10 bulan yang lalu
Gatan sudah terbiasa dengan kehadiran Nakdim disekitarnya dan sekarang ini ia sedang sibuk belajar untuk kelulusannya.
Tetapi disaat saat seperti itu bukan hanya ia yang repot, Nakdim juga ikut merasakannya dalam hal hal tertentu, seperti menyuapi makan disaat Gatan belajar sampai larut malam, menyiapkan baju dan keperluan sekolahnya saat pagi.
Nakdim ingin setidaknya mengurus hal hal kecil untuk Gatan.
Seperti pagi ini, keributan yang sudah menjadi hal lumrah sebagai pemandangan para maid yang hanya bisa memandanginya saja, karena memang itu kemauan Nakdim.
Nakdim sibuk menyiapkan keperluan sekolah dan sarapan untuk Gatan.
"Hyung kaos kakiku kenapa cuma sebelah, hyung sepatuku dimana, hyung dasinya kenapa warnanya pink, hyung jas sekolahku kenapa besar begini"
"Iya baby, sebentar, hyung masih menyiapkan bekalmu"
Nakdim berlari kekamar, menyiapkan kembali semuanya, berlari kesana kesini, sampai para maid tidak tega.
Bahkan saat ketahuan ingin membantu malah mendapat pelototan tajam tuannya. Mereka memilih mundur dan mengerjakan pekerjaan yang lain.
Setelah selesai, ia mengantar Gatan, lalu pulang lagi menyiapkan dirinya sendiri pergi ke kantor.
Meski lelah, ia tidak merasa keberatan, ia bahkan bernafas lega saat Gatan sudah sampai kesekolahnya, ada perasaan membuncah yang membuatnya mengukir senyuman dibibirnya.
.
.
.
.
.
Gatan masuk keruangan kerja Nakdim dirumah.
Ia penasaran akan satu hal yang dari dulu ia pendam, ia sudah berjanji dengan dirinya sendiri setelah ujian kelulusannya selesai ia akan menanyakan hal tersebut kepada Nakdim.
"Ada apa baby, apa tidak bisa tidur?" Tanya Nakdim.
Gatan berjalan menuju samping Nakdim"Em hyung, boleh aku bertanya?".
Nakdim meraih pinggang ramping Gatan, agar duduk dipangkuannya " tentu boleh baby, ingin tanya tentang apa?"
Gatan terlihat ragu dan apa ini, pipinya memerah?
"Apapun itu, tanyakan pada hyung?"
"Apa kita benar benar suah menikah?"
Nakdim terkekeh, "iya baby, kita sudah menikah, apa baby lupa?"
"Tapi kenapa tidak ada, ciuman dan sex, kamar kita juga terpisah, bukannya orang yang sudah menikah harus satu kamar?"
Nakdim seperti terkena serangan jantung, kenapa tiba tiba Gatan menanyakan hal tersebut.
"Apa karena hyung tidak menyayangiku?" Gatan bertanya dengan nada polosnya yang membuat Nakdim harus berpikir keras untuk menjawabnya.
"Apa baby lupa jika baby masih sekolah, dan lihat, umur Gatan masih terlalu muda, jadi belum saatnya kita melakukan semua yang Gatan bicarakan itu, bukan karena hyung tidak menyayangi Gatan"
"Tapi kenapa beberapa teman dikelasku membicarakan tentang sex, dan sudah melakukannya beberapa kali dengan orang yang mereka cintai?"
Sepertinya otak Gatan sudah dicemari oleh beberapa temannya dan fase inilah para remaja tanggung sulit diatasi.
Dalam hati Nakdim menyumpahi siapa saja orang yang sudah mencemari otak istri kecilnya ini.
"Baby, sebagian besar remaja memang sudah melakukan hal itu, tapi-"
"Tapi apa hyung?"
Nakdim terlihat perpikir, ia tidak ingin memberikan jawaban yang susah dimengerti oleh Gatan.
"Apa karena kita sesama lelaki hyung?" Ucap Gatan yang disertai wajah yang terlihat sedih. "Apa kita bukan pasangan yang sewajarnya?".
"Bukan seperti itu baby, hyung sangat mencintai Gatan, hyung juga tidak peduli dengan gender kita, tapi bagi hyung, Gatan adalah seseorang yang harus hyung lindungi dan besarkan dengan baik, sekarang hanya belum saatnya baby, hyung akan menunggu baby lebih matang dalam umur terlebih dahulu?"
Gatan mengedipkan matanya polos "tapi kata temanku, jika kekasihnu tidak melakukannya denganmu, dia pasti melakukannya dengan orang lain?, apa hyung melakukan sex dengan orang lain, bukan itu namanya perselingkuhan?"
Astaga, Gatan ini bergaul dengan siapa saja sih, ingatkan Nakdim untuk mencaritahunya besok.
"Baby kenapa bertanya seperti itu, apa baby penasaran soal sex?"
Gatan mengangguk "kata temanku itu adalah hal yang paling enak didunia"
Nakdim menepuk jidatnya sendiri "dengarkan hyung, hyung tidak melakukan sex dengan orang lain dan hindari temanmu yang berbicara soal sex seperti itu?"
Gatan melotot menatap wajah Nakdim "berarti aku tidak akan punya teman hyung"
"Kenapa begitu?"
"Semua teman sekelasku berkata seperti itu dan hanya aku yang tidak tahu apa apa?"
Nakdim menghembuskan nafasnya kasar, jika ia salah bicara, ia juga yang tidak bisa menahan hormonnya dan ia tidak mau menghacurkan masa depan istrinya.
Nakdim ingin membebaskan Gatan menggapai cita citanya.
.
.
.
.
.
Saat ini
"Aku menunggumu baby"
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
Teen Fiction"Hidup hanya sekali. "Bertemu denganmu juga hanya satu kali" "jangan pergi" Ahn Nakdim. Bxb Part sangat pendek. Dan pahami setiap kalimatnya biar paham.