part 09

75 2 0
                                    

"Ujian terberat adalah jatuh cinta sebelum pernikahan".

🍁🍁

Jatuh cinta itu fitrah dan sebuah kebahagian tersendiri ketika kita bisa mengontrol perasaan cinta ini dan bagaimana cara kita bisa memposisikan cinta untuk ciptaannya dan penciptanya, kadang banyak yg salah memposisikan perasan cinta mereka dan lebih mengedepankan cintanya kepada ciptaannya dibanding penciptanya yaitu Allah swt.

Sebesar apapun kau mencintai hambanya tetaplah jadikan sang pencipta sebagai yg pertama sebab masih ada cinta di atas cinta, dan  banyak yg mencintai lawan jenis hanya karna ketampanannya tanpa memikirkan bagaimana akhlaknya, ilmu agamanya, dan mampukah dia membimbing kita kejalan yg Allah ridhoi atau malah sebaliknya tetapi mereka tak berpikir disitu yg mereka pikirkan hanya ingin mendapatkan cintanya tanpa memikirkan agamanya.

Dan benar ujian terbesar adalah jatuh cinta sebelum pernikahan.

***

Bel pulang sekolah berbunyi dan seluruh siswa siswi keluar kelas dengan berhamburan, kendaraan berlalu-lalang ditempat parkir.

"Na." Panggil Zahra sambil melirik Nana yg diam.

"Hmm."

"Udah dong jangan sedih lagi." Ucap Zahra yg berusaha membuat mood Nana menjadi baik lagi.

"Apa sih Nana gk sedih tau." Elak Nana sambil memperlihatkan sebuah senyuman palsu yg dapat Zahra lihat.

Zahra hanya tersenyum saja mendengar penuturan  sahabatnya itu dan senyuman palsunya, mungkin saat ini Nana butuh waktu untuk sendiri.

"Dek." Panggil seorang pria sambil melambaikan tangannya ke arah Zahra.

"Bang Ziko! Ngapain dia disini?." Ucap Zahra sambil berlari ke arah Ziko berdiri.

"Bang Ziko ngapain kesekolah Zahra?." Tanya Zahra yg aneh tak seperti biasanya.

"Ya mau jemput kamu lah dek." Ucap Ziko sambil tersenyum ke arah Zahra.

"OMG..siapa sih tuh cowok keren banget." Ucap Lola sambil berjalan mendekati Ziko.

"Tumben, biasa kan bang Ziko itu kedul." Ucap Zahra sambil menekan kata kedul.

Ziko hanya terkekeh geli mendengar perkataan adik perempuannya ini.

"Hay..cogan." ucap Lola dengan sangat centil.

Mereka bertiga bergidik ngeri melihat Lola yg sangat centil dan cara bicaranya yg terlalu lebay.

"Eh..bang cogan jangan deket-deket sama si teroris ini takut ditembak loh mending sama Lola." Ucap Lola dengan sangat PDnya.

"Jaga mulut lo dia adik gw dan jangan berani-beraninya ngehina adik gw sebelum menghina lebih baik intropeksi diri." Ucap Ziko sambil menatap tajam Lola.

Lola mengangga mendengar perkataan Ziko barusan, apa tadi dia bilang Zahra si teroris ini adiknya? Oh tidak, rencananya bisa gagal untuk dekat dengan Ziko.

Lola langsung pergi meninggalkan mereka bertiga dengan rasa kesal.

"Ayo pulang dek." Ajak Ziko sambil mengandeng tangan Zahra.

"Bentar bang, Nana belum dijemput." Ucap Zahra.

"Ya ampun Zah, udah gpp kok. Sana pulang duluan aja lagian Nana juga bakal naik angkot." Ucap Nana sambil tersenyum.

"Kamu yakin Na?." Tanya Zahra.

"Yakin Zahra udah sana pulang." Ucap Nana dan Zahra mengikuti ucapan Nana yg menyuruhnya pulang terlebih dahulu.

cadarku sayang,cadarku malangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang