Bel istirahat berbunyi dan semua murid keluar berhamburan dari kelas untuk menuju kantin.
"Na, kita kekantin yuk." Ajak Zahra sambil membereskan buku-bukunya.
"Nana males Zah." Ucap Nana dengan lesu.
Zahra melirik Nana yg sedikit berbeda untuk hari ini semenjak dia habis dari kamar mandi sifatnya berubah yg tadinya ceria jadi sedikit diam, entah ada apa dengannya?
"Kamu kenapa Na? Kalau ada apa-apa cerita sama Zahra, insyaallah Zahra dengerin kok." Ucap Zahra.
"Nana gpp kok Zah." Ucap Nana sambil tersenyum "ya udah ayo kita kekantin sekarang." Sambung Nana dan menarik tangan Zahra.
1 kata untuk saat ini hatiku sangat rapuh ya Allah, ketika hatiku ingin melupakannya dan menghapus rasa ini sungguh aku tak bisa! Mimpiku dulu ingin hidup berdua dengannya dalam suka dan duka tapi mimpi itu kini sirna ketika aku harus melepaskannya dan melupakannya.
Karna aku tau jika jodoh itu cerminan dari diri kita bukan? Jadi aku akan melupakannya tetapi aku akan memperjuangkannya lewat doa, doa disepertiga malam.
"Na, kok ngalamun sih?." Tanya Zahra sambil menyengol tangan Nana.
Lamunan Nana buyar seketika.
"Eh..iya Zah kenapa?." Tanyanya dengan sedikit kikuk.
"Kamu kenapa sih Na kok ngalamun tadi?." Tanya Zahra lagi.
"Oh gpp kok Zah, kamu mau pesen apa?." Tanya Nana sambil mencari bangku yg masih kosong.
Sorot matanya berhenti dipojok tetapi bangku itu dekat dengan Zaki! Oh ya Allah sesulit inikah moveon dari orang yg kita sukai apalagi dia kakel kita.
'Aku bisa moveon dari a Zaki.' Batin Nana sambil tersenyum.
"Zah, nana mau pesen makanan dulu ya." Ucap Nana yg diangguki oleh Zahra.
Kini Zahra duduk seorang diri dan geng "family L" menghampirinya yg diketuai oleh Lola.
"Hey teroris minggir kita mau duduk." Ucap Lala dengan gaya bicara yg lebay.
"Iya minggir deh, teroris kaya lo mending duduk dibawah." Ledek Lili dengan gaya lebayna dan dengan penampilan yg terlalu ramai untuk anak sekolah.
"Tapikan Zahra udah duluan duduk disini." Ucap Zahra memberanikam diri untuk apa dia takut dengan geng "family L" mereka bukan Allah yg harus ditakuti lagi pula mereka sama dengan kita makan nasi juga, jadi untuk apa takut.
"Guys..ambil air." Titah Lola.
Lili berlari membawa air untuk diberikan kepada Lola.
"Nih, princes Lola." Ucap Lili.
"Thanks." Ucap Lola.
Byur..
Lola menyiramkan air kewajah Zahra lalu tertawa terbahak-bahak.
"Rasain lo." Ucap Lola sambil tersenyum sinis.
Zaki yg melihat keributan dikantin langsung menghampirinya.
"Kalian." Ucap Zaki dan menghampiri Zahra dan Lola.
Kini jilbab dan cadar Zahra basah kuyup akibat air yg disiram oleh Lola.
"Zaki." Ucap Lili dengan gaya centilnya dan gaya bicaranya yg semakin lebay ketika melihat Zaki.
"Kalian apain Zahra?." Tanya Zaki.
"Kita gk ngapa-ngapain Zahra kok, iya gk guys." Ucap Lola.
"Yes."
"Eh, bukannya kita tadi marahin Zahra sama nyiram Zahra pakai air ya." Ucal Lili yg membuat "family L" melirik Lili dengan tajam.
"Lili." Teriak mereka yg kesal dengan Lili, Lili itu antara polos sama bodoh.
"Kenapa sih kalian selalu ganggu Zahra emang Zahra ngapain kalian sampai-sampai kalian suka jahatin Zahra?." Bentak Zaki yg membuat mereka takut.
Disisi lain terlihat seorang gadis sedang menatap kejadian itu dan ia bisa melihat cinta dimata Zaki untuk Zahra sahabatnya, sedangkan cinta untuknya tak ada sama sekali! Ini keputusan yg benar untuk melupakan Zaki dan menghapus rasa cintanya.
"Zah kamu beruntung bisa dicintai sama Zaki." Guman Nana dengan senyum terpaksa.
Ternyata sesakit inikah mencintai seseorang yg tak pernah dibalas.
Lola dan geng-geng nya pergi meninggalkan kantin karena malas mendengar ocehan merdu dari Zaki.
"Kamu gpp kan Zah?." Tanya Zaki.
"Alhamdulillah gpp a, makasih udah nolongin Zahra." Ucap Zahra sambil menunduk.
Nana datang menghampiri Zahra dan dia seolah-olah tak tau kejadian barusan.
"Zah, ini makanannya Nana udah lapar." Ucap Nana sambil menaruh makanannya.
"Na, kapan sih kamu dewasa dan kamu gk liat apa kalau jilbab sama cadarnya Zahra basah dan kenapa di otak kamu selalu mikirin makanan." Ucap Zaki yg membuat dada Nana sesak.
"A Zaki, udah gpp lagian Nana kan gk tau apa-apa." Ucap Zahra yg tau tentang perasaan Nana.
"Maaf." Ucap Nana dengan bibir yg bergetar dan rasanya ia ingin menangis.
"Lebih baik simpan maaf kamu dan sekarang coba kamu belajar jadi lebih dewasa." Ucap Zaki.
Sungguh Zahra kesal dengan Zaki bisa-bisanya Zaki memarahi Nana dan menyebutnya belum dewasa.
"Maaf ya a Zaki, Nana itu sangat..sangat dewasa dan Nana juga sahabat terbaik bagi Zahra karna cuma Nana yg masih bertahan dengan Zahra." Ucap Zahra sedangkan Nana pergi meninggalkan kantin tanpa memakan makanannya sama sekali.
"Nana." Teriak Zahra yg melihat Nana pergi begitu saja.
Zaki menatap punggung Nana yg kini semakin jauh dari penglihatannya dan kenapa Nana bisa pergi begitu saja tanpa memakan makanannya? Sebenarnya ada apa dengan Nana tak biasanya dia seperti ini, apa gara-gara perkataannya barusan yg terlalu kasar tetapi tak mungkin! Karna ia pernah mengatakan sesuatu yg kasar ketika kesal Nana selalu mengejar-ngejarnya.
Nana pergi kebelakang sekolah dan menangis sejadi-jadinya, rasanya ia benci semuanya! Ia benci semua tentang Zaki semuanya.
"Nana benci a Zaki hiks...hiks..benci semuanya tentang a Zaki." Ucap Nana sambil menangis sesegukan.
Zahra mencari-cari Nana tetapi tak menemukannya sama sekali.
"Ya Allah Na, kamu dimana sih." Guman Zahra yg cemas dengan keadaan Nana.
Ia tau jika kondisi hati Nana sedang dalam mode buruk ia takut jika Nana akan berbuat hal-hal yg tak diinginkan.
"Assalamuakaikum, Zah." Sapa seorang pria dengan suara bass.
"Wa'alaikumussalam." Ucal Zahra dan menengok ke arah suara.
"Kamu lagi ngapain disini Zah dan kemana Nana tumben gk sama kamu?." Tanya Adnan.
"Ehm..Zahra lagi nyari Nana pak tapi gk ketemu-temu." Ucap Zahra dengan nada sendu.
Adnan inisiatif membantu Zahra untuk mencari Nana.
Warning!!
Alhamdulillah penyakit malasku kumat lagi😂jadi males ngetik maaf ya jadi pendek ceritanya dipart ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
cadarku sayang,cadarku malang
Sonstigesdemi sebuah selembar kain hitam yg membalut wajah..cacian demi cacian dan hinaan demi hinaan sudah biasa untuk aku dengar selama memakainya tetapi tak pernah aku hirauankan,dasar teroris,terlalu fanatik,sok alim,sok suci kata-kata seperti itu sudah...