5

332 26 0
                                    

Kak Elliot membuka pintu mobil. Aku masuk ke dalam mobil, lalu setelah itu Kak Elliot pun menutup pintu mobil. “Kak,” panggilku, yang kemudian langsung membuat Kak Elliot melihatku. “Ya?” sahut Kak Elliot. “Sekolahku akan mengadakan pentas seni, Kakak nanti datang ya,” ucapku sambil tersenyum. “Memang kapan acaranya?” tanya Kak Elliot. “Dua minggu lagi, Kakak datang ya,” ucapku kembali sambil tersenyum. Kak Elliot tersenyum. “Haha, iya Kakak akan datang,” ujar Kak Elliot sambil membelai pelan rambutku, lalu setelah itu dia mulai menjalankan mobilnya.

“Oh iya Autumn, setelah kamu mandi dan ganti seragam kamu ingin ikut Kakak tidak?” tanya Kak Elliot. “Ikut ke mana Kak?” tanyaku bingung. “Kita akan ke taman. Kamu mau, kan?” tanya Kak Elliot. Aku tersenyum. “Iya, aku mau,” ucapku, yang kemudian langsung membuat Kak Elliot tersenyum. “Ya sudah, setelah kita mandi dan ganti seragam kita akan langsung pergi,” ujar Kak Elliot. Aku tersenyum. “Iya.”

***

Kubuka pintu mobil, kemudian keluar dari mobil bersamaan dengan Kak Elliot. “Ayo Autumn,” ajak Kak Elliot sambil merangkul bahuku. “Kak, kita akan ke taman mana?” tanyaku, yang lalu langsung membuat Kak Elliot tersenyum. “Tamannya dekat, tidak jauh dari sini,” ujar Kak Elliot.

Aku dan Kak Elliot masuk ke dalam rumah. Dan ketika kami baru masuk ke dalam rumah, kami sudah disambut oleh Mama dengan senyuman. “Eh, kalian sudah pulang,” ujar Mama sambil menghampiriku dan Kak Elliot. “Bagaimana sekolah kalian?” tanya Mama. “Ya, menyenangkan seperti biasa,” ujar Kak Elliot sambil tersenyum.

Aku tersenyum. “Mama,” panggilku, yang kemudian membuat Mama menurunkan kedua lututnya. “Nanti di sekolah akan ada pentas seni, Mama datang ya. Nanti kelasku akan menampilkan drama, dan di drama itu aku akan menjadi burung,” ucapku. Mama tersenyum. “Drama? Drama apa?” tanya Mama. “Ya pokoknya tentang alam, Ma. Mama datang ya,” pintaku kembali. “Iya Mama akan datang nanti. Tapi, Memangnya kamu berani? Tidak malu tampil di panggung?” tanya Mama sambil tersenyum. Aku sontak tersenyum. “Tentu saja berani, aku tidak malu kok tampil di panggung,” ucapku meyakinkan.

“Ya sudah, ayo sekarang kamu mandi dan ganti baju,” ujar Mama sambil merangkul bahuku. “Kamu juga Elliot,” ujar Mama sambil melihat Kak Elliot. Kak Elliot menganggukkan kepalanya cepat. Segera, aku dan Kak Elliot pun pergi untuk mandi dan mengganti pakaian.

Beberapa saat kemudian setelahku mandi dan mengganti pakaian. Aku langsung pergi ke kamar Kak Elliot.

Aku ketuk pintu kamar Kak Elliot. Dan tak butuh waktu lama Kak Elliot sudah membukakan pintu kamarnya. “Autumn,” ujar Kak Elliot sambil tersenyum. “Jadi, Kak?” tanyaku. Kak Elliot tersenyum. “Tentu saja. Ayo,” ujar Kak Elliot sambil memegang tangan kananku.

Aku dan Kak Elliot berjalan menuruni tangga, pergi menemui Mama yang seharusnya sedang berada di dapur. “Ma,” panggil Kak Elliot pada Mama yang sedang melihat ke dalam kulkas. “Ya,” ucap Mama sambil menutup pintu kulkas dan melihat kami. “Ada apa, Sayang?”

“Kami mau pergi ke taman sebentar,” ujar Kak Elliot. “Dekat atau jauh?” tanya Mama. “Dekat dari sini kok Ma,” ujar Kak Elliot. Mama menganggukkan kepalanya pelan. “Ya sudah, tapi hati-hati ya,” ujar Mama sambil tersenyum. Kak Elliot tersenyum. “Iya, terima kasih Ma.”

Kak Elliot merangkulku. “Ayo Autumn,” ajak Kak Elliot sambil terus merangkulku keluar dapur. “Hati-hati,” ucap Mama kembali. “Ya, Ma,” sahut Kak Elliot.

Aku dan Kak Elliot masuk ke dalam mobil. Dan lalu setelah itu kami segera pergi menuju taman.

***

Kak Elliot memarkirkan mobilnya. Dan ketika sudah selesai, kami pun keluar dari mobil bersamaan. Kak Elliot menghampiriku. “Ayo Autumn,” ajak Kak Elliot sambil memegang tangan kananku.

Kami masuk ke dalam taman. Dan lalu, baru saja kami masuk. Tiba-tiba Kak Elliot berhenti berjalan, membuatku berhenti berjalan seketika. “Kamu mau itu Autumn?” tanya Kak Elliot sambil menunjuk sesuatu. Kulihat ke arah yang Kak Elliot tunjuk. ‘Ice cream.’ Aku sontak melihat Kak Elliot sambil tersenyum. “Mau, aku mau,” ucapku antusias dengan mata berbinar. Kak Elliot seketika tersenyum. “Ya sudah, ayo,” ujar Kak Elliot sambil berjalan menuju penjual ice cream.

Kak Elliot memberikan sebuah ice cream kepadaku. Dan kemudian setelah itu, kami pun kembali berjalan.

Kami berjalan dan terus berjalan, hingga akhirnya Kak Elliot berhenti di dekat seorang wanita yang sedang duduk sendirian di bangku taman. Kak Elliot memanggil wanita itu, membuat wanita itu langsung melihat Kak Elliot sambil tersenyum. “Elliot, kamu di sini,” ujar wanita itu sambil berdiri dari duduknya, dan lalu melihat Kak Elliot dengan mata berbinar. Kak Elliot tersenyum. “Iya Reina,” ujar Kak Elliot.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya wanita itu. “Aku hanya mengajak adikku berjalan-jalan,” ujar Kak Elliot sambil tersenyum dan memegang kepalaku. Wanita itu sontak melihatku dan tersenyum. “Ini adikmu? Ya ampun cantik banget,” ujar wanita itu sambil berjongkok di depanku dan mencubit pipi kiriku. ‘Sakit,’ batinku sambil menahan sakit karena cubitan wanita itu. Sontak, setelah wanita itu melepaskan pipiku dan kembali berdiri, aku langsung bersembunyi di belakang Kak Elliot.

Kak Elliot menghela nafas melihatku. “Jadi ya, kalau kamu sedang apa di sini?” tanya Kak Elliot sambil kembali melihat wanita itu. Wanita itu tersenyum. “Aku akan bertemu teman-temanku di sini,” ujar wanita itu. “Oh begitu. Lalu, di mana teman-temanmu?” tanya Kak Elliot.

Wanita itu seketika menggelengkan kepalanya. “Mereka belum datang,” ujar wanita itu, yang lalu langsung membuat Kak Elliot tersenyum. “Kalau begitu selagi menunggu temanmu, bagaimana jika kita pergi dulu sebentar. Berjalan-jalan bersama adikku,” ajak Kak Elliot sambil tersenyum.

Wanita itu sontak tersenyum. “Kamu sungguh benar mengajakku,” ucap wanita itu dengan mata berbinar. “Iya. Ayo, kamu mau atau tidak?” tanya Kak Elliot. Wanita itu mengangguk cepat. “Iya, aku mau.” Kak Elliot tersenyum. “Ya sudah ayo,” ajak Kak Elliot sambil memegang tangan kananku.

Aku, Kak Elliot, dan wanita itu berjalan bersama pergi ke tempat parkir, berjalan menuju mobil Kak Elliot.

Kak Elliot membuka pintu mobil di samping tempat biasa Kak Elliot duduk untuk mengemudikan mobilnya. Wanita itu sedikit membungkukkan tubuhnya. Dan lalu saat wanita itu akan masuk ke dalam mobil, Kak Elliot langsung mengeluarkan sebuah suntikan yang sudah diisi oleh sesuatu.

Kubuka pintu mobil. Sontak, Kak Elliot pun melihatku. “Bisa?” tanya Kak Elliot sambil melihatku masuk ke dalam mobil. “Bisa,” ucapku. Kak Elliot menutup pintu mobil, kemudian setelah itu segera duduk di tempat duduk samping wanita itu.

Wanita itu melihat Kak Elliot. “Aku senang dapat pergi bersamamu,” ujar wanita itu sambil tersenyum. Kak Elliot tersenyum. “Reina,” ucap Kak Elliot. “Ya?” sahut wanita itu. “Bisa pejamkan matamu sebentar?” pinta Kak Elliot. “Memangnya kenapa?” tanya wanita itu bingung. Kak Elliot tersenyum. “Sudah, pejamkan saja,” ujar Kak Elliot.

Wanita itu memejamkan kedua matanya. Aku sontak mendengus, dan pada saat yang bersamaan Kak Elliot langsung menyuntikkan isi suntikan yang dia pegang tepat di leher wanita itu.

Kulihat Kak Elliot. Dia tersenyum menyeringai bersamaan dengan wanita itu yang membuka kedua matanya, dan kemudian kembali memejamkannya. “Tidurlah Reina,” ujar Kak Elliot sambil menatap datar wanita itu.

Ya, Kak Elliot memang seperti itu. Tidak seperti Papa, Mama, Kakek, dan Nenek yang lebih memilih untuk membekap pakai kloroform seseorang yang mereka mau sakiti. Kak Elliot lebih memilih untuk Menyuntikkan obat tidur. Dia berkata kepadaku, jika hal itu lebih efektif dan lebih cepat membuat orang tertidur daripada harus dibekap dengan kloroform.

TBC

My Psychopath Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang