8

260 19 0
                                    

“Sampai nanti, Kak,” ucapku sambil tersenyum. Kak Elliot tersenyum. “Ya, sampai nanti. Hati-hati Autumn,” ujar Kak Elliot sambil tersenyum. Aku tersenyum, lalu setelah itu aku pun berjalan masuk menuju kelasku, bersamaan dengan Kak Elliot yang berjalan pergi meninggalkan sekolahku.

Beberapa menit sudah aku berjalan. Akhirnya aku pun tiba di kelas. Kumasuk ke dalam kelas, lalu duduk di samping Salsa. Dan kemudian baru saja aku duduk, dua orang murid laki-laki masuk ke dalam kelas sambil membicarakan tentang James. Aku seketika meletakkan tas dan kepalaku di meja dan lalu mulai mendengarkan mereka.

“Katanya dia sudah tidak pulang selama dua hari,” ucap salah satu dari mereka sambil duduk di salah satu tempat duduk di kelasku. “Kok bisa?” tanya yang lain. “Entahlah, tapi yang aku tahu sekarang, orang tuanya meminta bantuan polisi untuk mencari James.”

Kuhela nafasku seketika. Kenapa orang tua James harus meminta bantuan polisi untuk mencarinya? Dia sudah tiada, jadi biarkan saja. Lagi pula, memangnya kenapa jika James diculik oleh Kak Elliot dan dibunuh oleh Kak Elliot, Kak Elliot hanya melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, dan apa itu salah?

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Sontak, semua teman kelasku mulai masuk satu persatu ke dalam kelas bersamaan dengan Bu Rose. Kulihat Bu Rose dengan bingung. ‘Kenapa Bu Rose masuk sekarang? Pelajarannya kan dimulai setelah istirahat,’ batinku.

Bu Rose tersenyum kepada kami semua. “Selamat pagi,” sapa Bu Rose. “Pagi, Bu,” ucap kami bersamaan. Bu Rose tersenyum. “Hari ini Ibu akan memberi kalian naskah untuk drama nanti,” ujar Bu Rose. “Dan lalu nanti, saat pelajaran Ibu dimulai. Kita akan berlatih,” ujar Bu Rose.

Salah satu murid di kelasku sontak mengangkat tangan kanannya. “Lalu kalau begitu, kita tidak belajar, Bu? Hanya berlatih?” tanya murid itu. Bu Rose tersenyum. “Kita tetap belajar, tetapi belajarnya di rumah. Untuk di sekolah selama pelajaran Ibu, kalian akan berlatih,” ujar Bu Rose. “Ibu akan memberi kalian pekerjaan rumah. Dan jika kalian tidak tahu apa maksud pertanyaannya, langsung tanyakan kepada Ibu. Mengerti?” ujar Bu Rose, yang lalu langsung membuat kami menganggukkan kepala bersamaan.

“Baiklah, sekarang Ibu akan berikan naskah ini kepada kalian. Dan oh iya, kalian hafalkan naskahnya hanya di bagian kalian saja ya. Contoh, jika kalian menjadi awan, maka hafalkan hanya pada saat adegan awan,” ujar Bu Rose sambil mulai berjalan menghampiri kami. Bu Rose memberikan masing-masing sebuah naskah kepada kami, dan kemudian setelah itu kembali berdiri di depan kelas. “Apa semua sudah mendapat naskahnya?” tanya Bu Rose. “Sudah, Bu,” sahut kamu bersamaan.

Bu Rose tersenyum. “Ya sudah, karena kalian sudah mendapatkan naskahnya, Ibu akan pergi sekarang,” ujar Bu Rose. “Selamat pagi,” ujar Bu Rose sambil berjalan pergi keluar kelas. “Selamat pagi, Bu,” ucap kami bersamaan.

Kulihat Bu Rose yang berjalan keluar kelas. Dan kemudian setelah itu melihat naskah yang kupegang. ‘Banyak juga yang harus kuhafal,’ batinku. Salsa menghela nafas, membuatku melihatnya seketika. “Kenapa?” tanyaku. “Aku tidak tahu apa aku bisa menghafal naskah ini. Banyak yang harus aku hafal,” ujar Salsa.

“Kamu pasti bisa kok,” ucapku. “Tapi ....” Aku sontak tersenyum. “Ya sudah, coba saja dulu. Kalau kamu rajin menghafalnya, pasti akan ingat,” ucapku meyakinkan. “Tapi, bagaimana jika saat pentas seni nanti aku menjadi sangat gugup, dan lalu aku lupa apa yang harus aku ucapkan,” ujar Salsa sambil menundukkan kepalanya.

“Ya, coba saja dulu. Aku yakin kamu bisa kok. Kalau masalah lupa atau tidaknya itu nanti, yang penting kamu coba hafal dulu,” ucapku. Salsa terdiam. Dia menghela nafas, dan kemudian dia pun melihatku sambil tersenyum. “Iya. Ya sudah, aku akan mencoba dulu,” ujar Salsa, yang lalu membuatku tersenyum. “Iya. Aku juga,” ucapku.

Kuletakkan dagu dan kedua tanganku di meja. Kulihat naskah yang kupegang, kemudian menghela nafas. ‘Aku bisa menghafalnya tidak ya?’

TBC

My Psychopath Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang