Chapter 2. harusnya

8.8K 684 22
                                    

5 tahun yang lalu

Hari ini adalah hari pertemuan kedua keluarga Ahn dan Kim.

Keluarga Ahn yang begitu terkenal akan kekayaan dan jiwa sosialnya yang sangat tinggi dan keluarga kim yang begitu sederhana, akan tapi keluarga Ahn menyambut keluarga Kim dengan penuh rasa hormat, bahkan melebihi sambutan dari para tetua keluarganya Ahn itu sendiri.

"selamat datang nyonya Kim, anda sangat terlihat cantik dan sangat mengagumkan" sambut Ahn Jie Na pada Kim Haera. Ibu Kim Gatan.

"Ohh, benarkah, tapi nyonya Ahn selain cantik tapi juga tampk lebih muda dari yang ada di TV, bahkan sayapun iri dengan anda nyonya" ucap Kim Haera tak kalah memuji sang calon besan.

Acara sambut menyambut para istri tersebut hanya mendapat gelengan kepala para kepala keluarga.

Ekor mata Jie Na melihat laki laki yang sangat familiar "Dan yang manis ini pasti Kim Gatan, astaga manisnya" Gatan menyembul menampakkan wajahnya yang teramat sangat manis dari belakang sang ayah "masih mengingatku?" tanya Ahn Jie Na sambil membelai pipi halus Gatan.

"tentu nyo-"

"Mommy, panggil mommy" potong Jie Na.

Gatan sedikit gugup dia menoleh pada sang ibu yang diangguki oleh ibunya.

"mommy ketua yayasan, eum saya mengingatnya nyo- eh mommy" ucap Gatan dengan senyumnya yang teramat manis.

"Astaga mommy bisa diabetes kalau Gatan semanis ini" ucap Jie Na berlebihansambil memeluk Gatan.

Wajah Gatan bersemu merah katna sedikit malu mendengar pujian dari Ahn Jie Na.

"Selamat datang tuan Kim Hyungsik, terimakasih sudah meluangkan waktu untuk memenuhi undangan keluarga kami" ucap sang kepala keluarga Ahn Yunho.

"sama sama tuan" balas Hyungsik menjabat tangan Yunho.

"mari silahkan duduk, kita mulai makan malamnya" ucap Jie Na dengan senyum yang sangat merekah dibibir plumnya.

.

Ahn Nakdim turun dengan perasaan campur aduk, dimana dia hari ini harus meninggalkan kekasihnya untuk menikahi namja pilihan sang ibu.

Dari ujung tangga, Nakdim melihat keluarga pilihan ibunya.
Ahn Nakdim berjalan kearah jauman makan malam itu lalu memperkenalkan diri pada keluarga Kim selayaknya anak yang patuh dengan kedua orangtuanya.

Ketika Nakdim melirik wajah yang kelak anak menjadi istrinya. Untuk sesaat Nakdim terpesona akan paras manis dan lembut Gatan tapi egonya masih memikirkan kekasih yang ia pacari semenjak dibangku SMA dan harus jarak jauh ketika Nakdim harus meneruskan pendidikannya di Oxford Univesity itu.

.

Saat ini mereka sedang makan malam sambil berbincang ringan sampai sang kepala keluarga Ahn Yunho memulai inti dari pertemuan tersebut.

"Mengenai pembicaraan kita tempo hari, saya ingin anak anak kita melangsungkan pertunangan secepatnya tuan" ucap Yunho pada Hyunsik.

"Uhuuk uhuuk uhuuk" Gatan tersedak makanannya setelah mendengar perkataan Yunho, tentu saja dia kaget, karena dirinya tidak tahu menahu tentang tujuan makan malam tersebut. Semua mata langsung tertuju padanya bahkan Nakdim sekalipun.

"Eomma, kenapa tidak tanya dulu denganku?" Ucap Gatan lirih namun masih bisa didengar orang orang disana.

"Astaga  Haera-shi, kamu belum memberitahu baby Gatan eoh?" Ucap Jie na tidak percaya.

Haera terkekeh pelan " aku ingin bertanya dengan Nakdim terlebih dahulu, boleh?" Atensi Haera beralih pada Nakdim yang sedari tadi diam dan seolah olah sangat menikmati makanannya.

Nakdim menghentikan pergerakannya dan menatap lembut ibu calon istrinya, ia tampak tenang meski jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Apa Nakdim bisa menjaga Gatan kami?" Tanya Haera dengan memandang lembut wajah Nakdim.

Jiena sudah melirik tajam sang anak sematawanyangnya, takut jika ancaman bunuh dirinya tidak mempan pada sang anak.

Nakdim melihat melirik sang ayah yang mengaggukkan samar dan tersenyum yang teramat sangat jarang ia tunjukkan meskipun itu dengannya. Hal itu membuat Nakdim tak ada pilihan lain. "saya akan menjaga putra anda seperti anda menjaganya nyonya Kim?" Ucapnya sambil mengepalkan tangannya dibawah meja.

Jie Na tersenyum bahagia mendengarnya, lalu dengan semangat, wanita itu melihat Gatan.
"Baby, apa kamu menerima anak mommy?" Tanya Jina pada Gatan yang sedikit gugup. Tangan sang eomma menyentuh lembut pungungg tangannya dibawah meja.

Gatan binggung. Jika dia menolak, pasti Nakdim akan malu karna pria didepannya ini sudah menerimanya.
"emm, ii-ya mom, Gatan mau menerima Nakdim hyung"  ucapnya gugup sambil sesekali menatap Nakdim yang tak melihatnya sama sekali.

Akhirnya para orang tuapun lega. Dan perjodohan itu berlangsung sangat lancar.

'Sial kenapa bocah ini tidak menolak' batin Nakdim.

'Kenapa aku takut' batin Gatan.

Saat ini para orang tua sedang ngobrol diruang keluarga sedangkan Nakdim dan Gatan berada di kamar Nakdim.

Ckleek.

Pintu kamar telah ditutup oleh Nakdim, kemudian dia mendorong Gatan kasar.

"kenapa kamu menerima hm!" tanyanya nyalang sambil mencengkram kedua pundak Gatan.

Gayan mencoba melepas tangan besar itu. Namun nihil. Nakfim begitu kuat memcengkramnya "Hyung yang menerimanya lebih dulu! bagaimana aku bisa menolak, hyung bisa malu didepan orang tuaku"

Plaak

Nakdim menampar Pipi putih Gatan namun tak cukup keras. Ia tak akan meninggalkan bekas apapun atau sang ibu akan murka dengannya. Nakdim mengambil rokok lalu berjalan kearah balkon kamarnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Saat ini

'Harusnya aku menyambutmu dengan seluruh kasih sayangku baby' batin Nakdim.

"Maaf"

"Maaf"

"Maaf"

"Maaf"

"Maaf"

Gumamnya masih didepan pintu berwarna putih.

Tbc


Jangan pikir ada yang mati ataupun sakit. Kalian salah jika menebak semudah itu.

Jangan lupa vote dan komen.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang