"Masih ada cinta diatas cinta."
-Zahra almanauraEntah kenapa mereka semua kurang menyukai wanita bercadar dan kenapa wanita bercadar di cap teroris sedangkan wanita yg tak menutup auratnya dipandang biasa saja, jadi dimana keadilan ini.
Rasanya Zahra sedikit kesal dengan ucapan orang-orang yg menatapnya.
Teroris..
Isis radikal...
Fanatik...
Ihh..serem kaya ninja..
Awas maling...
Kayaknya wajahnya burik...
Sungguh rasanya aku ingin menjawab pertanyaan mereka satu persatu, seharusnya mereka mendukung kami yg memakai cadar bukannya malah menghina dan memaki kami dengan seenaknya.
"Bang Ziko." Ucapku menghampirinya.
"Yuk dek pulang." Ucapnya dengan tersenyum.
Aku berjalan disamping bang Ziko dan dengan tangan yg bergandengan tanpa sengaja aku tersandung batu yg membuat kaki ku sakit.
Bruk..
"Ya Allah dek, kalau jalan tuh ya pakai mata." Ucap Ziko lalu menolongku.
"Ya ampun bang, jalan itu pakai kaki bukan mata tau." Ucapku sambil memeganggi kaki ku.
Aku melihat orang yg berlalu lalang menatapku bahagia karena aku terjatuh, rasanya aku ingin mengumpati mereka satu persatu tetapi itu bukan hal yg baik, BUKAN?
"Tunggu disini abang bawa motor dulu." Ucap bang Ziko sedangkan aku hanya mengangguk saja.
Kini aku sendirian dan menunggu bang Ziko membawa motornya ditempat parkir dan aku harap tak akan terjadi apa-apa karna aku disini memakai cadar seorang diri.
Aku memainkan ponselku sambil mendengarkan murotal tiba-tiba ada yg datang dengan membawa sesuatu.
Buk..
Sebuah lemparan kardus mengenai tepat diwajahku, rasanya aku sangat kaget siapa yg melempariku kardus?
"Dasar teroris." Ucap seorang wanita yg lebih tua dariku
Deg..rasanya dadaku sangat sesak dan butiran bening pun rasanya ingin keluar tetapi aku tahan, dan siapa perempuan ini yg setega itu melepariku dengan kardus.
"Uhh..ninja." ucapnya lagi dengan nada sinis dan tatapan penuh kebencian.
Sedangkan aku hanya menunduk saja dan mendengarkan ocehan wanita itu dan dibarengi dengan istigfar.
"Dasar isis jangan-jangan bawa bom." Ucapnya dengan mendorongku.
Ya Allah rasanya dadaku semakin sesak mendengar ucapannya barusan, apa yg tadi wanita itu bilang membawa BOM! Untuk apa dirinya membawa bom menyalakan petasan saja takut apalagi membawa bom.
"Permisi mbk." Ucap seorang laki-laki.
Aku mendongkakkan kepalaku dan ternyata peia itu bang Ziko aku langsung memeluknya.
"Hiks..hiks..bang ziko..kenapa lama..hiks..hiks." ucapku sambil menangis dipelukan bang Ziko.
"Maaf dek tadi ada masalah kecil." Ucap bang Ziko dengan mengelus punggungku.
"Jangan-jangan kalian keluarga teroris ya." Ucap wanita itu.
"Jaga mulut anda jangan seenaknya berbicara." Ucap Ziko sedikit emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
cadarku sayang,cadarku malang
Acakdemi sebuah selembar kain hitam yg membalut wajah..cacian demi cacian dan hinaan demi hinaan sudah biasa untuk aku dengar selama memakainya tetapi tak pernah aku hirauankan,dasar teroris,terlalu fanatik,sok alim,sok suci kata-kata seperti itu sudah...