part 03

98 5 0
                                    

✏selamat membaca✏

"la tahzan innallaha ma'ana"

Cadarku sayang cadarku malang

Zahra mulai kesal dengan abangnya yg selalu mengotori lantai, apa abangnya ini tak melihat jika dia sedang mengepel lantai.

"Abang bisa gk sih jangan kotorin lantai lagi." Gertakku yg kesal.

"Jangan galak-galak sama abang sendiri takut kena  azab lo dek." Ucap Ziko dan masuk kedalam kamarnya tanpa bersalah telah mengotori lantai.

Zahra beristigfar didalam hati agar tak mengutuk abangnya itu.

Setelah selesai bersih-bersih aku langsung mandi karna hari ini aku ada rutinan dimasjid.

Setelah selesai mandi dan memakai baju aku berjalan menuju kamar Ziko dan mengetuk pintu.

"Bang Ziko anterin Zahra kemasjid." Ucapku sambil mengetuk pintu.

"Dek berangkat sendiri aja sana, abang ngantuk." Ucap Ziko dari kamar.

Aku memanyunkan bibirku yg kesal dengan bang Ziko, apa gunanya jika ia punya abang yg pemalas yg selalu tidur setiap saat jika libur kerja! apa abangnya ini sedang hibernasi didalam kamar.

Aku berjalan menuju masjid sendirian dan ditambah masjidnya lumayan jauh dari rumahku.

Aku berjalan dengan langkah buru-buru karna aku sudah telat, jika dia diantar oleh abangnya pasti tak akan telat seperti ini.

"Assalamualaikum." Ucapku didepan pintu masjid dengan nafas yg tak teratur.

"Wa'alaikumussalam."

Aku masuk kedalam masjid dengan senyuman dibibirku walaupun tertutup cadar tetapi masih bisa dilihat dari mataku ketika aku tersenyum.

"Assalamualaikum, para jama'ah yg dirahmati oleh Allah dan terima kasih untuk ibu-ibu yg sudah mau datang melaksanakan rutinan dimasjid al-mustofa." Ucap seorang ustadz dengan tersenyum.

"Wa'alaikumussalam."

"Baik kita mulai saja ceramah hari ini yg bertema 'sabar dalam menghadapi cobaan yg Allah berikan'."

"Sabar 5 kata yg sulit untuk dilakukan walaupun mengucapkannya mudah tak banyak manusia yg mampu bersabar dalam menghadapi cobaan yg Allah berikan kepadanya, padahal ketika Allah memberinya ujian disitu Allah ingin menaikan derajatmu jika kau sabar menghadapi cobaannya karna Allah tak akan memberikan cobaan diluar kemampuan hambanya."

Para jama'ah diam dan fokus memdengarkan ceramah ustadz khalid.

"Ketika diberi cobaan mereka menyalahkan Allah dan bukannya ia bersabar menghadapinya, la tahzan innalaha ma'ana janganlah bersedih sesungguhnya Allah bersama kita. Tetapi banyak yg menyalahkan takdir Allah karna telah memberi cobaan yg tak diinginkan olehnya misalnya anaknya meninggal, kerampokan, sakit dan masih banyak lagi. Padahal Allah memberi sebuah cobaan untuk melatih kesabaran mereka dan Allah rindu dengan curhatan doa-doamu di setiap akhir shalat."

"Ustadz, apa sabar itu ada batasnya?." Tanya salah seorang jama'ah.

"Masyaallah, gini ya ibu-ibu sabar itu tak ada batasnya jika sabar ada batasnya itu bukan sabar namanya." Ucap ustadz Khalid.

Semua jama'ah mengangguk paham atas penjelasan ustadz Khalid.

Waktu sudah menunjukan pukul 17.30, tetapi hujan masih belum reda juga ditambah alunan petir yg mengema dilangit membuat siapa saja akan menutup telinganya jika mendengarnya.

cadarku sayang,cadarku malangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang