saja,” ujar Salsa. Kukembali melihat tempat duduk Stacey, dan lalu kembali menghela nafas. “Ya sudah. Ayo, Sal.”

Aku dan Salsa kembali berjalan menuju pintu kelas. Tetapi, samar-samar aku mulai mendengar suara yang tak asing bagiku. “Ternyata dia di sana, Autumn,” ujar Salsa sambil melihat ke arah pintu kelas. ‘Pantas saja aku seperti mendengar suaranya, ternyata dia memang belum pulang,’ batinku sambil melihat ke arah pintu kelas. Kuberjalan bersama Salsa menghampiri Stacey. Semakin dekat aku dengannya, semakin jelas terlihat dengan siapa dia berbicara. Mereka adalah teman-teman Stacey, orang-orang yang Stacey katakan sudah meninggalkannya saat istirahat tadi.

Aku tersenyum. “Stace-”

“Si Autumn nyebelin banget ya ternyata.”
“Iya. Kelihatannya saja kalem, tapi nyatanya....”

Aku terdiam, apa maksud ucapan mereka. “Hei, apa yang kalian bicarakan tentang Autumn?” ujar Salsa, membuatku berhenti terdiam dan kemudian melihat Salsa dengan terkejut. Apa yang dia lakukan? Stacey dengan teman-temannya pun sontak melihatku dan Salsa dengan sedikit terkejut. “Salsa,” ucapku gugup sambil melihat mereka dan memegang lengan kanan Salsa.

Salah satu teman Stacey menghampiriku, dia adalah Nathalie. Nathalie mendengus. Dia melipat kedua tangannya di dada, dan lalu melihatku jijik. “Suka cari perhatian ya. Haha, kau hebat sekali,” ujar Nathalie sambil memiringkan kepalanya, dan kemudian sedikit menyinggungkan senyuman di wajahnya. Nathalie memutar kedua bola matanya, dan kemudian melihat teman-temannya. “Sudahlah. Ayo kita pergi teman-teman,” ujar Nathalie sambil berjalan meninggalkanku, Salsa, dan Stacey, dengan diikuti oleh teman-temannya.

Salsa melihat Nathalie dan teman-temannya pergi. Tak lama setelah Nathalie dan teman-temannya mulai menjauh. Salsa pun melihat Stacey, melihatnya dengan sorot mata tajam. “Apa yang baru saja kalian bicarakan tentang Autumn tadi?” tanya Salsa, membuat Stacey menurunkan kedua alisnya. “Apa maksudmu? Kami tidak berbicara apa-apa,” sangkal Stacey. Salsa mendengus. “Jangan berbohong, aku dengar sendiri teman-temanmu menyebut nama Autumn tadi.”

Stacey sontak tertawa pelan dan lalu melihat Salsa dengan tersenyum menyeringai. “Oh ayolah, kami hanya sedang memuji Autumn,” ujar Stacey, yang kemudian langsung membuat wajah Salsa tiba-tiba menjadi memerah. Kukerutkan alisku melihat Salsa dan Stacey, aku harus melerai mereka.

“Memuji apa? Sudah jelas kamu-”
“Sudah Salsa,” ucapku melerai. “Mungkin mereka memang hanya sedang memujiku,” ucapku sambil tersenyum meyakinkan Salsa. Stacey seketika mendengus. “Tuh! Dengar Autumn, dia saja tidak berpikir aku sedang membicarakannya.”

Kuhela nafasku pelan, dan lalu melihat Salsa. “Ya sudah, ayo kita pulang,” ajakku. “Oh iya Stacey, kamu jadi bukan pergi ke gerbang bersamaku dan Salsa,” ucapku sambil melihat Stacey. Stacey tersenyum. “Tentu saja. Ayo,” ajak Stacey.  “Ayo, Salsa,” ajakku. Salsa melirik ke arah Stacey, dan kemudian dia pun menghela nafas berat. “Ya sudah, ayo,” ujar Salsa, membuatku, Stacey, dan Salsa langsung berjalan bersama menuju gerbang sekolah.

Kuberjalan bersama mereka sambil sedikit melamun memikirkan hal tadi. Ya, dia adalah temanku, dan dia tidak mungkin berbohong.

TBC

My Psychopath Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang