Bel masuk berbunyi, membuat semua murid yang berada di luar kelas mulai masuk ke dalam kelas mereka satu persatu. Kukeluarkan naskah dramaku, lalu setelah itu melihat Salsa yang sedang mengeluarkan naskah dramanya dari dalam tas. "Kita belajar tidak, si?" tanyaku sambil memegang tasku. "Ng, kayaknya si tidak. Tapi, tidak tahu juga. Kita tunggu saja, kalau memang belajar kita keluarkan buku bahasa Indonesia kita," ujar Salsa sambil melihat naskah dramanya. Kuanggukkan kepalaku pelan. Kuletakkan kembali tasku ke belakang tubuhku, lalu setelah itu melihat naskah dramaku.
Beberapa saat kemudian Bu Rose pun datang. Bu Rose meletakkan tas dan map yang berisi banyak kertas ke meja guru. Bu Rose melihat kami semua dengan tersenyum. "Selamat sore," sapa Bu Rose. "Sore, Bu," ucap kami bersamaan. Bu Rose tersenyum. "Kalian sudah siap untuk latihan drama?" tanya Bu Rose.
Kami sontak terdiam bersamaan. Hening. Kami hanya diam sambil melihat naskah drama kami dengan gugup. Hingga kemudian Stacey berdiri dari kursinya membuat kami melihatnya bersamaan. "Siap, Bu," ucap Stacey memecah keheningan. Kami lihat Bu Rose. Dia hanya tersenyum, lalu setelah itu berjalan ke arah mapnya. "Baiklah. Karena kalian sudah siap, mari kita latihan," ujar Bu Rose sambil mengeluarkan sebuah naskah drama dari dalam mapnya.
"Ayo, Bu," ujar Stacey. "Ayo, Teman-teman," ajak Stacey sambil melihat kami dengan tersenyum. Kami saling menatap. Bu Rose seketika tersenyum. "Ayo kalian berdiri, katanya sudah siap latihan," ujar Bu Rose, yang kemudian langsung membuat kami berdiri dari duduk kami bersamaan.
"Ayo, sekarang letakkan kursi kalian di bagian kanan kelas, lalu meja di bagian kiri dan belakang kelas," perintah Bu Rose. Kami anggukkan kepala kami bersamaan. Segera, bersama dengan Bu Rose, kami pun meletakkan kursi dan meja kami sesuai dengan apa yang diperintahkan Bu Rose.
Beberapa menit kemudian akhirnya kami selesai melakukan apa yang diperintahkan Bu Rose. Kami membuat empat barisan di tengah-tengah kelas, dan Bu Rose berdiri di depan kami. "Baiklah, karena semua meja dan kursi sudah berada dipinggir, sekarang lihatlah naskah drama kalian," ujar Bu Rose, yang kemudian membuat kami melihat naskah drama kami bersamaan.
Bu Rose menjelaskan secara detail tentang naskah yang akan kami perankan. Bagaimana cara mengucapkan dialog kami, dan harus seperti apa gerak tubuh ketika kami mengucapkan dialog kami.
Beberapa menit sudah Bu Rose menjelaskan, dan selama itu kami hanya diam sambil sesekali mengangguk mendengarkan penjelasan Bu Rose. Tak lama kemudian Bu Rose berhenti menjelaskan. Dia tersenyum sambil melihat kami semua. "Kalian sudah mengerti," ujar Bu Rose, yang lalu langsung membuat kami menganggukkan kepala kami bersamaan. "Baiklah, karena kalian sudah mengerti, mari kita mulai latihannya."
Kami saling melihat satu sama lain. Kami terdiam, tak tahu harus melakukan apa. Bu Rose seketika tersenyum. "Mula-mula kalian semua duduk membuat lingkaran, dan untuk yang akan memerankan bagian pertama berdiri di tengah lingkaran," ujar Bu Rose membuat kami kembali sambil menatap. "Sudah, ayo kita buat lingkaran sekarang," ujar Stacey memecah keheningan.
"Ng, ya sudah. Ayo kita membuat lingkaran," ucap salah satu teman kelasku, membuat kami menganggukkan kepala bersamaan. Kami membuat lingkaran seperti yang Bu Rose perintahkan. Dan kemudian setelah itu, beberapa teman kelasku yang akan memerankan adegan pertama segera berdiri di tengah-tengah kami.
Bu Rose menunjukkan kepada mereka bagaimana cara yang benar mengucapkan dialog mereka sambil menggerakkan tubuhnya, menunjukkan bagaimana seharusnya gerak tubuh mereka saat mengucapkan dialog. Seketika setelah Bu Rose memberitahu mereka, mereka pun langsung mengikuti gerak tubuh dan cara berbicara Bu Rose tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Family
Mystery / ThrillerMereka adalah keluargaku. Mereka sangat perhatian, baik, dan juga sangat menyayangiku. Jika aku menginginkan atau membutuhkan sesuatu pasti akan langsung mereka berikan, apapun itu. Ya, mereka memang terlihat sangat sempurna. Tetapi walaupun begitu...